Bagian 4

140 5 3
                                    

+TOK~TOK~TOK+. Terdengar suara ketukan pintu. Kudiamkan saja ketukan pintu itu.

"Key.." Terdengar suara lembut Dhika di luar. Huh, tumben sekali dia berbicara selembut itu padaku.

Aku masih diam dan sama sekali tidak berniat untuk bergerak. Biarkan saja si pangeran es itu. Aku masih kesal padanya.

+Ceklek+

Pintu kamarku terbuka dan masuklah Dhika. Bodohnya aku yang lupa mengunci pintuku.

"Keysha.. Gue minta maaf.." Ucapnya lirih.

What? Aku gak salah denger kan? Si pangeran es minta maaf sama aku?

Aku masih diam. Dari tadi aku masih kesal padanya.

Dhika menghela nafas. Tapi saat kulirik sedikit wajah Dhika terlihat cemas. Ada apa dengannya?

Dhika duduk di kursi dihadapan meja belajarku. Apa yang dia lakukan?

"Heh, lo mau ngapain di situ?" Tanyaku yang sudah dalam posisi duduk.

"Akhirnya lo ngomong juga." Ucapnya sambil tersenyum manis. Whoaaa.. Senyumnya manis sekali!!

"Apa mau lo?" Tanyaku dingin. Dhika memutar bola matanya, "kan udah gue bilang. Gue minta maaf"

"Ohh.. Ikhlas gak nih minta maafnya?" Tanyaku menyelidik. Dhika mendekat kearahku. Sesampainya di dekatku dia mengacak-acak rambutku. Senyumnya sangat hangat. Aku baru menyadari bahwa dia sangat tampan.

.....................................................

Oh Keysha, apa yang kau pikirkan? Apa kamu sudah melupakan Dimas dan menyukai Dhika? Gak, gak. Ini gak boleh terjadi!!

Aku menggelengkan kepalaku. Dhika langsung menatapku heran.

"Lo kenapa? Tiba-tiba geleng-geleng kayak kesurupan" Tanya Dhika. Aku langsung salah tingkah karena apa yang kulakukan ketauan sama Dhika.

"Emm.. Eh, gakpapa kok. Hehe.." Jawabku salah tingkah.

Dhika beralih menatap kalung yang selalu bertengger di leherku. Lalu Dhika menyentuh dan mengambil kalungku. Dhika mengamati kalungku baik-baik. Dia sedikit terkejut saat melihat kalungku. Memang ada apa dengan kalungku?

"Lo.. Ini kalung punya lo?" Tanya Dhika masih dengan tampang terkejutnya.

"Ya iyalah. Masak gue nyolong. Lo kenapa sih, kayaknya kaget gitu liat kalung gue" Dhika tampak terkejut lagi. Kemudian ia mengeluarkan sebuah kalung yang juga bertengger di lehernya.

Kalung itu.. tampak sama dengan kalungku. Tapi bisa saja kan kalung itu sama? Lalu kenapa Dhika tampak shock seperti itu?

"Kalung kita sama Key. Dan aku dengar dari penjual kalung ini, katanya kalung ini hanya ada 2 buah. Dan katanya juga kalau kalung ini ada mitosnya." Ujar Dhika lalu menatapku intens.

Aku yang penasaran pada cerita Dhika langsung memohonnya untuk menceritakan mitos itu.

Dhika tampak menghela nafas sebentar lalu mulai bercerita, "Jadi katanya dulu ada seorang laki-laki dan perempuan yang hidup di tempat yang berbeda. Mereka sama sekali tidak saling kenal. Entah kebetulan atau tidak kalung mereka berdua itu sama dan suatu hari mereka dipertemukan, tapi mereka berpisah lagi karena kesibukan masing-masing. Lalu beberapa tahun kemudian mereka bertemu lagi hingga akhirnya mereka saling jatuh cinta. Dan akhirnya merekapun bersatu dan hidup bahagia selamanya"

Amor InvenietTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang