21

12.7K 548 21
                                    


Seperti biasanya, Albert selalu bertemu dengan Alexa di koridor sekolah. Tapi hari ini sepertinya akan ada yang berbeda.

"Hai." Sapa Albert yang berhadapan dengan Alexa.

"Hai." Alexa membalas sapaan Albert dengan senyuman malu - malu.

Teman teman Albert langsung terperanjak kaget melihat peristiwa yang jarang terjadi itu.

"Kesambet apaan tu anak bisa senyum sama lo?" ucap Andra masih memperhatikan Alexa yang sudah menjauh dengan tatapan terpesona.

"HEH! Ngeliatinnya biasa aja... punya gue itu." teriak Albert sambil mengusap wajah Andra kasar.

"Lo udah jadian?" pertanyaan Kian membuat Albert menunduk dan diam seribu bahasa.

"Gue... gatau." Albert akhirnya berbicara sambil mengendikan bahunya.

"Gimana bisa gatau? Kan lo yang ngejalanin."

"Ya gue gatau. Itu aja." Albert benar - benar menunduk sekarang.

"Oke. Lupain. Pertanyaan Kian emang gak masuk akal." ucap Vicky setelah menyadari wajah Albert yang muram.

"Iya. Lupain aja. Ngomong ngomong soal jadian. Ada yang baru jadian ni." ucapan Kian membuat Albert, Andra, dan Elco menatap Kian.

"SIAPA?!" Teriak mereka bertiga berbarengan.

"Tu. Yang kagak teriak." Kian menunjuk Vicky satu - satunya cowok yang tidak berteriak,  dengan matanya.

"WHAT THE FUCK!!! BENERAN VICK?!" teriak Elco heboh.

"Hehehe... Yes. Tapi ngomong nya nggak usah teriak teriak bisa kan?" Vicky hanya meringis malu.

"Verona?" Tanya Andra dengan wajah datarnya.

"Ehm..., iya." Andra hanya manggut - manggut mendengar jawaban Vicky.

"Lo marah?" tanya Vicky.

"Nggaklah. Buat apa? Gue tu lebih mentingin sahabat daripada pacar. Beruntung lo punya temen kek gue." Andra langsung merangkul Vicky dan membanggakan dirinya.

"Beeee... dasar!" teriak Albert, Kian, dan Elco tepat di telinga Andra sambil menjitak kepala Andra bersamaan.

"Sakit bego!" Ucap Andra sambil mengelus kepalanya, bekas kejahatan tiga temannya itu.

"Udah... balik kelas yok?" Ajak Albert.

"Yok." Balas Vicky

Baru saja berbalik, Albert menabrak seorang cewek yang sedang membawa es jeruk. Otomatis es jeruk itu berpindah ke baju Albert.

"Lo bisa liat ga..-"

"Sory sory, Al. Ni... lo pake jaket gue aja buat lap" ucapan Albert seketika berhenti melihat siapa yang menabraknya.

Alexa.

"Al, sory. Ni jaketnya pake aja." Alexa menyodorkan jaket hoodie hitamnya kepada Albert.

Albert masih pada posisinya tadi. Diam, mulut tertutup rapat dan menatap Alexa lekat lekat.

"Al?" Alexa melambai - lambaikan tangannya di depan wajah Albert dan membuat lamunan Albert buyar.

"Hah? Apa?"

"Ini jaketnya"

"Nggak usah. Nanti juga kering."

"Beneran ni?"

"Iya, Alexaa.. lo juga ngapain sih beli es jeruk pagi pagi gini? Nggak dingin emang?" Alexa hanya menggeleng mendengar perkataan Albert.

Tiba - tiba Albert memiliki ide untuk modus pada Alexa.

"Gue yang dingin" Albert menatap bajunya sambil memanyunkan bibirnya.

"Maaf, Al. Gue harus gimana?" Wajah Alexa benar - benar menunjukkan rasa bersalahnya sekarang.

Mendengar jawaban yang di inginkan, Albert langsung mengulurkan tangannya ke depan Alexa. Sontak, Alexa menatap Albert bingung.

"Pegang tangan Gue. Biar gue nggak kedinginan"

"Tapi, kan..-"

"Ais... sst.. sst.. sst.. nggak ada tapi tapian. Cepetan. Gue kedinginan ni, lo harus tanggung jawab."

Perlahan Alexa mengangkat tangannya. Wajahnya benar benar merah sekarang. Saat tangan Alexa hampir mendekati tangan Albert, Alexa berniat menariknya kembali namun tangan Albert yang besar dan kasar dengan cepat menyambar tangan Alexa lalu menggenggamnya erat.

"Hangat." ucap Albert singkat.

"Apanya yang hangat coba. Ish.. lepasin Al. Malu tau.."

"Hatiku yang 'hangat'. Lagian ngapain malu coba. Kalo sampe ada yang ngejudge kamu, bakal aku bunuh orang itu. Tenang aja." Albert mengeratkan genggamannya sedangkan Alexa yang blushing hanya menunduk. Bahkan Albert mengubah logat 'lo-gue' nya menjadi 'aku-kamu'.

Teman - teman Albert menatap Albert dengan tatapan 'dasar modus'.

"Modus lo" teriak Andra tepat di belakang Albert.

"Diem lo nyet." Albert langsung menoyor kepala Albert.

"Yuk ke kelas, lex" ajak Albert masih dengan tangannya yang menempel di tangan Alexa.

Setelah beberapa langkah mereka berjalan dalam diam, akhirnya Albert membuka pembicaraan.

"Sejak kapan Alexa yang ku kenal jadi pendiem gini?"

"Ih... malu Al. Lagian status kita juga belom jelas." Mendengar itu, Albert terperangah. Ia kaget. Hatinya mencelos. Perlahan Albert melepas genggaman tangannya.

"Kalo menurut kamu status ku sama kamu belom jelas, terus kenapa kamu nyebut aku sama kamu itu 'kita'?" tanya Albert dengan nada sedih.

Alexa mengangkat kepalanya menatap Albert yang juga sedang menatap manik mata Alexa.

Perlahan Albert menunduk lalu berjalan ke kelasnya meninggalkan Alexa.

Seseorang memegang bahu Alexa.

Andra dan teman teman Albert yang lain.

"Kayaknya lo jangan bahas status dulu deh Lex. Jalanin aja." Alexa menunduk merasa bersalah dengan pertanyaannya kepada Albert tadi.

"Gapapa. Nanti juga balik kayak biasa. Biar kita yang ngomong sama Al. Lo masuk sana" kata Kian berusaha menenangkan Alexa. Alexa mengangguk pelan lalu berjalan memasuki kelasnya.

Tanpa mereka sadari, seseorang memperhatikan kejadian itu dari kejauhan.

"Mereka nggak boleh bareng. Mereka harus pisah" bisiknya.


______---------------------______


Hai... hai...
Singkat aja. Jangan lupa VOTE and COMMENT nya yaaa... ^_^

Cool Girl  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang