Bagian 2

198 6 0
                                    

Hari ini aku berangkat kuliah. Aku memulai pagi ini dengan bangun tidur (ya iyalah, semua orang juga gitu). Wah, perut dah keroncongan nih, saatnya sarapan!

Aku pun bersiap-siap untuk kuliah dan menuju ke ruang makan. Disana sudah ada papa, mama, Naomi, dan.. pangeran es alias Dhika. Huh, aku masih kesal pada Dhika, tapi mau gimana lagi, aku harus menerima kenyataan.

"Pagi semua" Sapaku pada semua orang. Mereka semua tersenyum, kecuali Dhika. Huh, entah kenapa dia tidak pernah tersenyum.

Aku pun duduk di samping Naomi dan di depanku ada Dhika (nasib aku makan di depan pangeran es).

Kami semua pun mulai sarapan. Sengaja aku tidak memberitau kalian apa yang kumakan, yah takutnya aja kalian malah pengen lagi. Hehehe..

"Key, kamu nanti berangkat sama Dhika ya" Ucap papa membuatku terkejut.

"Uhuk!" Aku tersedak makanan saking kagetnya.

"Kak, minum dulu nih.." Naomi lamgsung memberikanku segelas air putih, dan yang benar saja, satu gelas penuh langsung habis aku minum.

"Gak usah pake kaget juga Key, kan Dhika juga kuliah di kampusmu" Ucap mama yang membuatku tambah kaget.

mungkin aku lebay, tapi inilah aku.

"Pa, aku naik motor aja, lagian Dhika kan naik mobil, aku juga biasanya berangkat sendiri" Protesku sambil memasang muka melas, ya siapa tau papa jadi kasian sama aku.

"No, no, no. Kamu harus berangkat sama Dhika. Dhika itu belum tau kampus ada di mana." Huftt.. Sial banget sih hidupku ini.

Aha! Aku ada ide. "Pa, gimana kalo aku naik motor terus Dhika naik mobil. Nanti Dhika ngikutin aku dari belakang" Papa terlihat berpikir. Ayolah pa, setuju saja sama usulku..

"Yaudah, daripada nanti kamu telat gara-gara debat sama papa, papa setuju aja deh sama usulmu" Horee.. Akhirnya papa ngalah..

Nah, saatnya menyusun rencana untuk Dhika nanti di jalan. Kekekeke...

Setelah sarapan, aku dan Dhika berpamitan dan menuju ke garasi. Aku dan Dhika hanya diam, sampai mobil Dhika dan motorku sudah keluar dari garasi.

"Heh, nanti jangan ngebut-ngebut lho" Ucap Dhika. "Iya, iya bawell.." Jawabku lalu menyalakan mesin motor.

Diperjalanan, aku menjalankan rencanaku yang sudah kupikir saat sarapan tadi. Dan aku langsung mempercepat kecepatan motorku agar bisa meninggalkan Dhika.

Yang benar saja, mobil Dhika sudah tidak terlihat lagi. Kekeke.. mission complete!

Sesampainya di kampus, aku memarkirkan motorku. Kemudian aku menuju ke halaman yang biasa aku tempati bersama Sindy, temanku.

"Hai Sin.." Sapaku pada Sindy yang sibuk dengan laptopnya.

"Eh.. Lo, lama banget sih.. sampe keriting nih nungguin lo.." Gerutu Sindy tanpa melihatku.

"Sori, keles.. gue tadi ada urusan di jalan. Kalo keriting di catok lagi biar lurus" Candaku membuat Sindy cemberut dan menatapku. Waduh, jangan bilang dia kesel nih.

"Key, laptop gue. Rusak. Kesel gue." Huft.. lega, kukira dia marah padaku.

"Yaelah, laptop murahan kayak gitu masih aja lo pake. Beli lagi dong.." Sindy malah tambah cemberut.

"Ihh.. Key.. lo tu nyebelin banget.. sahabat lagi kesusahan malah diginiin.." Aku hanya terbahak karena wajah Sindy yang aneh jika sudah marah.

Aku duduk di samping Sindy. "Dahlah, masalah laptop ntar aja diurusnya. Sekarang.." "Eh tu Key, ada cogan! Tuh liat! Wah ganteng banget!!" Seru Sindy memotong ucapanku.

Amor InvenietTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang