Bab 3 Part 1 - Membawa Paksa = PENCULIKAN!!!

180 8 1
                                    

"Ya Eomma, ada apa?" sahut Kim Hyun Jin melalui sambungan telepon.
Kim Hyun Jin sengaja me-loudspeaker ponselnya, sementara ia berjalan menuju closet pakaiannya. Ia baru saja keluar dari kamar mandi setelah selesai mandi dengan tubuh yang masih setengah basah dan hanya mengenakan handuk yang melilit pinggangnya. Aroma citrus dari sabun mandi yang dipakainya menguar dari seluruh tubuhnya hingga ke seisi kamarnya.
Saat ini Kim Hyun Jin sedang berada di Apartmentnya, namun ia berpura-pura masih berada di Switzerland, berbulan madu dengan Istrinya. Bukan tanpa sebab ia melakukan itu. Ia hanya sedang malas berbicara dengan siapapun di keluarga, terutama Neneknya yang terus memberondonginya pertanyaan.
"Eomma tahu kau tidak sedang berada di Swiss selama seminggu ini, tapi di Apartmentmu." ujar Ibunya dari seberang telepon dengan suara setengah berbisik. "Nenek terus menanyakanmu, kau tahu!"
"Memangnya kenapa?" Kim Hyun Jin balik bertanya, sedikit tak acuh, sedangkan tangannya sibuk menggosokkan handuk kering yang di pegangnya ke tubuhnya yang cukup atletis.
"Kau tanya kenapa!!? Dekatkan ponselnya! Jangan kau loudspeaker!" nada bicara Ibunya tiba-tiba meninggi. "Eomma tidak yakin Nenek tak mengetahui apa yang kau lakukan! Karena kemarin Eomma tanpa sengaja mendengarnya berbicara di telepon dengan ketua Jung bahwa dia sudah menemukan Istrimu itu, secepatnya dia akan membawanya ke rumah dan Eomma yakin Nenek akan memintamu untuk pulang juga."
Ini memang sudah seminggu semenjak Kim Hyun Jin memilih meninggalkan rumah Neneknya begitu pernikahannya dengan Wanita asing itu terjadi. Ia juga menghindari telepon dari Neneknya maupun Ibunya yang tanpa henti, barulah hari ini ia menjawabnya. Bukan apa-apa, ia hanya ingin bersembunyi dari mereka untuk sementara waktu.
Jika mengingat hari pernikahannya, dimana setelah ia berpisah dengan Wanita asing bernama Han Hye Soon yang dinikahinya itu, di rumah sakit dan ia pergi ke rumah Yang Hee Jin, ia menemukan sebuah fakta lain yang membuatnya sedikit kesal. Bagaimana tidak, ia melihat Neneknya datang menemui Yang Hee Jin di Apartmennya dan dia memberikan sejumlah uang padanya untuk pergi dari kehidupan Kim Hyun Jin. Yang Hee Jin sendiri yang memberitahukan padanya.
Meskipun Kim Hyun Jin tahu benar jika Yang Hee Jin sebenarnya tidak suka harus menolak uang itu pada Neneknya dengan alasan dia mencintainya, tapi tetap saja ia kesal mengetahui Neneknya melakukan hal itu. Sudah jelas itu semua dilakukan Neneknya karena ingin mengatur hidupnya sesuai dengan keinginannya.
"Apa kau ada di Apartmentmu sekarang?" tanya Ibunya yang membuyarkan lamunan Kim Hyun Jin seketika.
"Aku ada meeting dengan klienku pagi ini. Besok saja aku akan menemui Eomma di Restoran Baek Ji Hwan saat makan siang, bagaimana?" tukas Kim Hyun Jin enteng.
"Di hari libur seperti ini?" tanya Ibunya lagi, seperti tidak percaya.
"Iya," sahutnya singkat sebelum kemudian melanjutkan kata-katanya. "Aku akan menghubungi Eomma lagi nanti."
Kim Hyun Jin segera memutuskan sambungan teleponnya dengan Ibunya. Ia tahu benar ada hal yang ingin segera disampaikan Ibunya padanya. Namun karena ia mengerti bila Ibunya hanya akan membicarakan rencana-rencana Neneknya yang diketahuinya, ia merasa itu tak perlu terburu-buru. Lagipula ada hal yang jauh lebih penting yang harus dilakukannya.
Sebenarnya meeting dengan klien hanya alasannya saja untuk menolak bertemu dengan Ibunya. Kim Hyun Jin baru saja mendapat kabar dari seseorang yang memang sengaja disuruhnya untuk menemukan Han Hye Soon bahwa dia akan menyerahkan berkas-berkas mengenai identitas Wanita itu padanya pagi ini. Setidaknya Kim Hyun Jin berpikir dirinya harus bergerak lebih cepat sebelum Neneknya melakukan sesuatu lebih jauh lagi.
Begitu meletakkan ponselnya asal di atas ranjang King Size miliknya, Kim Hyun Jin lantas memilih pakaian yang akan dikenakannya pagi itu dan mengeluarkannya dari dalam lemari. Ia terlebih dahulu menyemprotkan deodorant dan parfum ke tubuhnya sebelum mengenakan pakaiannya.
Pakaian Casual selalu menjadi gaya berbusana kesukaannya. Kim Hyun Jin bukan tipe Pria yang selalu senang berpakaian rapi layaknya kaum jetset. Bahkan terkadang ia bisa hanya mengenakan kaus singlet tanpa lengan yang dipadupadankan dengan sebuah outer simple berbahan tipis seperti blazer, sweater atau jas bila hari sedang panas. Gaya berbusananya yang seperti itu tak lain karena kebiasaannya ketika ia tinggal di London selama 4 tahun untuk menuntut ilmu disana.
Ponselnya tiba-tiba saja berdering ketika Kim Hyun Jin hendak membuka pintu mobilnya. Nama Yang Hee Jin tertera di layar ponselnya dan ia pun segera menjawab panggilannya. Kekasihnya itu sepertinya baru saja kembali dari fashion show yang diikutinya di London Fashion Week tahun ini yang diadakan di London. Selalu menjadi kebiasaan Yang Hee Jin yang menghubungi Kim Hyun Jin, entah itu pesawatnya baru akan lepas landas atau dia telah sampai di Korea.
"Jagiya...!" seru Yang Hee Jin dengan lantangnya begitu Kim Hyun Jin menjawab panggilannya. "Aku merindukanmu. Bisakah kita bertemu malam ini? Beberapa jam lagi aku akan segera sampai di Korea."
"Ya baiklah." sahut Kim Hyun Jin singkat.
"Kalau begitu aku akan menghubungimu lagi nanti. Saranghae!"
Klik! Yang Hee Jin pun lantas segera memutuskan sambungan teleponnya. Kim Hyun Jin sudah hafal betul kelakuan kekasihnya itu yang hanya akan berbicara seperlunya bila dia masih berada di luar negeri. Pekerjaannya yang padat sebagai seorang model yang kini sedang menjajaki pasar internasional tak lebih karena campur tangannya. Kim Hyun Jin-lah yang membuatnya bisa seperti itu, mengingat ia memiliki banyak koneksi di luar negeri.
Oleh sebab itu Kim Hyun Jin mengerti benar bila Yang Hee Jin tak pernah ingin berpisah dengannya. Meski diiming-imingi uang yang sangat banyak dan cukup untuk biaya hidupnya selama beberapa tahun oleh Neneknya dengan syarat dia bersedia meninggalkan Kim Hyun Jin sekalipun, tentu dengan tegas dia akan menolak itu semua.
Kim Hyun Jin sendiri tak memberitahu Yang Hee Jin jika sebenarnya hari itu ia tetap melangsungkan pernikahannya dengan mengganti mempelai Wanitanya, karena menurutnya pernikahan itu tak benar-benar sah dilakukannya yang dianggapnya hanya sebagai permainan belaka. Mungkin bila Yang Hee Jin mengetahuinya, gadis itu akan mengamuk besar-besaran.
Bukan hanya itu yang membuat Kim Hyun Jin bersikap santai sekarang ini. Namun karena tak adanya bukti bila ia telah menikahi Han Hye Soon, jadi tak ada yang perlu dikhawatirkan Kim Hyun Jin dan ia pun masih bisa tetap menjalin hubungan dengan Yang Hee Jin. Baru setelah itu ia akan menyusun rencana selanjutnya untuk menghalau Neneknya yang masih akan terus mencampuri hidupnya. Ia akan membuat Neneknya tak dapat mendapatkan informasi apapun tentang Han Hye Soon.
Orang suruhan Kim Hyun Jin ternyata sudah datang lebih dulu darinya begitu ia sampai di depan Kafe tempat mereka janji bertemu siang ini. Pria itu mengenakan setelan jas yang rapi, berbanding terbalik dengan dirinya yang hanya mengenakan kaos berwarna biru gelap dan juga celana Jeans berwarna hitam yang mana keduanya sangat pas ditubuhnya hingga memperlihatkan bentuk tubuhnya yang bagus.
Pria itu lalu bangkit berdiri begitu melihat Kim Hyun Jin masuk ke dalam Kafe dan berjalan menghampirinya dengan langkahnya yang lebar. Dia lalu membungkukkan badannya sekilas yang juga dibalas sama oleh Kim Hyun Jin sebelum akhirnya mereka berdua duduk saling berhadapan di salah satu bangku yang memang sudah lebih dulu ditempati Pria itu.
"Anda bisa menghubungiku kembali bila memang masih ada yang anda perlukan," kata Pria itu seraya menyodorkan amplop coklat yang sejak tadi tergeletak di atas meja.
"Sebentar, aku akan mentransfer sisa uangnya ke rekening anda." sahut Kim Hyun Jin yang segera membuka aplikasi banking di ponselnya lalu menekan beberapa digit nominal uang yang harus ditransfernya. "Baiklah, sudah terkirim. Kau bisa mengeceknya lebih dulu."
"Tidak perlu. Saya percaya pada anda. Baiklah, terima kasih." katanya lagi sebelum kemudian bangkit berdiri dari tempat duduknya dan berjalan keluar dari Kafe.
Kim Hyun Jin lalu membuka amplop coklat yang diterimanya dari Pria itu. Terdapat beberapa lembar kertas berisi segala sesuatu yang berisi tentang informasi Han Hye Soon, mulai dari identitasnya, pendidikannya, kehidupannya, bahkan hingga ukuran tubuhnya, semua lengkap tertera di lembaran kertas-kertas itu. Ia membacanya dengan seksama tiap kata yang tertulis.
"36? Not bad." ujar Kim Hyun Jin berbicara sendiri diikuti oleh kedua sudut bibirnya yang kemudian tertarik ke atas membentuk sebuah senyuman.
Ia lalu memasukkan kembali lembaran kertas itu ke dalam amplopnya dan beranjak keluar dari Kafe. Kim Hyun Jin berpikir untuk segera menemui Han Hye Soon di rumahnya yang alamatnya sudah tercantum di dalam lembaran kertas tersebut dan ia sudah mengingatnya dengan jelas di otaknya.
Han Hye Soon tinggal di Gyeonggi-do bersama kedua orang tuanya dan adik lelakinya yang masih berumur 10 tahun. Dia bekerja sebagai pegawai negeri sipil, lebih tepatnya seorang akuntan di dinas kesehatan kota Seoul. Awalnya cita-citanya adalah menjadi seorang dokter, namun karena otaknya yang kurang pintar, ia memilih memutar haluannya dengan mengambil jurusan ekonomi sebagai tujuan pendidikannya.
Disaat Kim Hyun Jin sedang memfokuskan dirinya pada jalanan ketika ia tengah menyetir mobilnya, ponselnya berdering. Tampak nama Ibunya kembali tertera di layar ponselnya. Entah apalagi yang ingin disampaikan Ibunya itu, walau begitu ia tetap menjawab panggilannya dengan memasang headset terlebih dahulu di telinganya.
"Iya Eomma, aku sedang menyetir. Ada apa lagi?"
"Cepatlah pulang ke rumah! Ini genting! Gadis itu ada disini sekarang! Kau harus cepat kemari!" seru Ibunya yang terdengar sangat panik melalui suaranya.
"Siapa maksud Eomma? Hee Jin?" tanya Kim Hyun Jin tak mengerti.
"Mana mungkin Nenekmu membawa gadis matre itu ke rumah ini, tentu saja bukan! Istrimu, Han Hye Soon! Sepertinya Nenekmu menculiknya dan membawanya paksa begitu saja, dia terlihat mengenakan pakaian rumahan seadanya dan juga sandal jepit." cerita Ibunya panjang lebar. "Dia bahkan sepertinya terlihat sedikit ketakutan begitu sampai disini."
"Aku akan segera kesana!" sahut Kim Hyun Jin cepat lalu memutus sambungan teleponnya dan memutar balik arah kemudi mobilnya.
"Sebenarnya apa yang ada di otak Nenek! Bagaimana dia bisa bertindak secepat itu!?" gerutu Kim Hyun Jin sambil memukul kemudi mobilnya kesal.
Tak perlu waktu lama bagi Kim Hyun Jin untuk segera sampai di rumah Neneknya karena ia menjalankan mobilnya dengan lumayan cepat. Walau begitu ia tak sampai harus mengebut dengan sangat kencang. Polisi tentu akan mengejarnya dan menangkapnya bila ia sampai mengebut.
Sesampainya di teras rumahnya, Kim Hyun Jin segera memarkirkan mobilnya asal. Ia buru-buru turun dari mobilnya dan memasuki rumah Neneknya dengan langkah cepat hingga setengah berlari. Napasnya agak tersengal-sengal, bahkan dahinya sampai berkeringat. Udara panas di musim panas membuatnya gampang sekali bermandikan keringat.
"Eomma! Halmeoni!" teriak Kim Hyun Jin begitu memasuki rumah.
"Tak perlu berteriak seperti itu, aku disini!" omel Neneknya yang tengah duduk di ruang tamu, bersama dengan Ibunya dan juga Han Hye Soon.
Benar seperti yang Ibunya katakan di telepon tadi, gadis itu memang ada di rumah Neneknya. Dan juga benar seperti yang Ibunya ucapkan, gadis itu hanya mengenakan pakaian rumah seadanya berupa kaos merah muda dan celana pendek berwarna senada dengan kaosnya serta sandal jepit yang menempel di kakinya.

Exchange Bride (On Going)Where stories live. Discover now