"Huft.." Aku menghela nafas ketika sudah merebahkan diriku di kasur nan empuk ini. Kuliah hari ini sangat padat, sehingga aku baru bisa pulang sore ini. Padahal aku berangkat kuliah dari tadi pagi.
'TOK~TOK~TOK' Saat aku mau menutup mata, terdengar ketukan pintu yang menurutku itu sangat menggangguku.
"Key.." Mama masuk ke kamarku dengan senyum lembutnya lalu duduk di samping kasurku. "Hmm.." Jawabku malas sambil menatap mama. "Makan dulu gih, kamu baru aja pulang kuliah." Ucap mama sambil tersenyum. Aku hanya mengangguk malas lalu bangun dari posisi tidurku ke posisi duduk. Kemudian mama berdiri dan mulai berjalan ke luar, "Mama tunggu di ruang makan ya nak" Ucap mama lalu menutup pintu kamarku. Aku mengangguk lagi lalu keluar menuju ruang makan.
Jujur sebenarnya aku masih capek dan butuh istirahat, tapi jika aku tidak menuruti mama bisa-bisa kena ceramah lagi.
Sesampainya di ruang makan, aku melihat ada Naomi, adikku, dan.. tunggu, siapa dia? Anak laki-laki dengan seragam SMA tersenyum manis kepadaku. Hish.. sudahlah, mungkin dia temannya Naomi.
"Ehh.. Kak Keysha, duduk sini kak.." Ucap Naomi dengan suara cemprengnya yang lama-lama bisa merusak pendengaranku. Aku hanya diam lalu pergi menuju dapur.
"Ma, tu yang di ruang makan siapa? Kok aku baru liat?" Tanyaku pada mama yang masih sibuk memasak. "Maksudmu Andre? Dia pacarnya Naomi." Hah? Pacar? Naomi yang bersuara cempreng itu bisa punya pacar?
"Kamu kapan Key punya pacar? Masak kamu kalah sama adik kamu si Naomi? Anak temen-temen mama banyak yang mau sama kamu, ehh.. malah kamu tolak mentah-mentah." Nah lho, ujung-ujungnya pasti gini. Asal kalian tau, aku menolak anak temen-temen mama karena aku masih belum bisa move on dari Dimas, mantanku yang sekarang entah ada dimana.
"Apa jangan-jangan kamu masih belum bisa move on dari Dimas ya?" Tanya mama tiba-tiba yang membuatku tambah kaget. Reflek aku langsung menjawab mama, "Gak, gak, aku cuma mau fokus kuliah aja sih ma, gak gara-gara belum bisa move on dari Dimas." Sial, aku malah jadi gugup gini, pasti mama gak bakalan percaya sama aku.
Mama langsung tertawa seketika, membuatku jadi cemberut plus gak mood untuk makan. "Sejak kapan kamu niat kuliah? Haha, mama yakin kamu itu belum bisa move on dari Dimas. Hahahaha..." Huh, lebih baik aku balik ke kamar deh, daripada diledekin mulu sama mama.
Aku langsung mengunci pintu kamarku ketika sampai di kamar. Huh, mama menyebalkan, suka sekali ngeledekin anak. Andai saja aku bisa move on dari Dimas, pasti kan aku bakal mau deket sama cowok lain. Tapi masalahnya.. AKU BELUM BISA MOVE ON!! Ingat, aku belum bisa, jadi suatu saat nanti aku bisa move on dari Dimas.
"Key.." Tiba-tiba saja terdengar suara papa dari luar. Tunggu, papa?! Papa udah pulang? Entah aku selalu semangat jika papa sudah pulang dari proyek perusahaannya di luar negeri.
"PAPA!!" Seruku saat melihat pria paruh baya yang ada di hadapanku ini. Aku memeluk papa dengan sangat erat, melepaskan rasa rindu yang lama kupendam.
"Hei, hei, Keysha.. Kangen ya sama papa?" Ucap papa lalu membalas pelukanku. Aku mengangguk di pelukan papa.
Setelah saling berpelukan, papa tersenyum. "Key.. ada sesuatu yang special buat kamu." Ucap papa. Wah, oleh-oleh nih, asyikk.. Pikirku sambil membayangkan motor sport model terbaru yang dibawakan papa dari tempat kerjanya.
"Wah, motornya merek apa? Sekarang ada di garasi kan?" Tanyaku dengan mata berbinar jika sudah membicarakan motor sport. Ya, aku adalah pecinta motor sport.
Papa masih dengan senyum misteriusnya hanya menggeleng. Aku menatap papa heran, lalu apa yang papa bawa?
"Ayo ikut papa ke ruang tamu." Papa langsung menarik tanganku lalu kami menuju ke ruang tamu.
Disana sudah ada dua orang pria, yang satu mungkin seumuran dengan papa, yang satu lagi.. dia terlihat seumuran denganku. Melihat kedatanganku dan papa mereka berdua berdiri.
"Roy, ini anakku yang aku ceritakan. Namanya Keysha." Papa memperkenalkanku pada pria yang ternyata adalah teman kerja papa. Aku tersenyum lalu menjabat tangan om Roy, "Keysha om." Aku menyebut namaku dan tampak om Roy tersenyum ramah padaku.
"Nah, ini anakku. Dhika namanya." Kata om Roy memperkenalkan laki-laki yang ternyata adalah anaknya.
Setelah perkenalan, kami mengobrol bersama di ruang tamu. Tak lupa mama, Naomi, dan Andre juga ikut bersama kami.
Aku yang sudah jenuh dan membutuhkan istirahat mulai mendekat ke papa dan membisikkan sesuatu di telinga papa., "Pa, aku ke kamar ya. Capek nih dari tadi aku belum tidur." Papa mengangguk, "Ya sudah, kamu ke kamar aja. Good night." Ucap papa lalu mencium keningku. Aku beranjak dari kursi lalu pergi ke kamarku.
"KAK KEYSHA!!" Huh! Siapa lagi nih?! Sudah ketiga kalinya aku diganggu saat akan istirahat. Oh, suara cempreng itu kan cuma milik Naomi.
"Apaan sih?! Ganggu aja!" Gerutuku saat melihat Naomi yang senyam senyum seperti orang sinting di depan kamarku.
"Kak, anterin kak Dhika ke kamar tamu. Disuruh mama." Ucap Naomi yang masih seperti orang sinting. Aku menghela nafas, "Ngapain harus aku sih Nom? Kamu kan bisa anterin si Dhika." Balasku lalu menutup lagi pintu kamarku.
"Eitss.. Kak, mama janjiin nanti uang saku nambah lho." Pintu yang akan tertutup rapat aku buka lagi lalu menatap Naomi berbinar. Begitulah, aku suka sekali jika uang sakuku bertambah.
Tanpa dikomando Naomi aku langsung melesat secepat kilat (bagiku) menuju ke ruang tamu.
Dhika hanya yang menatapku aneh karena tingkahku yang berlebihan saat mengantarnya ke kamar tamu. Tak apalah, demi uang saku tambahan aku rela melakukan semuanya."Hei, ada apa denganmu? Kau seperti orang sinting sekarang." Komentar Dhika sesampainya kami di dalam kamar tamu.
"Diamlah! Aku melakukan ini hanya karena uang sakuku akan ditambah jika mau mengantarmu kemari!" Jawabku sambil merapikan tempat tidur yang berantakan akibat ulah Naomi.
............krik-krik-krik............
Oh oke baiklah, itu semua karena ulahku yang suka sekali bermain disini. Maafkan aku Naomi karena sudah menuduhmu....
"Dasar mata duitan" Ucap Dhika dengan dingin lalu mulai membuka kopernya. Aku tau aku suka uang, tapi bukan berarti aku MATA DUITAN!!
"Jaga mulutmu! Aku bukan mata duitan!" Jawabku sambil menunjuk Dhika. Dhika menghentikan aktivitasnya lalu menatapku dingin. Dasar pangeran es.
"Kamu suka uang dan itu bukannya orang mata duitan? Kalau menurutmu bukan, lalu menurutmu orang yang suka uang itu kau sebut apa?" Tanya Dhika masih menatapku dengan wajah dinginnya. Nah lo, sekarang aku jawab apa nih? Duh.. Keysha, pikir dong..
Aku hanya diam seribu bahasa. Dhika yang sudah tidak sabar menunggu jawabanku hanya menghela nafas.
"Sudahlah, kamu saja tidak bisa menjawab. Jadi pernyataanku tadi benar kan?" Ucap Dhika lalu kembali membereskan pakaiannya. Jadi heran sama ni anak, kok dia bawa pakaian banyak banget.
"Heh pangeran es, kok bawa baju banyak banget?" Tanyaku. Dhika menatapku dengan tatapan dinginnya, "Emang kenapa kalo aku bakalan tinggal disini selama aku kuliah?"
Aku mencerna setiap kata-kata Dhika. Tunggu.... TINGGAL? Pangeran es tinggal di rumahku?! Sial, ini pasti mimpi buruk. Gak kebayang gimana kehidupanku sama pangeran es ini.
"What?! Kamu? Tinggal dirumahku?! Imposible!!" Seruku pada Dhika.
Abaikan kata-kataku tadi.
Dhika hanya mengangguk dan tertawa kecil. Apanya yang lucu? Dasar aneh. -_-
"Udahlah, sekarang tugasmu buat nganter aku kan udah kelar. Mending tidur aja sono." Ucap Dhika yang menurutku dia mengusirku.
"Ye.. Aku juga udah mau balik kale..." Jawabku lalu keluar dan kembali ke kamarku.
Huh, aku masih tidak bisa membayangkan hari esok bersama pangeran es. Aish.. sudahlah, yang penting sekarang aku bisa tidur dengan tenang.
****
Sori ya guys, mungkin di bagian 1 ini ada banyak typo nya, atau ceritanya bikin bosen (maklum baru pemula). Tapi harapanku moga-moga aja ceritanya bikin kalian terhibur.Ditunggu coment dan like dari kalian guys..
KAMU SEDANG MEMBACA
Amor Inveniet
Ficção Adolescente"Cinta akan menemukan jalannya" Kisah ini menceritakan kisah cinta dari seorang gadis bernama Keysha Elvira Arshellia dengan Dhika Arya Putra yang berawal dengan permusuhan sengit diantara mereka. Namun ternyata mereka memiliki kalung yang sama yang...