Bagian 12

82 3 0
                                    

Setelah acara ulang tahun Naomi yang sangat meriah itu, aku memutuskan untuk mengajak Naomi untuk berbicara berdua. Yah walaupun lewat video call sih.

"Kak, gue kangen banget sama lo" Ucapnya membuatku terkekeh. Muka adikku ini sangat lucu saat cemberut.

"Ye.. kok lo ngambek sih? Ya kan gue kuliah sambil kerja disini. Jadi ini resikonya gue gak bisa pulang." Jawabku.

"Huh, masak lo gak pulang 4 tahun sih? Lo pasti juga gak bisa pulang tahun ini!" Cibir Naomi masih cemberut.

"Ya maapin gue Nom... Ya gue usahain tahun ini gue bisa pulang ya?" Lebih baik aku ngomong gitu aja daripada Naomi tambah marah sama aku. Kan berabe..

Mata Naomi langsung berbinar, "Janji kak?" Aku hanya mengangguk mantap. Aku tau sekali adikku, pasti dia akan lupa pada janji orang.

Setelah itu kami bertukar kabar dan sekali kali tertawa bersama. Naomi memang masih Naomi yang saat SMA. Sifatnya yang menyebalkan tetapi ngangenin (cielah bahasaku) masih ada sampai sekarang. Namun sekarang dia sudah bisa berpikir dewasa.

"Udah dulu ya kak. Gak enak tu sama yang lain daritadi ngobrol sama kak Key mulu." Pamit Naomi setelah lama kami berbincang.

"Iye, iye.. inget lo ganti pulsa gue." Candaku membuatnya cemberut lagi.

"Ihh.. Kak Key!! Lo sama aja ternyata di London gak berubah!!" Serunya lagi. Aku tertawa lalu segera memutuskan sambungan telpon.

Huft.. Akhirnya aku bisa melihat wajah Naomi lagi. Karena selama 4 tahun ini Naomi sangat sibuk dengan tugas kuliahnya.

"Heh, lo gak pulang Key?" Tanya Lily yang sudah duduk disampingku.

Astaga, bahkan aku lupa jika aku ada dikamar Lily sejak tadi.

"Eh, sori Ly. Gue lupa. Namanya juga salam kangen sama adik gue. Dia ulang tahun tanggal 19 April." Ucapku dengan menggaruk tengkukku yang tidak gatal.

"Oh.. ya salam aja buat adek lo. Eh, udah jam 6 lho. Lo beneran gak pulang?" Tanya Lily lagi.

"Ih, lo ngusir gue ceritanya. Oke fix, gue pergi sekarang!" Jawabku yang sudah kena virus lebay dari Lily.

"Hih, najong banget sih lo. Gue diajak pergi sama kakak. Jadi mending lo pulang aja"

Aku langsung mengambil kunci motor dan keluar dari rumah Lily.

"Ly, gue pulang ya. Ati-ati lo perginya." Pamitku lalu mulai menjalankan motorku menuju ke apartemen.

Sampai di apartemen aku langsung merebahkan diriku di kasur. Aku membuka tasku yang ada disampingku lalu mengeluarkan semua isinya.

Kalung.

Kalung ini, kalung yang sama dengan milik Dhika. Argh.. kenapa aku masih inget-inget bocah itu lagi sih?! Dasar bodoh!!

Tapi benar, aku bukannya membuang kalung ini tapi menyimpannya. Menyimpan semua memoriku dengannya.

Ada apa denganku. Aku malah jadi galau gini. Lupakan saja.

Ah, aku kan besok ada janji dengan Michael. Aku harus memilih baju untuk bertemu dengannya besok. Walaupun sebenarnya aku tidak berniat untuk bertemu dengannya, tapi aku masih harus terlihat baik dihadapannya.

Akhirnya kuputuskan untuk memakai sweater warna biru, celana panjang jeans, dan sepatu sneakers. Masih Keysha yang tomboy dan santai..

Setelah memilih baju, aku langsung tertidur lelap.

***
"Shit! Jam berapa sekarang?!" Gerutuku sambil mengecek jam tanganku.

"Whoaaaa!!! Gue telat!! Bego! Bego!" Aku berteriak heboh saat melihat jam yang menunjuk pukul 10 pagi.

Sial, bisa-bisanya aku bangun jam segini.

Aku langsung masuk ke kamar mandi dan langsung mandi. Kemudian aku mengganti pakaianku kemarin. Aku memoleskan sedikit bedak dan juga lipbalm di bibirku, tak lupa menyisir rambutku. Setelah siap, aku menuju ke parkiran dan menaiki motorku menuju ke cafe dekat kampusku.

Aku langsung tancap gas pol supaya Michael tidak lama menunggu, ralat, tidak tambah lama menunggu. Kan ini udah 1 jam dia nunggu.

Sesampainya disana aku langsung mencari-cari keberadaan Michael. Bodoh! Aku kan gak tau Michael yang mana.

Cepat-cepat aku langsung mengirim BBM pada Michael.

Alexandra Anastasya : Hei, kamu pakai baju apa?

Tak lama kemudian, Michael membalas.

Michael James : Aku yang pakai jaket hitam dan juga topi warna hitam.

Buset, pake item semua. Dia mau ketemuan apa mau dateng ke pemakaman?

Aku mencari-cari orang dengan jaket hitam dan topi hitam. Aha! itu dia disana! Samperin aja dah!!

"Hai, are you Michael?" Tanyaku saat sampai di mejanya. Aku sengaja berdiri di belakangnya.

"Yes. Alexa, duduklah." Ucapnya tanpa membalikkan badannya. Tunggu, kayaknya suara ini familiar banget. Ah, entahlah.

Aku langsung duduk di depannya Michael. Mukanya masih ditutupi dengan topinya. Dia kenapa sih? Aneh banget.

Sesaat dia membuka topinya dan terlihat wajahnya yang sangat.. tampan.

Tapi, astaga!! Bukannya itu wajahnya..

***
Haloha, readers!! maaf ya author buat pendek, nggantung lagi. Sekali-sekali bikin readers penasaran.

Jangan lupa vommentnya readers!!

Amor InvenietTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang