#Bab 7

230 17 0
                                    

Fast Family. Salah satu yang kurindukan dari menjadi Brian O'Conner.

Oh ya... dibagian ini, mari kita tinggalkan dulu ceritaku semasa hidup hehe...

Ayo kita taikan sedikit daya khayal kita dengan membayangkan Paul Walker menjadi arwah, kata author.

Authornya gaje..coba coba segala ngebayangin aku masih ada di sekitar mereka, kalian, dan franchise film ini -_-

Okelah, yaa...kita langsung aja ke ceritanya. Kalau suka silakan vomentsnya ^_^

#author : typo anywhere
******************************

Present Day, LA...
Aku memandangi mereka dari balik bangunan rumah rusak yang jadi properti syuting. Dari scene utama, aku bisa melihat Vin sedang berbincang dengan sutradara Fast 8, Rob Cohen.

"Entahlah, Rob. Tapi kurasa adegan tadi cukup diambil satu kali saja. Berbahaya juga, soalnya."

Aku menyeringai. Hhm..setelah kutinggalkan 2 tahun ternyata dia tidak banyak berubah. Hanya mungkin makin bahagia dengan si kecilnya. Namanya Pauline. Saat aku baru diangkat dari tubuhku pun dia seakan langsung bisa melupakan semua kesedihannya dengan hanya memandang Pauline. Nama itu penghargaan untukku, katanya.

Kemudian terlihat dari sana, Rob mengangguk setuju dan mencukupkan pengambilan itu dengan sekali take.

"Hei, Vin! Ada Paul!"

Aku menoleh ke asal suara itu. Tyrese sedang menggendong Pauline yang balas melambai ke ayahnya.

"Ayah!"

Oh, dia sudah bisa berbicara sekarang. Lama aku tidak diizinkan turun ke bumi karena pertanggung jawabanku, saat turun, semuanya berubah sangat cepat.

Tak lama, aku berpindah.
Pastilah kalian tau ke rumah siapa....
.
.
Dan aku pun terhenyak.
Meadow, walapun sedang bersama Becca dan Cody disini, wajahnya masih menyiratkan guratan kesedihan. Ya, dia sedang sesengukan di kamar sementara Cody dan Becca tengah berusaha memanggilnya untuk keluar.

"Meadow? Keluar, sayang..ibu mohon.. Jangan mengunci diri seperti ini..."

Sementara itu Cody terlihat mengetuk-ngetuk pintu kamar Meadow dengan wajah gusar.

"Aku dobrak saja, ya?."

Becca setuju dengan Cody. Namun aku menekan pintu kamar itu hingga tidak biaa dibuka oleh mereka sama sekali.

Dan, Meadow.. Dia terlihat..kesal.

"Bukan waktunya ayah pergi saat itu, kalian tahu!" "Berhenti menyuruhku untuk melupakan---"

Kemudian ucapannya terpotong dengan tangis yang makin menjadi.

Brak! Aku lengah. Cody dan Becca merangsek masuk, lalu menenangkan Meadow.

"Berhenti disitu!"

Aku menoleh karena bentakannya. Meadow memandang paman dan ibunya dengan mata yang masih berkabut.

"Kalian sependapat denganku kalau kita harus menuntut porsche? Kalau tidak, aku pergi dari sini."

Apa? Mau menuntut porsche? Dia bercanda..

Oh, ya, soal porsche, mobil daro perusahaan itulah yang merenggut ragaku hingga hangus dengan 95 liter bensin di dalamnya. Ya, aku terbakar hingga tangki bensin yang sebelumnya penuh itu, di bagian belakang mobil benar-benar kosong.

"Tidak akan ada yang mau melayani itu, kau tahu!"bentak Cody pada Meadow. "Ayolah, tolong dewasa sedikit, Mi.. Memangnya dia pernah mengajarkanmu balas dendam seperti ini?"

SEE YOU AGAIN [Fanfiction] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang