Bagian 10

96 2 0
                                    

"APA?!" Seru mama dan Naomi bersamaan saat Dhika mengabarkan bahwa ia akan pindah ke Jerman besok.

Entah ada apa dengan orangtuaku juga adikku ini. Aku sendiri hanya pura-pura tidak mendengar dan melanjutkan acara menonton TV ku.

+Pletak!+

Aku mengaduh kesakitan karena jitakan dari Naomi di kepalaku. Dasar adik durhaka!

"Kak Key kok malah nonton TV sih?! Kak Dhika tu mau pergi tauuu.." Cicit Naomi lengkap dengan wajah kesalnya. Aku hanya meliriknya lalu pergi ke kamarku.

"Key.." Panggilan mama membuatku berhenti. Aku membalikkan badanku. Sial, aku melihat wajahnya lagi, membuatku muak saja.

"Kamu itu kenapa sayang? Dhika itu mau pergi, bukannya kamu sedih malah biasa aja." Tanya mama yang juga terlihat kesal pada tingkahku.

Aku menghela nafas, "Masa bodo. Pergi tinggal pergi aja pake pamitan. Key ke kamar dulu." Ucapku sambil menatap benci ke Dhika lalu masuk ke kamar. Bisa kulihat Dhika juga membalas tatapanku penuh kebencian.

Huft.. akhirnya Dhika akan pergi dari sini. Setidaknya tidak ada lagi yang mengganggu hubunganku dengan Dimas.

Ngomong-ngomong soal Dimas, dia agak terkejut dengan ceritaku dan akhirnya dia menjelaskan semuanya padaku. Tentu aku percaya padanya, karena selama ini aku masih sayang padanya.

Bukannya aku lebay, tapi memang itu faktanya.

Sebaiknya aku tidur saja, karena besok aku juga kuliah.

Ohoho.. Sudah seminggu ini aku membolos kuliah, tapi papa dan mama tidak terlalu mengurusinya. Tapi mereka malah mengurus DHIKA! Entahlah, siapa yang jadi anak disini -_-

Aish.. Niatnya mau tidur malah mikirin bocah sialan itu. Baiklah, sekarang aku akan tidur. Selamat malam!

***
Sial, pagi-pagi aku sudah dibangunkan oleh Naomi! Padahal saat itu aku sedang bermimpi indah.

Dan disinilah aku, bersama keluargaku di bandara, untuk mengantar Dhika.

Entah kenapa dengan keluargaku ini, mereka begitu perhatian sekali pada Dhika. Sedangkan mereka tidak memikirkanku yang sudah ketinggalan banyak materi di kampus.

Tiba-tiba Dhika berjalan ke arahku dan menatapku datar. Sebenarnya aku sudah biasa ditatap seperti itu. Tapi sekarang sudah berbeda, kami sudah saling membenci.

"Key, bisa bicara sebentar?" Tanya Dhika saat sudah sampai dihadapanku. Aku langsung mengerjapkan mataku saking kagetnya.

Dan bodohnya aku malah menjawabnya dengan anggukan. Kenapa? Jika aku bilang aku membencinya, seharusnya aku tidak mau bicara dengannya.

Dhika langsung memegang pergelangan tanganku dan mengajakku ke suatu tempat. Tadi sempat kulihat mama dan Naomi cekikikan melihatku dan Dhika yang pergi berdua.

Saat kami sudah jauh dari keluargaku, aku langsung menepis tangan Dhika yang sejak tadi memegang pergelangan tanganku.

"Bukannya lo benci sama gue? Kenapa lo malah ngajak gue kesini?" Tanyaku dengan dingin tanpa melihatnya.

Dhika menghela nafas sebentar lalu mulai bicara, "Gue gak bisa benci sama lo Key"

Aku hanya diam tidak merespon kata-katanya. Aku hanya ingin dia menyelesaikannya dan dia pergi.

"Gue pengen setelah gue pergi, kita melupakan satu sama lain Key. Gue pengen ngelupain lo, ngehapus lo dari memori gue" Lanjutnya.

Aku masih terdiam.

"Dan terutama gue pengen lupain perasaan gue ke lo" Ucapnya dengan lirih membuatku harus mendongakkan kepalaku.

"Sebaiknya kita gak usah saling membenci gini Key, gue pengennya kita saling ngelupain aja. Gue cuma gak pengen punya musuh disini. Dan harus lo tau, gue gak akan kembali kesini lagi."

Kata-kata Dhika terlihat sangat mantap. Aku hanya diam dan menatapnya lekat-lekat.

"Hmm.. gue rasa cuma itu yang mau gue omongin sama lo. Apa lo gak ada kata-kata sebelum gue pergi?" Tanyanya padaku.

Aku langsung teringat pada kalungku yang sama dengan milik Dhika. "Dhik, gimana sama kalung kita?" Tanyaku padanya.

Dhika terkejut mendengar pertanyaanku. Mungkin dia juga baru ingat dengan kalungku.

"Serah lo, yang penting kalo kalung itu ngingetin lo sama gue mending buang aja" Jawabnya sambil tersenyum.

Aku mengangguk lalu tersenyum. Ini kali pertama sesudah menjalani seminggu penuh kebencian.

Dhika tersenyum lalu mulai berjalan menjauh. Namun dia berhenti sejenak lalu berbalik menatapku.

"Lo harus janji sama gue kalo lo harus lupain gue. Dan lo juga harus baik-baik sama Dimas" Ucapnya. Aku berjalan menghampirinya lalu mengangguk semangat. "Lo juga harus janji" Jawabku yang dibalas dengan anggukan Dhika.

Kami berdua berjalan kembali ke keluargaku. Kini rasanya lega jika tidak ada rasa benci pada Dhika lagi.

Jujur sebenarnya aku juga tidak bisa membencinya. Entah kenapa sangat menyakitkan jika harus bilang pada dunia jika aku membencinya.

"Nah, sudah saatnya." Ucap Dhika saat pengumuman bahwa pesawat menuju ke Hamburg akan berangkat. Dhika berpamitan pada papa, mama, Naomi, dan terakhir aku.

"Makasih ya Key buat semuanya. Gue pergi. Inget janji lo" Ucapnya lalu berbalik dan berjalan menuju ke pengecekan passport.

Apapun namanya yang penting itulah, maklum aku tidak tau namanya walaupun aku sudah sering naik pesawat.

Kulihat mama dan Naomi yang sudah menangis di pelukan papa. Huh, dasar lebay!

Baiklah. Mulai sekarang aku akan melupakan Dhika.

***
Dhika's pov

Huh, hati ini benar-benar sangat sakit mengatakannya. Mengatakan bahwa aku ingin melupakan perasaanku padanya.

Aku benar-benar tidak rela jika harus pergi dari sini. Jadi aku tidak bisa menjaganya.

Keysha Elvira Arshellia.

Nama yang sangat indah bagiku. Namun berbalik dengan yang memiliki nama itu.

Orang yang sangat keras kepala, tomboy, menyebalkan, cerewet.

Tapi aku bisa-bisanya menyukainya.

Tapi aku tidak bisa memilikinya. Hanya karena cowok brengsek itu.

Dimas.

Yah, tapi aku tidak mau lagi membicarakan cowok itu. Dia malah membuatku sakit hati karena Keysha yang terus membelanya.

Aku akan kembali ke Jerman sekarang. Selamat tinggal Indonesia. Selamat tinggal semuanya.

Baiklah. Mulai sekarang aku akan melupakan Keysha.

***
Hai readers!! Huhuhu.. Author kali ini nulis cerita galau nih, soalnya author juga galau karena tugas menumpuk buat ujian praktek. #baper

Doain author ya readers moga2 aja author bisa ngerjain tugasnya lancar terus moga2 aja author bisa lulus.. #ngarep_banget

Ditunggu vote + commentnya ya!!

Amor InvenietTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang