11

14K 697 2
                                    


"Kak, gue mau ngomong bentar deh sama lo.." Albert tiba tiba menatap Dega serius.

"Pa'an sih? Serius amat.. duduk sana dulu yok.." Dega menatap Albert heran dan mengajaknya duduk di sofa yang ada di depan televisi.

"Kak.."

"Hmm?"

"Kok sikapnya Alexa di rumah sama di sekolah beda sih?" Dega langsung menoleh menatap Albert dengan serius.

"Mm.. dia tu emang kayak gitu sejak..." Dega memberi jeda pada perkataan nya.

"Sejak apa kak?" Albert menatap Dega penasaran.

"Sejak Tente Sinta nikah sama papa." Dega menunduk.

"Tante Sinta? Itu siapa?" Albert masih menatap Dega penasaran.

"Tante Sinta itu Mama tiri gue sama Alexa. Dia nikah sama papa 2 tahun lalu."

"Terus?"

"Alexa benci banget sama papa waktu dia nikah sama tante Sinta."

"Kenapa?"

"Soalnya papa nikah sama Tante Sinta tanpa minta pendapat kita dulu. Papa cuma bilang dia butuh teman hidup. Terus tiba tiba papa ngenalin Tante Sinta dan bilang kalo papa mau secepatnya nikah sama dia."

"Pantesss... lha, lo ga benci sama Papa lo sama Tante Sinta kak?"

"Gue juga benci sih. Tapi bedanya gue benci sama kejadian itu, bukan orangnya. Jadi setidaknya gue masih bisa mencoba buat menerima Tante Sinta."

"Ooooo..." Albert hanya bisa ber-oh ria mendengar penjelasan panjang lebar dari Dega.

"Lagian Alexa juga kenangan buruk soal sekolah"

"Hah?! Kenangan buruk apa'an?" Albert lagi lagi menatap Dega heran.

"Jadi, dulu itu.. waktu Alexa masih kelas 2 SMP, nilainya banyak banget yang merah. Terus papa sering marah marah sama Alexa gitu.. bahkan sempat suatu peristiwa Papa mukul Alexa. Alexa nangis dan cuma bisa curhat sama gue." Dega menarik nafas bersiap melanjutkan ceritanya.

"Gue pikir papa kayak gitu karena Mama kandung gue udah meninggal. Gue berpikir kalo papa tertekan karena harus ngurus gue sama Alexa sendirian." Dega semakin menundukkan kepalanya.

"Itu terjadi waktu papa belum nikah sama Tante Sinta. Terus beberapa bulan setelah itu papa nikah sama Tante Sinta. Alexa marah, benci, sebel, tertekan karena tiba tiba aja papa nikah sama Tante Sinta. Dia berpikir kalo papa udah nggak peduli sama dia semenjak Tante Sinta dateng ke kehidupan papa. akhirnya dia memutuskan kalo dia harus bisa pinter tanpa bimbingan dari papa dan Tante Sinta karena emang papa sama Tante Sinta selalu sibuk sama pekerjaan nya tanpa meduli'in gue sama Alexa.." Dega menghela nafas kasar. Lalu Albert memegang bahu Dega untuk menenangkannya.

"Terus apa yang terjadi?" Albert menatap Dega prihatin.

"Pelan pelan nilai Alexa mulai naik dan akhirnya dia selalu jadi peringkat pertama di kelas kan(?) Ya.. walaupun bukan peringkat pertama paralel. Perlahan papa makin bangga sama Alexa. Tapi semuanya udah terlambat. Alexa udah terlanjur benci sama papa."

"Dia nggak pernah punya temen dari kelas 2 SMP sampe sekarang. Ini baru pertama kalinya ada orang jenguk dia waktu dia sakit. Gue mohon sama lo ya.. plisss lo tetep jadi temennya" Dega mengakhirinya dengan menatap Albert memohon.

Albert pun mengangguk tanda setuju. Lalu Dega tersenyum kepada Albert.


Ting tong..


Tiba tiba bel rumah pun berbunyi. Sontak Dega dan Albert menengok ke arah pintu depan.

Dan kebetulan sekali Bi Inah datang untuk memberikan minuman untuk Dega dan Albert.

"Bi, tolong bukain pintunya ya" ucap Dega ramah.

"Iya den." Bi Inah berjalan ke arah pintu dengan masih membawa nampan.

Bi Inah masuk mengikuti seorang perempuan paruh baya di depannya. Melihat itu Dega langsung mengalihkan pandangannya ke arah gelas berisi jus mangga dan meminumnya.

"Itu Tante Sinta ya?" Albert berbisik ke telinga Dega setelah melihat perempuan itu.

Dega hanya mengangguk mendengar bisikan dari Albert.

Mulut Albert membentuk 'o' namun tidak bersuara.

"Ini temen nya Dega ya?" Dengan tiba tiba, Sinta menghampiri Albert dan tersenyum ramah. Albert juga membalasnya dengan tersenyum sopan.

"Iya tante, saya juga temennya Alexa. Kenalin nama saya Albert." Albert langsung bersalaman dengan Sinta.

"Dega, temennya diajak makan gih.."

"Oh.. nggak usah repot repot tan, saya bentar lagi juga mau pulang" tolak Albert lembut.

"Ya udah kak, gue pulang yak.."

"Ya.. ati ati" Dega dan Albert langsung berhigh five.

"Permisi tante"

"Iya, hati hati ya Albert"

"Iya tan." Albert tersenyun ramah lalu keluar dari rumah itu.

...

"Kamu sudah makan Dega" Sinta menatap Dega sambil tersenyum.

"Udah kok tan. Tan, Dega ke kamar dulu ya. Capek ni" kata Dega datar lalu langsung meninggalkan Sinta di tempat duduknya.

Melihat itu Sinta hanya menggelengkan kepalanya dan menunduk sedih.

______---------------------______

Gimana gaes? Maap yak kalo gaje..
Jangan lupa voment nya yak.. ^_^


Cool Girl  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang