30

12K 500 1
                                    

Sudah beberapa bulan sejak kejadian itu. Zee sudah keluar dari rumah sakit dengan tangan terkait pada tangan Andra.

Ya. Sepeti yang kalian pikirkan. Mereka pacaran.

Semuanya berubah. Menjadi lebih baik tentunya. Alexa, Albert, Elco, Dhika, dan Reza pun juga sudah melancarkan pentasnya dan mendapat penghargaan sebagai juara kedua di perlombaan musik itu.

Alexa senang. Semua senang. Kini Alexa lebih ramah dan lebih banyak tersenyum saat di sekolah maupun di tempat lain. Ia mempunyai banyak teman. Verona yang dulu sempat kesal padanya sekarang justru menjadi sahabatnya dan tentunya Zee juga.

Banyak teman seangkatan maupun adik kelas yang mendukung hubungan Alexa dan Albert, yaaa... walaupun kadang ada beberapa orang yang memakinya karena menggoda Albert padahal kenyataannya tidak.

Alexa juga mulai sering menghabiskan waktu luang bersama keluarganya. Ibu tirinya lebih tepatnya.

Semuanya sudah berubah menjadi lebih baik. Kini Alexa, Albert, dan teman teman seangkatan mereka harus berjuang di Ujian Nasional agar lulus dengan nilai memuaskan.

.

"Lex, ini gimana caranya?" tanya Zee kepada Alexa yang duduk di sampingnya.

Sekarang Alexa, Albert, teman teman Albert, Zee, dan Verona sedang berada di rumah Alexa. Akhir - akhir ini mereka memutuskan untuk selalu belajar kelompok setiap pulang sekolah dalam waktu dan tempat yang berbeda.

"Oh..., itu pake eliminasi aja. Caranya gini..., terus gini..., habis itu dikurangin kalo tandanya sama." jelas Alexa panjang lebar.

"Owh... oke, gue coba kerjain soal yang sama." jawab Zee.

"Haaaahhh... otak gue jebol." teriak Albert tiba tiba dan menjambak rambutnya sendiri kemudian akhirnya menjatuhkan punggungnya di karpet macan yang sedang mereka duduki itu dengan posisi tangan yang masih menjambak rambutnya sendiri.

"Al." panggil Alexa geram lalu menatap Albert tajam.

"Udahan deh, Lex. Kita udah belajar selama SA-TU SE-TE-NGAH JAM!" ucap Albert penuh penekanan.

"Ni, kalian kan udah belajar lama. Minum dulu ni." tiba - tiba Sinta, Mama Alexa datang membawa 8 gelas jus mangga.

"Ah tante..., jadi ngerepotin deh." ucap Albert sambil mengambil salah satu gelas.

"Sok alim lo. Ngambil pertama aja..." cerca Elco sambil menoyor kepala Albert. Yang lainnya hanya tertawa kecil.

"Makasih tante." ucap Verona ramah.

Alexa tersenyum dan menutup bukunya. Ia mengambil satu gelas dan meminum setengah isinya.

"Makasih ma." ucap Alexa sehabis meminum.

"Ayo makan dulu" ajak Sinta yang sudah berada di meja makan untuk menyiapkan piring piring.

"Nggak usah tan, jadi ngerep...-"

"Tante nggak terima protes. Ayo makan atau besok besok nggak boleh kesini lagi." ancam Sinta dengan tatapan tajam lalu beberapa detik kemudian tersenyum manis.

"Udah ayok makan." ajak Alexa sambil berdiri dan menuju ke meja makan lebih dulu dan diikuti yang lain.

.

"Aku mau ngomong deh." ucap Albert sambil menarik tangan Alexa saat yang lainnya fokus menonton film di ruang keluarga.

Terlihat tangan Vicky dan Verona saling mengait. Begitu juga tangan Andra yang melingkar di pundak Zee. Mereka terlalu fokus menonton film.

"Apa sih, Al?" tanya Alexa yang sedang ditarik Albert menuju ke ayunan dekat kolam renang yang berada di samping taman belakang rumah Alexa.

Albert mengajak Alexa duduk disitu dan merangkulnya. Alexa bingung dan menatap Albert dengan tatapan 'apa?'

"Nggak. Cuma pengen ngabisin waktu sama kamu aja." Albert menyeringai dan Alexa memukul perut Albert pelan.

"Kamu... mau lanjut kemana?" tanya Albert menatap kolam renang. Tatapannya terlihat khawatir. Ia takut dengan jawaban yang akan dilontarkan dari mulut Alexa.

Mendengar pertanyaan itu, Alexa terlihat gelisah dan bingung harus menjawab apa.

Ada sesuatu yang disembunyiin.

Ucap Albert dalam hati. Perlahan tangan Albert bergerak untuk menggenggam tangan Alexa erat. Ia menatap Alexa sambil tersenyum tipis. Alexa menatap Albert. Mata Alexa memancarkan kegelisahan.

"Nggak papa. Ngomong aja." kata Albert sambil mengusap punggung tangan Alexa.

"Mmh... Aku... Aku mau ke... J-Julliard." ucap Alexa sambil menunduk gugup.

"Aku dapet beasiswa disana. Maaf aku nggak ngasih tau kamu. Aku cuma takut kamu marah. Aku nggak mau memberi kenangan buruk ke hubungan kita sebelum aku ke sana." mata Alexa berkaca - kaca.

Kedua tangan Albert terangkat untuk menangkup pipi Alexa. Menariknya ke atas sehingga Albert dapat meihat mata Alexa yang berkaca kaca.

"Nggak papa. Aku tanya kamu soal ini karena aku juga mau ngasih tau kamu kalo aku bakal... Mmh.. lanjut ke Oxford." Alexa sempat terlonjak kaget namun kembali normal dan tersenyum tipis.

"Kita nggak akan lost contact kan?" Alexa kembali menunduk.

"Nggak akan. Liat mata aku. Janji kalo kita akan saling mengabari walau jauh. Oke?"

"Janji"

"Love you, Alexa."

"Love you too, Albert."

Albert pun mendekatkan wajahnya ke wajah Alexa. Alexa sadar apa yang akan dilakukan Albert hanya menutup mata. Dengan cara itu, mereka menyalurkan rasa cinta mereka.

______---------------------______

Hai hai...
Bentar lagi selese ni, hiks hiks hiks.. T_T

Jangan lupa VOTE and COMMENT yaa... ^_^

Cool Girl  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang