Han Hye Soon membuka pintu rumah Kang Eun Ju. Pakaiannya sudah rapi, mengenakan kemeja lengan pendek yang dipadupadankan mini skirt berwarna pastel dan sepatu hak berwarna nude. Di belakangnya Kang Eun Ji berjalan menyusulnya seraya menutup rapat pintu rumahnya, sementara Han Hye Soon berdiri tak jauh darinya, menunggunya. Kemudian mereka berjalan beriringan dan Han Hye Soon menyelipkan tangan kirinya pada lengan Kang Eun Ji yang selalu menjadi kebiasaannya setiap kali berjalan bersama siapa saja.
"Aku masih tidak ingin pergi bekerja hari ini." keluh Han Hye Soon sambil memasang wajah tak bersemangatnya.
"Bagaimana bisa seorang pegawai negeri sipil sering membolos!?" omel Kang Eun Ji.
"Bagaimana kalau nanti dia menemukanku di kantor?"
"Kemana perginya Han Hye Soon pemberani yang kukenal?" sahut Kang Eun Ji, sedangkan Han Hye Soon tak menjawabnya dan hanya menghela napas berat.
"Hye Soon-ssi!" terdengar suara seseorang memanggil namanya yang tentu saja dirasa cukup kenal oleh suara tersebut.
Han Hye Soon berpura - pura tak mendengar dan justru melirik jam tangannya seraya mempercepat langkahnya dan mengatakan bahwa dirinya sudah terlambat pada Kang Eun Ji. Namun sahabatnya itu malah menolehkan kepalanya ke belakang dan melihat Kim Hyun Jin yang segera mempercepat langkahnya untuk menyusul mereka berdua. Meski Kang Eun Ji memberi isyarat pada Han Hye Soon untuk berbicara dengannya terlebih dahulu, tapi dengan cepat ia menggelengkan kepalanya tanda tak setuju.
"Hye Soon-ssi!" panggil Kim Hyun Jin lagi yang kali ini sudah berada beberapa senti di belakang Han Hye Soon seraya menarik lengan kirinya hingga menghentikan langkahnya. "Kau berpura - pura tak mendengarku?"
"Aku mendengarmu. Tapi aku harus segera berangkat. Aku sudah terlambat. Nanti saja kita bicaranya. Ayo Eun Ji-ah!" sahut Han Hye Soon cepat seraya menepis tangannya tanpa melihat ke arah Kim Hyun Jin sedikitpun dan begitu menyadari dia melepaskan pegangannya pada lengannya, ia segera menarik tangan Kang Eun Ji untuk cepat - cepat pergi.
"Aku akan mengantarmu. Kita pergi bersama." katanya lagi seraya menarik kembali lengan Han Hye Soon hingga pegangan tangannya pada Kang Eun Ji dilepasnya.
"Tidak! Aku tak ingin merepotkanmu! Aku akan pergi bersama Eun Ji saja!" teriak Han Hye Soon yang berusaha menolak dan menahan kakinya agar tak bergerak.
"Apa kau ingin aku menggendongmu?! Kalau itu maumu, akan kulakukan!" ancamnya yang seketika membuatnya segera menuruti Kim Hyun Jin dan melangkahkan kakinya dengan terpaksa.
"Kenapa kau mematikan ponselmu, huh?!" tanya Kim Hyun Jin seraya menuntun Han Hye Soon memasuki mobilnya, begitu juga dengan dirinya. "Kenapa?"
"Baterai ponselku habis." ucap Han Hye Soon yang hanya menatap lurus ke depan, tak ingin melihat ke arah Pria itu.
"Apa kau akan terus bersikap seperti itu?" tanyanya lagi seraya mencondongkan tubuhnya mendekat pada Han Hye Soon yang bisa melihatnya dari sudut matanya.
Dia mau apa? Aduh sialan, kenapa juga jantungku jadi deg - degan begini!
"A.. Apa?" sahutnya gugup, tanpa menolehkan kepalanya sedikitpun.
"Kau lupa memasang sabuk pengamanmu." ujarnya sambil memasangkan sabuk pengaman pada tubuh Han Hye Soon sebelum akhirnya menepuk pelan puncak kepalanya. "Dasar bodoh."
"Sudahlah cepat berangkat, nanti aku terlambat!" omel Han Hye Soon demi menutupi rasa gugupnya yang tak kunjung mereda.
"Ya baiklah!"
Kim Hyun Jin segera melajukan mobilnya keluar dari lingkungan perumahan tersebut. Dia juga tak mengajukan pertanyaan lagi padanya, sedangkan Han Hye Soon sendiri tak ingin mengatakan apa - apa. Ia tak ingin membahas apapun dengannya. Oleh karena itu ia memilih diam seribu bahasa. Lagipula bagi seorang Kim Hyun Jin, yang terjadi kemarin pasti bukanlah sesuatu yang perlu dibesar - besarkan, begitu pikir Han Hye Soon.
"Nenek mencarimu," katanya tiba - tiba, setelah beberapa menit mereka saling terdiam satu sama lain. "Dia ingin kau menemuinya. Pulang kerja nanti, aku akan menjemputmu dan mengantarmu padanya."
"Oh... Ah... Tidak perlu. Aku bisa pergi kesana sendiri."
"Aku bilang aku akan mengantarmu kesana. Jadi jangan menolakku."
"Ba.. Baiklah."
Dari nada bicaranya, Han Hye Soon bisa menangkap perasaan kesal Kim Hyun Jin dari kalimatnya tadi. Walau agak sedikit takut untuk melihat wajahnya, akan tetapi ia memberanikan diri menatap ke arahnya sekilas sebelum kemudian memalingkan kembali wajahnya. Selang beberapa menit tanpa terasa mereka pun sudah sampai di kantor Han Hye Soon. Begitu Kim Hyun Jin menghentikan mobilnya, Han Hye Soon ingin segera turun dan pergi dari pandangannya. Namun ternyata Pria itu masih mengunci rapat mobilnya, membuat Han Hye Soon kebingungan.
"Kita sudah sampai, Hyun Jin-ssi. Terima kasih sudah mengantarku. Pintunya..." kata Han Hye Soon tak melanjutkan kata - katanya dan hanya memberi isyarat pada pintu mobilnya yang terkunci rapat, sementara Kim Hyun Jin hanya terdiam.
"Kau.. Jangan menghindariku lagi. Kalau sedang bicara denganku, tatap mataku. Kau membuatku kesal, kau tahu!"
Begitu mengatakan itu, Kim Hyun Jin memutar tubuhnya menghadap Han Hye Soon. Matanya menatapnya serius. Sementara itu tangannya tiba - tiba saja menarik leher Han Hye Soon yang tentu saja membuatnya terkejut setengah mati hingga tanpa sadar matanya terbelalak lebar. Bahkan ia bisa mendengar suara detak jantungnya sendiri yang tiba - tiba berdegup kencang. Selain itu ia juga sampai lupa untuk bernapas karena begitu terkejutnya.
"Kau mengerti ucapanku?" tanya Kim Hyun Jin lagi, masih dengan posisi memegang leher Han Hye Soon dan menatapnya tajam.
"I.. Iya.." sahut Han Hye Soon gagap, sedangkan matanya berulang kali berkedip dan detik berikutnya Kim Hyun Jin segera kembali ke posisinya semula, bersandar pada kursinya.
"Baiklah, semoga harimu menyenangkan!" ujarnya seraya membuka kunci pintu mobilnya dan tersenyum puas pada dirinya sendiri.
Han Hye Soon pun segera menyelempangkan tasnya ke bahunya sebelum kemudian membuka pintu dan menjejakkan kakinya keluar. Namun tiba - tiba saja ia berhenti dan kembali masuk ke dalam mobil. Kim Hyun Jin pun lantas menatapnya dengan heran sampai bertanya ada apa padanya. Han Hye Soon hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum sinis.
Bukkk..
"Jangan mengaturku, dasar brengsek!" teriak Han Hye Soon seraya meninju perut Kim Hyun Jin dan cepat - cepat keluar dari mobilnya, tak memedulikannya yang tengah mengaduh kesakitan.
Ia segera berlari memasuki gedung perkantorannya, tak berani menolehkan kepalanya ke belakang. Walau begitu ia menghela napas lega atas apa yang sudah dilakukannya. Aku pasti sudah gila, pikirnya berulang kali. Ini seperti ia telah mengembalikan sisi lain dari dirinya yang dulu. Entahlah, ia sendiri tak mengerti kenapa ia tiba - tiba bersikap seperti itu. Hanya saja, satu hal yang membuatnya geram padanya. Tak lain karena ia tak suka dipojokkan. Itu hanya akan membuatnya naik pitam.

YOU ARE READING
Exchange Bride (On Going)
RomanceGaun pengantin atau cincin yang tertukar mungkin tidak masalah. Tapi bagaimana bila calon pengantinnya yang tertukar. Benar-benar petaka! Itulah yang terjadi pada Han Hyesoon, gadis berusia 25 tahun yang terpaksa harus menikahi seorang pria yang tak...