#Bab 5

282 18 0
                                    

Warning : typo dimana-mana.

Mulmed: PAUL & JESSICA
**********************
Aku rasa inilah langkah kami untuk serius. Setelah perkenalan Jessica pada keluargaku, sesi ini dilanjutkan dengan mengunjungi rumah Becca. Entahlah apa yang akan dijadikan sebagai responnya. Tapi kurasa semuanya akan baik-baik saja.

Becca terlihat tertegun saat kami tiba di depan rumahnya. Dia tengah menunggu Meadow pulang sekolah sambil menyiram tanaman. Ekspresinya saat melihat Jessica keluar dari pintu penumpang seolah berkata , 'Syukurlah...'

Aku melemparkan senyum padanya dan membawa Jessica mendekat.

"Hai..."sapaku. Becca tersenyum pada kami. Senyumnya yang sama sekali tak menyiratkan kecemburuan membuatku terbingung sendiri.

"Ayo, masuk." Becca beramah tamah dengan kami. Aku ragu itulah yang ada di hatinya sekarang....

"Ya.." Jessi menarik tanganku masuk.
.

.

Becca mengambilkan minuman untuk kami. Tatapannya terlihat mengamati. Dia agak mesem-mesem melihat kegugupan kami dihadapannya.

"Ayolah... yang dihadapan kalian ini bukan siapa-siapa."

Jessica mengangkat wajah, sementara aku lebih memilih berpaling dari mereka sambil berkata pada Becca, "Meadow sudah akan pulang, kan?. Aku jemput dia dulu."

Becca mengangguk dan aku pergi.

Yah, semoga saja mereka berdua bisa saling berkomunikasi biar tidak ada salah paham. Satu dua kali berada dalam situasi yang di dalamnya ada mereka pasti akan terasa sangat canggung jika tanpa perkenalan.

klk klk. Aku menstater mobil dan menjemput Meadow di sekolahnya.

^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^

Becca's POV on....
Itu wanita pilihannya. Dia duduk dengan canggung di hadapanku dan diam. Terpaksa, ya akulah yang harus memulai.

Aku berdeham.
"Senang sekali Paul bisa mendapat wanita baik sepertimu, Jess."kataku padanya.

Terlihat sekali, pipinya merah padam. Dia tersenyum tanggung padaku dan mengangguk sekali.

Jessica mengangkat wajahnya. "Tidak.... Kau yang baik." "Paul sudah menceritakan semuanya tentang kalian."

"Semuanya?." Aku tidak percaya mendengar kata itu. Semoga saja yang ia maksud dengan 'semuanya' berarti yang hanya harus ia tahu.

Jessica mengangguk. "Tapi aku heran akan satu hal, Becca." "Kenapa kau tidak mau diajak serius?."

Aku tersenyum tipis, tahu sejauh apa yang ia bicarakan tentang masa laluku dengan aktor laga itu.
"Aku hanya...kecewa dengan kenyataan pada satu titik, materi bisa mengubah kepribadian seseorang."

"Ya...cara dia menyombongkan diri memang brengsek..." Jessica tergelak dan meneguk teh yang kusuguhkan.

"Tapi dia sebenarnya pria yang penyayang, Jess. Kalian cocok bersama."kataku tenang. Jujur, jauh lebih tenang seperti ini rasanya. Meski harus merelakan Paul menunjukan kemesraannya dengan seseorang di depan media menjadi lebih jujur dari biasanya, setidaknya ia tidak akan meminta kembali padaku lagi. Aku tidak mau tabiat buruknya yang pemarah dan cemburuan itu jadi ditularkan ke Meadow. Cukup yang baiknya saja yang dia contoh dari ayahnya.

End of Becca's POV

^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^

Jessica's POV
Becca rasanya wanita yang jauh lebih dewasa dibanding Paul sendiri. Entahlah...aku rasa tidak ada wanita yang akan tahan bila diperlakukan seperti itu. Tapi nyatanya ada. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan Becca saat Paul mengacaukan hidupnya dengan semua emosi itu.

SEE YOU AGAIN [Fanfiction] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang