Bagian 7

98 1 0
                                    

Readers, btw yang ada di multimedia itu Keysha, cantik kan? hehe, tapi masih cantikan author sih..

Abaikan kata-kata author barusan, lebih baik cap cus ke cerita..

Happy reading..

***
"Dimas?!"

"Keysha?!" Spontan Dimas memelukku erat.

Pertahananku hancur seketika. Aku benar-benar merindukannya! Aku berharap waktu berhenti sejenak untuk kita berdua.

Dimas melepas pelukan kami. Kemudian dia menghapus air mataku yang sejak tadi sudah membasahi pipiku. Perlakuan lembutnya yang sangat aku rindukan kini terasa lagi.

"Maafin aku sayang udah buat kamu tersiksa seperti ini. Aku janji gak akan ninggalin kamu lagi." Ucap Dimas dengan lembut. Bahkan suaranya masih sama seperti dulu, lembut dan indah.

"Kamu kenapa gak ngabarin aku sama sekali? Kamu bilang kamu pergi cuma sebentar. Tapi apa nyatanya? Kamu pergi ber bulan-bulan dan sama sekali gak ada kabar! Aku malah udah ngira kamu udah ada cewek lain disana dan kamu lupain aku disini!" Sekarang kukeluarkan semua uneg-unegku pada Dimas. Semoga dia bisa menjelaskan semuanya.

Dimas terlihat frustasi dan menatapku bingung. Kenapa dia malah kebingungan? Apa benar yang aku ucapkan tadi jika sudah ada perempuan lain yang mengisi hati Dimas?

"Key, gak begitu. HP aku saat itu hilang disana. Entah siapa yang mencurinya. Dan aku lama disana karena aku harus mengerjakan proyek pemotretanku yang banyak. Dan saat ini proyekku udah selesai dan aku bisa nemenin kamu lagi disini" Ujar Dimas sambil menatapku lekat. Huft.. Untung aja pikiranku itu gak bener.

"Ya udah. Maaf ya aku yang udah mikir macem-macem." Ucapku akhirnya. Dimas tersenyum lalu memelukku lagi. Kini semua rasa rinduku tersalurkan dalam pelukan ini.

"Kita mulai dari awal ya? Anggap aja yang lalu itu tidak pernah terjadi." Bisik Dimas di telingaku. Aku mengangguk di dalam pelukan Dimas.

Setelah berpelukan, aku dan Dimas masuk ke rumah. Mama yang sangat terkejut atas kehadiran Dimas pun mendekat

"Lho? Ini Dimas kan?" Tanya mama memastikan. Dimas mengangguk lalu mencium tangan mama sopan.

"Iya tante. Maaf ya tante saya lama di Jepang dan gak ngabarin keluarga sini, dan terutama saya udah buat Keysha jadi begini." Terlihat raut muka penyesalan di wajah Dimas. Aku tau pasti dia benar menyesal telah meninggalkanku.

Mama hanya menatap Dimas sinis. "Benar apa yang kamu bilang? Tante pastikan 1 kesempatan lagi untuk kamu untuk menjaga Keysha. Jika kamu menyakitinya lagi, tante gak akan mengijinkan kamu dekat dengan Keysha lagi!" Seru mama dengan wajah sangarnya membuatku ngeri. Huh, aku juga tau jika mama itu memang sudah tidak suka pada Dimas semenjak Dimas pergi.

Tapi raut muka mama yang tadinya serius sekarang menjadi ceria lagi. Ckckck, entah ada apa dengan mamaku ini -_-

Saat kami sedang mengobrol bersama, datang Dhika dengan gayanya yang sok cool. Dia sedikit terkejut melihat kehadiran Dimas. Tapi sesegera mungkin dia kembali dingin.

"Dhika, kamu baru pulang? Kenalin ini Dimas, pacarnya Keysha. Dan Dimas, ini Dhika, anak temennya om Bram." Dasar mama, seharusnya yang berkata seperti itu kan aku, bukan mama.

Dhika menjabat tangan Dimas dengan sopan, "Dhika". Begitupula sebaliknya.

"Tante, saya ke kamar dulu aja ya. Tadi udah makan di kampus." Pamit Dhika langsung menuju ke kamarnya.

"Ya udah yuk, makannya dilanjutin. Makan yang banyak lho Dimas." Ucap mama lalu kami semua melanjutkan makan.

***
Saat ini aku dan Dimas sedang berada di depan rumah.

"Key, btw kamu sama Dhika gak ada hubungan apa-apa kan?" Tanya Dimas tiba-tiba membuatku tertawa.

"Ihh.. Kamu ya kalo udah ada cowok lain disini sukanya cemburu tingkat dewa. Huh, ternyata kamu masih suka cemburu sama aku" Jawabku sambil mencubit pipi Dimas dengan gemas.

Dimas hanya cemberut lalu membalasku. "Aku kan cuma takut aja kamu nanti diapa-apain sama Dhika. Dan kalo aku cemburu kan itu tandanya aku sayang sama kamu." Balas Dimas lalu tersenyum.

Aku hanya meringis kesakitan karena cubitan Dimas dipipiku. Dan Dimas malah tertawa karena melihat pipiku yang sudah kupastikan memerah.

"Ya udah. Aku pulang ya. Udah malem. Kamu kan besok harus kuliah. Aku titip salam aja buat tante sama om" Pamit Dimas lalu mencium dahiku.

Huh, kenapa sekarang aku jadi teringat pada Dhika ya? Aku seperti merasakan yang menciumku Dhika bukan Dimas. Hush.. Key.. Apa yang kamu pikirin?

Dimaspun melepas ciumannya lalu tersenyum padaku. "Good night Keysha. Have a nice dream" Ucap Dimas lalu masuk ke mobilnya.

Aku melambaikan tanganku bersamaan mobil Dimas yang menjauh dari halaman rumahku.

Huft.. Senangnya hari ini, akhirnya Dimas datang juga dan menjelaskan semuanya padaku. Jadi semangat kuliah nih. Kekekeke..

Aku berlari kecil menuju kamarku. Tapi aku berhenti sejenak karena melihat Dhika yang menatapku dingin. Memang sih aku sering melihat Dhika yang menatap dingin. Tapi saat ini ada yang berbeda dari tatapan dingin itu.

"Lo ngapain liatin gue kayak gitu? Kayak pertama liat orang lo" Tegurnya dengan judes lalu masuk ke kamarnya.

Huh, menyebalkan!! Aku kan cuma menatapnya tapi kenapa dia malah judes gitu sih? Dasar aneh.

Aku menggeleng-gelengkan kepalaku lalu masuk ke kamar dan tertidur lelap disana.

***
Hola halo, readers!! Huft.. Pendek ya? Maafin author ya soalnya author juga harus bagi waktu nih karena bentar lagi juga mau UN.

Makasih ya buat pembaca setia yang masih terus baca sampai sekarang. Walaupun gak kasih vote+comentnya tetep author anggep pembaca setia kok..

Tapi author harap yang jadi silent readers juga kasih vote+coment nya dong. Pleasee.. #puppy_eyes#

Yang sering kasih vote+comentnya tetep kasih di bagian ini sampai selesai ya..

Ditunggu bagian selanjutnya..

Amor InvenietTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang