Bingung

153 13 2
                                    

Setelah dari kantin, gue langsung pergi ke kelas.

Tiba-tiba....
DOORRR......

"Astagfirullah al'azim" ucap gue sambil mengelus2 dada gue karena kaget. "Maap dehhh, hehe bercandaa" ucapnya tersenyum memperlihatkan  giginya yg rapi dan putih.

Gue pun tak menghiraukannya, gue langsung masuk ke dalam kelas dan segera duduk dibangku gue.

"Ve" panggil dev. "Apa?" Tanya gue. "Lu knp sih jadi pendiem gini?" Tanyanya. "Gpp, i'm okay" ucap gue. "Tapi kok dari tadi sedih amat mukanya?" Tanyanya lagi. "I'm okay, don't worry" ucap gue tersenyum.

Sepanjang jam pelajaran gue tak lagi mengobrol dgn dev.

Dan, jam pulang pun berbunyi...
Tringg.... Tringgg.... Tringggg.....

Gie langsung memasukkan buku2 ke dalam tas dgn cepat. Dan gue pun lngsng pergi meninggalkan kelas, tapi langkah gue terhenti.

"Ve, lu knp sih? Kok jadi gini?" Tanya dev bingung. "Gue gpp" ucap gue singkat. "Semenjak lu tadi abis ke kantin sama leo skrng lu jd berubah gini?" Tanyanya lagi. "Gausah nyalahin orang, i'm fine dev" ucap gue kesal sambil mencoba menahan airmata. "Please dev, gue cape. Gue mau pulang" ucap gue dan lngsng pergi meninggalkan dev.

Gue lngsng segera pulang, karena gue udh ga bisa nahan airmata gue. Gue lebih milih nangis di jalan dari pada nangis di depan dev/leo.

Dan akhirnya sampai juga gue dirumah.

"Ve kamu knp nak?" Tanya ibu gue khawatir.

Gue pun langsung memeluk ibu gue erat2.

"Ve bingung bu, ve ga tau hati ve itu untuk siapa. Ve ga mau liat leo ataupun dev sakit hati" ucap gue yg sudah menangis tak berhenti.

Ibu gue langsung melepaskan pelukannya dan menyuruh gue untuk duduk.

"Sini nak kamu duduk dulu" perintahnya. Gue pun segera duduk. "Kamu ga usah bingung, hati kamu nyamannya sama siapa? Karena hati itu ga pernah bohong" ucapnya.

"Ve bingung, ve pacaran sama leo tapi ve ga bisa ngerasain seneng. Lain sama dev, setiap deket sama dev pasti ve bawaannya seneng" ucap gue. "Itulah jawabannya" ucapnya. "Maksud ibu?" Tanya gue. "Berarti hati kamu memilih dev, hati kamu nyamannya sama dev, dan hati kamu ga bisa dipaksain buat leo" ucap gue.

"Kamu udh cukup dewasa untuk menentukan pilihan hati kamu sendiri, selagi kamu bahagia. Ibu juga bahagia" ucapnya tersenyum dan pergi meninggalkan gue.

Gue pun masuk ke dalam kamar untuk memikirkan perkataan ibu tadi.

Gue duduk di kasur sambil menatap foto leo dan dev di hp gue.

Gue bingung harus pilih siapa? Gue sayang sama leo dan gue juga sayang sama dev. Gue ga mau bikin salah satu dari mereka ada yg sakit hati gara2 gue.

Airmata gue mulai menetes satu-persatu.

Hari esok pun tiba, gue berangkat sekolah dgn rasa tidak semangat.

Gue pun lnsgng masuk kedalam kelas yg masih sepi, dan gue pun duduk di bangku gue.

Tiba-tiba gue menemukan rangkaian bunga mawar merah di kolong meja dan juga ada sekotak cokelat.

"Siapa ya yg ngasih ini ke gue?" Tanya gue bingung.

Tiba-tiba dev masuk kedalam kelas.

"Pagi cewe kalenggg" teriaknya dan lnsgng menghampiri gue. "Pagi" ucap gue tersenyum. "Gimana suka ga sama hadiahnya?" Tanyanya. "Hadiah? Hadiah apaan?" Tanya gue bingung. "Itu cokelat, suka ga?" Tanyanya. "Ohh itu, gue kira siapa yg ngasih. Tau2nya lu" ucap gue. "Kenapa ga suka ya?" Tanyanya lagi. "Engga kok, gue suka" ucap gue tersenyum.

FarewellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang