2

28.4K 1.2K 8
                                    


Terlihat sebuah ruangan besar. Terdapat kasur yang lumayan besar, TV LED tepat di depan kasurnya, sebuah pintu menuju balkon yang lumayan luas, lemari baju besar di pojok kamar, sebuah meja kecil di samping kasur, dan sebuah meja belajar di samping TV (bayangin sendiri ya kayak gimana ^▁^).

Ini adalah kamar Alexa. Semuanya bernuansa putih. Lemari baju, sprei kasur, meja penopang TV, dll. semuanya serba putih, karena Alexa menyukai warna putih.

Brak..

pintu kamar dibuka dengan keras oleh Alexa, ia melempar tasnya ke meja belajar lalu membaringkan tubuhnya ke kasur. Ia menempatkan tangannya dia atas dahinya.

"Huuffffttt... capek.." keluhnya. Maklum jika Ia lelah, ini sudah pukul setengah 6 dan Ia baru saja pulang.

Tok tok tok

Ada seorang perempuan paruh baya yang membuka pintu kamarnya.

"Non, makan malam nya sudah siap dibawah" kata perempuan itu lembut.

"Iya bi, nanti aku turun, aku mau mandi dulu. Makasih bi." Alexa menatap Bi Inah, pembantunya, sekilas dan kembali menutup matanya.

"Non, mau disiapkan air untuk mandinya?" Tanyanya lagi.

"Boleh bi." Alexa tetap menutup matanya. Bi Inah langsung menuju ke kamar mandi yang bersatu dengan kamar Alexa. Setelah beberapa menit, Bi Inah keluar dari kamar mandi.

"Sudah non, saya turun dulu ya non" Bi Inah menunggu jawaban dari Alexa.

"Iya bi, makasih bi" jawab Alexa. Setelah itu Bi Inah keluar dari kamar Alexa.

Sikap Alexa di sekolah dan di rumah memang berbeda. Walaupun tetap jutek, tapi saat dirumah Ia bisa bicara lebih lembut dan sopan daripada di sekolah.

Ia sangat benci sekolah karena memiliki kenangan yang buruk tentang itu. Bi Inah adalah orang nomer 2 yang paling dipercaya oleh Alexa setelah Dega, kakaknya, karena Bi Inah sudah bekerja di rumah Alexa sejak Alexa kecil.
Di rumah itu, Alexa tinggal di bersama kakak laki - lakinya yang bernama Dega, Ibunya, dan Ayahnya.

                    * * *

Saat Alexa sudah selesai mandi ia langsung turun kebawah untuk makan malam. Terlihat semuanya sudah berkumpul. Kakaknya, Ibunya, dan Ayahnya. 
Alexa langsung duduk di samping Kakaknya.

"Lo kenapa? Muka lo ditekuk gitu" Dega bertanya sambil tetap makan.

"Emang tiap hari kayak gini kan?" Alexa menatap Dega heran.

"Beda aja sama yang biasanya" Alexa melanjutkan makannya tanpa menjawab Dega.

Alexa memang sangat dekat dengan Dega, karena semua orang di rumah itu sibuk dengan pekerjaannya tanpa memperhatikan Alexa kecuali kakaknya, Dega. Dega adalah orang yang paling mengerti Alexa.

"Gimana sekolah kamu, Alexa?" Tanya ayahnya.

"Tumben ayah tanya, biasanya juga Alexa nggak pernah diperhatiin." Alexa tetap melanjutkan makannya.

"Hussh.. gausah gitu juga kali" Dega berbisik pada Alexa.

"Lha.. emang bener kan kak? kita emang ga pernah DIPERHATIIN kan?" Alexa berkata sambil menekankan kata katanya. Belum habis makanannya, Alexa berdiri dari duduknya.

"Aku udah kenyang, aku kekamar dulu" katanya yang langsung pergi kekamar. Dikamar Ia hanya bermain game online menggunakan laptop yang disambungkan dengan wi-fi yang ada di rumahnya itu.

Ia tidak terlalu dekat dengan ibunya yang sekarang karena itu adalah ibu tirinya. Ibu kandungnya sudah meninggal sejak 3 tahun lalu. Setelah itu, 1 tahun sejak ibu kandungnya meninggal, ayahnya menikah dengan perempuan itu tanpa memperdulikan pendapat Alexa dan Dega. Sejak itu, Alexa menjadi sangat tertutup kepada orang - orang disekitarnya termasuk Ayahnya. Hanya Degalah yang setia mendengarkan curhatnya. Bahkan sampai saat ini, Alexa masih memanggil perempuan itu dengan sebutan tante, sama dengan Dega.

"Hai.." Dega masuk ke kamar Alexa tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Ia berdiri di belakang kursi yang diduduki Alexa sambil memegang bahu Alexa.

"Lo tu ya, kebiasaan kalo lagi bete trs main game online." Dega menatap layar laptop Alexa.

"Biarin... wleeee.." Alexa menjulurkan lidahnya menatap Dega.

"Tidur gih, capek kan lo" Dega berjalan ke arah balkon. Alexa menengok melihat jam yang ada diatas pintu kamarnya.

"Kak, ini lagi jam 7, lo nyuruh gue tidur? Ga salah?" Alexa menatap Dega heran.

"Ya kan lo capek, cepetan gih tidur" Dengan cepat Dega menutup layar laptop Alexa.

"Ihhhh, kak, nanti rusaaakkkk" Teriak Alexa di depan wajah Dega.

"Kan tinggal dibenerin, gih tidur"

Dega berjalan menutup pintu balkon, jendela, dan gorden. Alexa pun langsung berbaring di kasur, menarik selimut, dan tidur. Setelah Alexa menutup mata, Dega berjalan menuju pintu untuk keluar dari kamar Alexa. Sebelum keluar, Dega sempat menatap sekilas Alexa dengan sedih, lalu menutup pintu kamar Alexa.

                   * * *

Cool Girl  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang