#Bab 39

173 7 3
                                    

Warning: TYPOS

Mulmed: Meadow keluar dari rumah Paul.

Thank you for read and vomments ^_^

Happy reading :)

############################

Bab 39

STILL JAMMIE POV....

16 Desember 2013, 3 pm...
Aku sudah membulatkan keputusan. Setelah mengetahui kenyataan kalau Meadow masih sangat terpukul, sekaligus tidak terima dengan orang-orang yang menyuruhnya melupakan kejadian naas yang menimpa ayahnya, aku yang sudah santai karena tinggal menunggu nilai akhir dari ujian sekolah dan wisuda, memutuskan untuk memperhatikan Meadow sepenuhnya.

Yah...Becca pun mengaku kalau tidak ada yang bisa memaksa Meadow masuk sekolah. Gadis itu takut dengan teman-temannya yang kemungkinan besar akan tanya-tanya soal kematian ayahnya. Gampangnya, Meadow masih sangat berduka.

Becca menunjukan kamar Meadow setelah menyerahkan sarapannya padaku.

"Dia masih belum mau keluar kamar.. Bagus kau berhasil membuatnya sekolah.."

Aku hanya tersenyum tipis mendengar ucapan pengharapan itu. Dia memandangku dengan mata yang kiranya sama sembabnya. Becca...pasti berusaha tegar di depan Meadow meski kuyakin hatinya begitu hancur.

Aku membuka pintu kamar Meadow. Sosok itu masih dalam posisi yang sama sejak kemarin; menghadap dinding. Aku mendekat, mendengar tangis pelan yang lebih nyata dari Meadow.

"Meadow..?"tegurku, seraya membelai rambutnya pelan.

Tak lama, tangan rapuh itu menangkapku. Meadow berbalik. Tatapannya sangat...memprihatinkan. Begitu..kosong.

"...Makan dulu, sayang." Aku melanjutkan dan menyodorkan piring padanya.

Lalu entah apa yang ada di kepalanya, Meadow terduduk dan mengambil makanan yang aku bawa. Hhm... awal yang bagus, kukira. Tentu setelah ini aku tidak bisa begitu saja mengajak Meadow sekolah. Harus diberi sedikit jeda dulu sebelum ajakan itu terucap biar Meadow tidak tersinggung.

"Terima kasih...Kak.."

Aku hanya mengangguk membalasnya. Memperhatikan dia makan rasanya menyenangkan, hampir sama seperti memperhatikan Paul makan. Oh, aku tau satu hal.. Mungkin dengan ini aku bisa memulai menerima kepergiannya. Maksudku, dengan membawa serta Meadow ke kehidupan biasanya, aku pun sepertinya bisa ikut melaksanakan itu. Tidak seperti Becca dan keluarga Walker yang berusaha tegar di depan Meadow demi gadis itu, tapi mereka padahal sebaliknya. Aku memutuskan untuk menunjukan rasa kehilanganku pada Meadow, agar dia tidak merasa terpojok seolah yang menyayangi ayahnya hanyalah dia, yang merasa kehilangan ayahnya hanyalah dia.

Kiranya, pola pikir Becca dan keluarga Walker bermaksud mengajarkan Meadow untuk tegar tapi membohongi perasaan sendiri.

"Kau tau, Kak?... Ayah sering memperhatikanku seperti itu..."

Aku terkisap, tapi sudah yakin juga akan balasan itu. Yah, memang itu maksudku. Aku ingin menampilkan apapun yang ada pada Paul kepada Meadow sebisaku, dengan maksud membiarkannya menikmati kenangan itu sebulanan ini.

Aku terkekeh padanya dan duduk bersila di hadapannya.
"Yah...Paul juga sering seperti ini padaku dan sebaliknya."

"Pasti berat.."komentarnya kemudian, lalu menyuapkan makanannya. "...Aku..sudah sangat senang ayah bisa mendapatkanmu.. Tapi...sayang kalian tidak bisa...menikah.."

SEE YOU AGAIN [Fanfiction] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang