Bab 1 Part 1 - Pernikahan yang Gagal

486 11 0
                                    

Kali ini saya mencoba membuat cerita baru dengan genre yang masih sama yaitu romance, tapi dengan target young adult. Jadi cerita ini tidak diperuntukkan bagi remaja dibawah 18 tahun karena akan adanya unsur-unsur dewasa dalam tulisan ini. Walau begitu tulisan ini tak lantas mengumbar porn dan sejenisnya, saya tidak bisa menuliskannya. Jadi saya akan meminimalisirnya dengan ketat, hanya sebatas kiss and hug. Bagi saya itu sudah maksimal unsur dewasanya haha. Jadi kalau memang ada adegan yang lebih parah dari itu, saya akan menskipnya hoho. Saya harap readers tidak protes hihi. Mohon dukungan atas karya ini ya! Dan saya harap saya bisa konsisten mengerjakannya. Selamat membaca.
╮(‵▽′)╭╭(′▽‵)╭(′▽‵)╭(′▽‵)╯ GO!

Malam kian larut, namun sepertinya hingar bingar kelab malam Artemis yang berada di kawasan Gangnam belum juga padam. Kim Hyun Jin yang merupakan salah satu pelanggan vvip kelab tersebut juga tengah berada di antara para penikmat pesta malam ini.
Rutinitas hariannya yang selalu berkutat dengan berkas-berkas laporan perusahaannya membuatnya jenuh dan tentunya saat ini ia sangat membutuhkan pelarian untuk menyegarkan otaknya yang penat. Satu-satunya kesenangan yang dimilikinya hanyalah minum-minum bersama teman baiknya, Baek Ji Hwan.
"Hei, maaf membuatmu menunggu lama." sapa Baek Ji Hwan yang baru saja datang seraya menepuk pelan bahu Kim Hyun Jin sebelum akhirnya duduk di seberangnya lalu melanjutkan kata-katanya dengan memasang wajah sebal. "Aku baru saja selesai lembur dan berniat untuk segera tidur begitu sampai di rumah tapi kau malah memaksaku datang. Kenapa tidak meminta kekasihmu yang cantik itu, siapa namanya, aku lupa, untuk menemanimu malam ini?"
Kim Hyun Jin tak langsung menjawab pertanyaan temannya itu dan memilih untuk meneguk minuman beralkohol ditangannya secara perlahan. Ia tahu betul Baek Ji Hwan bukannya lupa nama kekasihnya itu, hanya saja dia tak ingin mengingatnya, apalagi mengenalnya. Dia tak begitu menyukai kekasihnya itu yang menurutnya hanya menjadikannya tambang emas baginya.
"Yang Hee Jin." sahut Kim Hyun Jin singkat sembari menaruh kembali gelas minumannya sembari melempar pandangan ke sekelilingnya.
"Iya itu. Apa kau yakin akan menikah dengannya? Masih ada waktu beberapa hari bila kau ingin membatalkannya. Aku benar-benar tak habis pikir denganmu. Jelas-jelas kau tahu wanita macam apa dia, tapi kau masih berniat untuk menikahinya. Kau pasti sudah gila hanya karena tak ingin dicoret sebagai ahli waris nenekmu itu!" celoteh Baek Ji Hwan panjang lebar sembari mendecakkan lidahnya.
"Aku hanya perlu berpura-pura menikahinya, itu saja. Lagipula dia sangat cantik, tubuhnya seksi dan ramping." kilah Kim Hyun Jin dengan senyum lebar terukir di bibirnya.
"Susah ya bicara dengan Playboy sekelas dirimu. Selalu saja mengarah ke tubuh. Walau untuk berpura-pura seharusnya kan kau bisa menyewa wanita lain yang jauh lebih baik darinya. Kau bisa memilih salah satu dari Wanita yang pernah kau kencani sebelumnya atau mantan kekasihmu dulu mungkin."
Baek Ji Hwan sepertinya masih belum mau menerima rencana Kim Hyun Jin yang akan menikahi Yang Hee Jin minggu depan. Oleh karena itu dia selalu berusaha menyadarkan temannya itu untuk mengundurkan tanggal pernikahan mereka yang hanya tinggal menghitung hari saja. Kim Hyun Jin bukannya tak mempercayai ucapan Baek Ji Hwan, hanya saja ia tak punya pilihan lain.
"Otakku sedang buntu dan malas berpikir. Lagipula semua Wanita yang pernah kukencani sebelumnya pun sama saja dengannya, Material Girls. Jadi tak ada bedanya aku memilih Yang Hee Jin ataupun mereka."
Kali ini mau tak mau Baek Ji Hwan menyetujui perkataan Kim Hyun Jin karena apa yang dikatakannya benar. Bukankah selama ini para Wanita yang selalu berusaha mendekatinya hanyalah Wanita yang menyukai uangnya, tak berbeda jauh dengan Yang Hee Jin. Meskipun begitu ada hal lain yang juga membuatnya cukup digandrungi di kalangan Wanita selain uangnya tentunya, yaitu wajah tampan, tubuh tinggi menjulang dan atletis yang dimilikinya.
"Kau tahu, terkadang aku iri padamu, pada hidupmu yang serba terorganisir. Tapi.. kalau aku mengikuti gaya hidupmu, aku pasti tidak akan bisa bersenang-senang dan sebebas ini karena inilah yang selalu kusukai."
"Tidak usah iri kalau begitu. Aku sendiri bahkan tidak akan percaya bila kau sanggup mengubah gaya hidupmu dan mampu bertobat sebagai seorang playboy." dengus Baek Ji Hwan yang kemudian diikuti oleh tawa Kim Hyun Jin.
Acara minum bersama Baek Ji Hwan nyatanya tak akan memakan waktu lama rupanya. Selang beberapa menit kemudian ponsel Kim Hyun Jin yang diletakkan di meja bar dihadapannya bergetar, menandakan sebuah pesan masuk ke ponselnya. Ia meraihnya dan nama Yang Hee Jin tertera sebagai si pengirim pesan. Gadis itu memberitahunya bahwa dia baru saja pulang dari fashion shownya-entah show macam apa yang menghabiskan waktu hingga pukul 01.00 dini hari seperti itu-dan mengatakan ia bisa mampir ke Apartmentnya sekarang juga.
"Dari kekasihmu?" tanya Baek Ji Hwan penasaran. "Dia ingin bertemu?"
"Yup! Dia memintaku ke tempatnya." sahutnya penuh semangat. "Aku harus segera pergi kalau begitu!"
Kim Hyun Jin pun segera bangkit dari duduknya sambil menyambar setelan jas yang ia letakkan di sandaran kursi dibelakangnya, lalu memakainya dengan cepat dan memasukkan ponselnya di balik saku setelan jasnya itu. Ia hanya melambaikan tangannya sekilas pada Baek Ji Hwan, sementara tubuhnya sudah berbalik sebelum akhirnya menghilang dengan cepat dari pandangan temannya itu yang hanya menggelengkan kepalanya sesaat.
Apartment Yang Hee Jin masih berada di sekitar kawasan Gangnam, tak begitu jauh dari kelab Artemis, jadi Kim Hyun Jin tak perlu terburu - buru untuk bisa sampai kesana. Ia sengaja ingin membuat gadis itu untuk menunggunya lebih lama. Karena berdasarkan prinsipnya, Wanitalah yang menunggunya, bukannya dirinya.
5 menit kemudian, sampailah Kim Hyun Jin di pelataran tempat parkir di Apartment Yang Hee Jin, memarkirkan mobilnya perlahan dan bergegas naik ke lantai tujuh gedung Apartment itu. Ia pun segera menekan kode kunci Apartment Yang Hee Jin begitu sudah berdiri di depan pintunya hingga kemudian terdengar bunyi klik dari pintunya, lantas menekan kenop pintunya ke bawah, membukanya perlahan sebelum akhirnya masuk ke dalam Apartment. Lampunya menyala, Yang Hee Jin pasti sudah menunggunya, pikirnya.
Yang Hee Jin yang langsung mengetahui kedatangan Kim Hyun Jin segera melangkahkan kakinya cepat ke depan pintu. Dia sudah menunggunya sejak tadi dan ketika melihatnya dia langsung berhambur ke pelukan Kim Hyun Jin, lalu memberikan kecupan ringan di bibirnya.
Kim Hyun Jin yang menyukai sambutan hangat Yang Hee Jin atas kedatangannya, membalas kecupan kekasihnya itu dengan lebih dalam seraya menahan pinggangnya. Yang Hee Jin yang sepertinya mulai menggilai Kim Hyun dengan tak tahu malu kembali membalas sapuan bibir Kim Hyun Jin semakin dalam. Mereka hampir saja lupa diri jika saja ponsel Kim Hyun Jin tak berdering tanpa henti, memintanya untuk segera menjawab panggilan masuk tersebut. Mau tak mau Kim Hyun Jin segera melepaskan ciumannya pada Yang Hee Jin yang tentunya membuat gadis itu segera memasang wajah cemberut padanya.
"Kau dimana?!" berondong suara Wanita diseberang telepon, suara yang sudah tak asing lagi di telinga Kim Hyun Jin, yang tak lain adalah Ibunya, begitu ia menjawab panggilan teleponnya dan melepaskan pelukannya pada Yang Hee Jin. "ini sudah jam berapa?! Kau belum pulang juga!? Cepat pulang!"
"Aku di rumah Hee Jin. Ada apa?"
"Bukankah sudah kukatakan selama sebulan begitu memasuki tanggal pernikahanmu, kau harus sudah pulang tak lebih di atas jam 01.00 dini hari?! Kau sudah menyetujuinya, kau lupa?!" omel Ibunya panjang lebar yang dibalas Kim Hyun Jin dengan tawanya yang renyah.
"Astaga Nyonya Kim, kau benar-benar penuh aturan belakangan ini. Ya baiklah, aku akan segera pulang." jawab Kim Hyun Jin enteng sebelum akhirnya ia langsung memutuskan sambungan teleponnya.
Kim Hyun Jin segera menjejalkan kembali ponselnya ke balik saku bagian dalam setelan jasnya. Ia sebenarnya tahu kenapa Ibunya melakukan hal itu. Tak lain dan tak bukan karena khawatir bila media mengetahui tindak tanduknya. Kemudian dilihatnya wajah Yang Hee Jin yang seketika berubah kecewa mengetahui dirinya hanya bisa bertemu dengannya selama beberapa menit saja tanpa bisa menghabiskan malam bersamanya.
"Kau tak perlu kecewa. Bukankah seminggu lagi kita akan menikah dan kita bisa menghabiskan waktu sebanyak mungkin?" ujar Kim Hyun Jin yang berusaha menenangkan Yang Hee Jin.
Gadis itu mendengus sebal dan berkata, "Ya baiklah. Dan aku sudah tidak sabar menunggu hari itu!"
Dalam hatinya Kim Hyun Jin percaya bila Yang Hee Jin sudah tidak sabar untuk segera menikahinya. Selain karena Wanita itu benar-benar menyukainya, dia juga melakukannya karena menyukai uangnya. Ia memakluminyan dan tak peduli bila memang itulah kenyataannya.
Satu tahun. Kim Hyun Jin memberikan tenggat waktu pada dirinya sendiri bahwa pernikahannya hanya akan terjalin selama rentang waktu itu. Ia hanya perlu meyakinkan Neneknya bahwa ia sudah berubah, meskipun sebenarnya ia hanya berpura-pura demi menuruti keinginannya. Dan tentunya selain agar namanya tak sampai dicoret sebagai ahli warisnya.

Exchange Bride (On Going)Where stories live. Discover now