Bagian 13

88 2 0
                                    

Astaga, bukannya itu wajahnya..







Dhika?!

Refleks aku langsung menutup mulutku karena terkejut. Dhika tampak terkejut saat melihat wajahku.

"Emm.. sori, saya harus pergi" Ucapnya dengan bahasa Indonesia lalu pergi dari hadapanku.

Aku masih terpaku ditempat karena masih terkejut.

Jadi Dhika itu Michael?

Jadi selama ini aku BBMan sama Dhika?

Oh, God. Dhika ada disini. Di London.

Tapi aku harus segera pergi dari sini. Kalo tidak aku akan terus sakit hati. Biarkan urusan kuliahku berantakan, yang penting aku harus tidak bertemu dengannya lagi.

***
"Kak Key ketemu sama kak Dhika lagi?" Tanya Naomi melalui telpon. Ya, sesampainya di apartemen aku langsung menelpon Naomi.

"Iya, lo tau kan masalah perjanjian gue sama Dhika?" Tanyaku balik, walaupun sudah kutanyakan beberapa kali.

"Iye, gue tau kak. Terus lo mau pindah lagi gitu? Cih, abisin duit aja lo" Cibir Naomi. Aku langsung mendelik kesal padanya.

"Heh, lo itu sayang sama duit ilang apa perasaan kakak lo sendiri?"

"Ya sayang sama lo lah, kan gue cuma becanda"

"Gak lucu keles. Gue mau pindah Paris ajalah kalo gitu. Kan ada aunty Diana disana" Ucapku akhirnya. Aunty Diana adalah teman mama yang kebetulan sangat dekat pada keluarga kami.

"Serah lo aja kak. Tapi lo harus bilang mama dulu." Cih, masih cerewet saja dia.

"Iye, iye, adik gue yang cerewetnya minta ampun" Ucapku lagi dengan nada khas Naomi.

Sambungan telpon langsung terputus. Aku tau pasti Naomi kesal dan langsung memutuskan sambungan telpon.

Ah, telpon mama aja dah.

"Halo Key, ada apa nak?" Tanya mama yang terdengar sedang nonton TV. Kebiasaan mama, nonton TV dengan volume super keras.

"Ma, Key mau pindah kampus." Jawabku dengan sedikit gugup. Takutnya jika mama nanti mengamuk.

Hening. Kurasa TV langsung dimatikan oleh mama.

"Apa katamu Key? Pindah kampus lagi? Astaga, Keysha, kuliah itu juga pake duit nak, biaya kuliah Naomi aja mahal, apalagi kamu yang kuliah di luar negeri. Bla bla bla...."

Sudah kuduga mama akan ceramah lagi.

"Ihh.. mama. Asal mama tau, tadi Key ketemu sama Dhika. Key kan kesel." Jawabku asal saat mama menyudahi ceramahnya.

Sial, pasti mama akan menanyakan Dhika.

"Kamu ketemu Dhika?! Dimana?! Sekarang tambah ganteng gak?! Astaga Key, kamu itu harusnya Bla bla bla......."

Gitu lagi kan?

Karena tidak tahan atas ceramah mama, aku langsung memotong ucapan mama, "Ma, Key mau ke Paris aja, disana kan ada aunty Diana. Mama gak lupa kan sama aunty Diana?"

Lah, langsung diem nih mama.

"Iya, mama inget. Ya udah deh kamu boleh pindah ke Prancis aja. Udah ada Diana kan lebih enak."

Huft.. lega juga mama bolehin aku pindah kampus. Haha.. tapi aneh juga sih, awalnya mama marah-marah gak jelas gitu, sekarang bolehin cuma gara-gara aku ngomongin aunty Diana. Ckckck, dasar mama.

"HORE!!! YEYEYE!! TRALALA!! MAKASIH MAMA MARISA YANG CANTIK BANGET, BAIK HATI DAN TIDAK SOMBONG!!" Seruku tambah kalimat ampuhku, 'Mama Marisa yang cantik banget, baik hati dan tidak sombong'

Amor InvenietTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang