Warning : TYPO MOHON DIMAAFKAN
*****************************"Aku hanya menemaninya, Bu! Tidak lebih!"
Meadow menunjukku dengan emosi. "Jika saja kalian tau apa yang Zac rasakan..."
Becca segera memeluk anak kami dan menenangkannya. Dia tetap melakukan itu sampai aku beranjak keluar.
"Kalau sampai dia...kalap.. Aku harap ayah mau menanggung kematiannya...."
Oh...jadi anakku sendiri sekarang berpacaran dengan orang gila yang suka kalap?...
Brengsek....
"Dengarlah dulu penjelasannya, Paul.."
Aku meruntukan diri sendiri ke tembok dekat pintu.
Dengan tatapan kasar, aku berbalik."Apa?"
Meadow melepaskan dekapan Becca dan memulai penjelasannya.
"Zac..ketua ekskul drama di sekolah.. Dia seniorku..."Hmm bagus... Senior? Apa ini..?
"..aku masuk ke film sekolah untuk beasiswa di sekolah film.. Festivalnya..diadakan Januari tahun depan. Di film itu..aku mendapat peran sebagai pacarnya..Zac.."
Aku mulai ingin meninju wajah anak itu..
"...aku harus menemani Zac sesuai waktunya hingga Festival film itu.. Kalau tidak, aku tidak akan..dapat peran sama sekali..."
"Itu memanfaatkan namanya!"
Meadow memalingkan wajah dariku dan mendadak dia juga ikutan emosi.
"Kau tidak tau apa-apa, Yah!" "Zac anak yang kesepian--makanya dia selalu memintaku untuk menemaninya! Orang tuanya..."Meadow berdecak, "...sibuk! Segala macam perhatian yang diminta Zac selalu didefinisikan dengan materi! Kau bisa mengerti rasanya?.... Materi berlimpah..tapi serasa tidak punya teman.."
"Makanya aku..setuju..untuk...menemaninya.. Aku simpatik padanya..."Sekarang giliran aku yang terdiam. Saat Meadow mulai berbalik dan pergi ke kamarnya, Becca menggedikan dagu, menyuruhku mengikutinya.
Dan, aku pun menurut.
.
.
Aku bisa mendengar tangisan Meadow dari kamar. Dengan satu tarikan nafas dalam, aku masuk.Orang yang dituju sedang membereskan pakaiannya ke koper.
Dia...mau pergi?"Mau kemana kau?"
Diam Meadow tidak menjawab pertanyaanku. Dia terus memasukan pakaiannya secara acak ke koper kecil hello kittynya.
"Dengar..." Aku memutuskan untuk memulai, "...aku tidak bermaksud menuduhmu.."
Kudekati dia."Ayah menuduhku tadi."
Dan aku berhenti melangkah. Dia benar-benar kecewa atas tuduhanku..
"Aku minta maaf."
Meadow tidak menjawab perkataanku. Tak lama kemudian, dia berbalik dengan muka basah.
"Kau pikir aku mau kemana?.."
"Ke rumah Zac?.." Entah kenapa nada berucapku yang itu justru menjurus ke bertanya.
Tapi sejurus kemudian, Meadow tersenyum lebar.
"Ya aku mau pergi ke Jepang lah, Yah!" "Zac sudah tak apa kutinggal. Dia hanya menitip oleh-oleh dari Jepang."Masih dengan tampang loadingku, Meadow menarik tanganku keluar.
***
Tokyo International Airport..
Matanya sangat terlihat berbinar memandangi keindahan Tokyo di pagi hari. Orang-orang lewat dan tersenyum pada kami. Beberapa diantaranya memergoki aku dengan mata berbinar yang sama....
KAMU SEDANG MEMBACA
SEE YOU AGAIN [Fanfiction] ✔
FanfictionIni adalah karya fiksi penggemar. Nantinya akan berbentuk sebuah cerita profesi. Dalam cerita ini, aku akan nencoba merepresentasikan Paul Walker untuk kalian, pembaca, dan khususnya penggemar mendiang. Penulis, Alin Ifa NB: CERITA INI DIREMAKE DAL...