Bagian 5

116 2 0
                                    

Hoammm.. Enak banget nih tidurnya. Aku mencoba membuka mataku. Tunggu, kok aku ada di kamar. Bukannya tadi aku ada di perpustakaan?

"Wuih.. Kak Key udah bangun nih" Ucap Naomi yang sudah membawa 2 gelas jus jeruk lalu meletakkannya di meja dekat tempat tidurku.

Btw, siapa yang bawa aku ke sini ya? Pasti Naomi tau.

"Kak Key tadi dianter sama kak Dhika." Ucap Naomi tiba-tiba. Huh, aku agak kesal pada adikku ini yang bisa membaca pikiranku.

"Gak usah kesel sama gue kak." Nah lho, nyerah aja deh daripada pikiranku kebaca terus sama dia.

Aku hanya mengedikkan bahu lalu meminum jus jeruk yang sudah dibawakan Naomi.

"Kak, Naomi keluar ya. Mau siap-siap ngedate sama Andre." Pamit Naomi sambil tersenyum-senyum tidak jelas.

"Iyee sonooo.. Pacaran mulu sih lo. Gak kasihan apa sama gue yang jones gini?" Naomi malah nyengir kuda lalu mengambil 2 gelas tadi. "Makanya kak, cari cowok lagi. Lagian udah ada kak Dhika yang baik gitu malah gak kakak deketin." Ucapnya lalu berlari kabur dari kamarku.

"AWAS LO NOM!!" Ucapku yang sudah geram mengejar Naomi. Namun kuurungkan niatku karena melihat Dhika.

"Eh, ada curut disini." Kataku yang terkejut karena melihat Dhika. Dhika hanya menaikkan satu alisnya.

"Siapa yang lo maksud 'curut'?" Tanyanya dengan wajah sok cool nya. Huh, sekarang aku jadi bingung, tadi Dhika sangat baik, lalu saat ini dia kembali ke dirinya yang menyebalkan. Aneh..

"Lo itulah! Bikin gue kaget aja!" Seruku lalu masuk lagi ke kamarku. Aku langsung mengambil HPku lalu menelpon Sindy.

Masih ingat Sindy kan? Ituloh.. Sahabat sintingku yang waktu itu suka sama Dhika.

"Halo jeng Keysha.. Ada apa telpon malem-malem?" Ucap Sindy di seberang. Sial, bisa-bisanya dia manggil aku dengan embel-embel 'Jeng'.

"Heh, besok ketemuan ya, di cafe X2X jam 10 tepat. Ada yang mau gue ceritain." Ucapku dalam satu nafas lalu langsung memutuskan sambungan telpon.

Oh ya Tuhan, bahkan aku lupa untuk mengucapkan terimakasih pada Dhika. Sekarang aku harus ke kamar Dhika.

+TOK~TOK~TOK+. Aku mengetuk pintu kamar Dhika.

"Siapa sih? Ganggu aja" Gerutu Dhika dari dalam kamar.

"Ini Keysha yang paling cakep!!" Seruku dari luar.

Dhika membuka pintu dan menatapku datar. "Apa lo bilang? Paling cakep?" Tanya Dhika.

Aku tertawa melihat Dhika yang bagiku terlihat bodoh. Dhika sekarang menatapku penuh tanya.

"Lo kenapa ketawa gitu?" Tanya Dhika lagi masih dengan wajah bodohnya.

"Hahahahaha... Lo tu kayak orang bloon kalo muka lo kayak gitu." Jawabku yang masih tertawa.

Dhika hanya cemberut lalu mencubit hidungku dengan keras. "Aww!" Aku sedikit berteriak mengaduh lalu menatap tajam ke Dhika. Sekarang gantian Dhika yang tertawa.

"Hahaha.. Woyy!! Kalo mau jadi badut jangan disini, di panti asuhan aja sono!! Hahahaha..."

Aku langsung mengaca di layar HPku. Yang benar saja,hidungku sudah merah pekat seperti tomat.

"Ihhh Dhika! Lo nyebelin banget sih!!!" Seruku sambil mengerucutkan bibirku.

"Heh, kalo bibir lo digituin, gue kuncir baru tau rasa lo." Ucap Dhika yang matanya sudah berair karena tertawa.

"Jangan dong! Bibir gue itu gak pantes kalo dikuncir. Harus lo tau gue itu udah jadi primadona di kampus, jadi lo jangan macem-macem sama gue" Ucapku percaya diri. Tapi itulah faktanya, saat aku berjalan di koridor banyak pasang mata lelaki yang menatapku sampai ileran. Hiiiii.. Aku jadi jijik jika terus mengingatnya.

"Cerewet banget sih lo! Kuping gue panas dengerin lo ngomong!" Ucap Dhika sambil pura-pura mengusap-usap telinganya.

"Ihh.. Lo itu yang nyebelin banget, jadinya gue cerewet kayak gini!" Balasku yang tidak terima dikatakan 'cerewet'.

"Cerewet!"

"Nyebelin!"

"Cerewet!"

Dan begitulah perdebatan kami yang pada akhirnya kami diam lalu saling membuang muka.

"Heh, lo tadi ngapain ke sini?" Tanya Dhika memecah suasana.

Oh iya! Bodohnya aku!! Tadi kan aku kesini mau bilang makasih sama Dhika. Huuuhh.. Dasar Keysha..

"Emm.. Itu, gue cuma mau bilang makasih aja sama lo yang tadi bawa pulang gue" Ucapku malu-malu. Huh! Kok aku malah jadi salting gini sama Dhika?

"Terus?"

"Ya cuma itu doang sih"

"Ohh.. Gue mau tanya sama lo"

"Ap.. apa?" Duh, kok jadi tambah gugup gini sih.

"Berat badan lo berapa kg sih? Buset dah tadi lo berat banget, kayak gue gendong babi tau gak!"

+Pletak!!+ Aku menjitak kepala Dhika dengan keras hingga Dhika mengaduh kesakitan.

"Sembarangan aja lo ngomong! Kalo lo cuma mau ngata-ngatain gue mending besok aja. Gue udah ngantuk!" Ucapku lalu berbalik dan akan menuju kekamarku.

"Key.. Becanda kali. Lo gak berat kok" Ucap Dhika membuat langkahku terhenti.

"Ya udahlah, gue juga gak peduli kalo itu becanda apa gak. Yang penting gue mau tidur." Saat aku mau melanjutkan langkahku, Dhika lebih dulu memegang tanganku.

Aku menatap Dhika. Oh Tuhan, dia memang sangat tampan, tapi sifatnya yang nyebelin minta ampun itu membuat ketampanannya hilang seketika.
Hush.. Apa yang aku pikirin sih?  Jangan mikir aneh-aneh lagi Key!

"Met malam. Met mimpi indah." Ucap Dhika lalu mencium dahiku sangat lama. Rasanya seperti sengatan listrik saat bibir Dhika menyentuh dahiku.

"Wah, wah, wah.. Kalo pacaran itu jangan malem-malem begini dong!" Terdengar suara cempreng Naomi yang membuat Dhika melepaskan ciumannya di dahiku. Aku dan Dhika sama-sama tertunduk malu. Kini jantungku berdegup sangat kencang.

"Apaan sih lo Nom!" Jawabku reflek dan menatap Naomi tajam. Naomi hanya mengedikkan bahu lalu masuk kekamarnya.

"Emm.. Gue masuk kamar dulu ya Dhik. Met malam juga, met mimpi indah juga." Kataku lalu buru-buru masuk ke kamar.

Arghhh.. Malunya aku! Bisa-bisanya aku salting didepan Dhika! Tapi kenapa tadi aku malah diem aja waktu Dhika cium dahi aku? Apa aku memang sudah menyukai Dhika? Ah, entahlah. Biarkan waktu yang akan menjawabnya.

***
Hai, hai! Wah, kayaknya si Dhika naksir nih sama Keysha! Sampai Keysha aja salting gitu. Wkwkwk..

Tapi masih akan banyak cerita yang seru di bagian selanjutnya, pokoknya readers harus baca!! (Maksa banget sih thor -_-)

Jangan lupa vote+coment nya readers!! Karena itu sangat berarti buat author.

Amor InvenietTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang