Bab 4 Part 1 - Pernikahan Kita Tak Bisa Dibatalkan

139 8 2
                                    

"Bagaimana bisa pernikahan kalian tak sah jika aku telah mendaftarkannya ke Pengadilan dan aku juga sudah mendapatkan buku nikah kalian?!" tukas Nenek Lee dengan entengnya.
"Apa?!" seru Han Hye Soon dan Kim Hyun Jin serempak dengan mata yang sama-sama terbelalak kaget.
Han Hye Soon kembali merasakan kepalanya yang terasa berdenyut, kali ini denyutannya terasa sedikit lebih kencang dari sebelumnya yang sempat menghilang karena lega begitu mendengar Kim Hyun Jin yang menyatakan bila pernikahan mereka memang tidaklah sah. Tapi sedetik kemudian rasa lega itu menghilang begitu saja, berganti kecemasan luar biasa hingga denyutan di kepalanya yang membuatnya pening kembali muncul, seolah sebuah palu godam berukuran besar baru saja menghantam kepalanya itu. Ditambah detak jantungnya yang berdegup lebih kencang dari sebelumnya. Ia hanya berharap semua yang sedang dialami dan didengarnya saat ini hanyalah sebuah mimpi, mimpi buruk yang akan segera menghilang begitu ia terbangun dari tidurnya.
"Pengacara Kang..." Nenek Lee mengalihkan pandangannya sesaat pada seorang Pria paruh baya yang pernah Han Hye Soon lihat sebelumnya di acara pernikahan waktu itu dimana Pria bertubuh sedang dengan rambutnya yang masih berwarna hitam yang disisirnya rapi ke belakang itu duduk dengan tenang disisi kiri Nenek Lee, diseberang Kim Hyun Jin dan dirinya, sebelum kemudian dia mengeluarkan sebuah amplop besar yang disodorkannya pada Kim Hyun Jin dengan sopan.
Kim Hyun Jin lalu dengan cepat membuka amplop tersebut, sementara Han Hye Soon yang duduk disampingnya hanya bisa menatap cemas akan isi amplop itu. Dalam hatinya ia tak henti-hentinya memanjatkan doa semoga isi amplop itu bukanlah berkas-berkas pernikahannya dan Kim Hyun Jin. Bagaimana bisa pernikahan mereka yang bermula dari sebuah kesalahpahaman berujung pada kenyataan? Jelas-jelas semua itu terihat seperti sebuah permainan si Nenek yang menjadikan dirinya yang tak tahu apa-apa sebagai seorang korban. Ia sungguh tak mengenal mereka, tapi bagaimana bisa ia diperalat seperti ini. Entah Nenek itu tidak sengaja melakukannya atau memang sudah merencanakannya, Han Hye Soon sendiri tidak tahu. Jika dia memang sengaja melakukannya, berarti benar Nenek itu memang sudah tidak waras.
"Halmeoni, bagaimana bisa kau melakukan ini padaku!?" teriak Kim Hyun Jin yang melotot tajam ke arah Neneknya itu, sedangkan Han Hye Soon melirik ke arah lembaran kertas-kertas yang ada di tangan Lelaki itu, mengambilnya, lalu membaca isi tulisannya.
"Ini tidak mungkin!" tangan Han Hye Soon terasa sangat lemas begitu ia membaca tiap kalimat yang tertera dalam kertas-kertas itu hingga tanpa sengaja membuatnya jatuh berserakan ke lantai, beberapa lembarnya jatuh di atas kakinya yang dibiarkannya begitu saja, sementara matanya terbelalak lebar, syok.
"Pengacara Kang hanya menunjukkan beberapa lembar copy-annya saja, yang asli tentu takkan kutunjukkan padamu, kau pasti akan merusaknya." jelas Nenek Lee pada Kim Hyun Jin dengan santainya tanpa memedulikan sedikitpun ekspresi cucunya itu yang terlihat sangat marah padanya sebelum akhirnya mengalihkan perhatiannya pada Han Hye Soon. "Jadi, mulai sekarang tinggallah di rumah ini bersamaku, Hye Soon-ah! Kau sekarang adalah cucu mantuku dan aku Nenekmu. Ayo, kuantar kau ke kamar Hyun Jin di atas?"
Han Hye Soon terkesiap kaget saat Nenek Lee berbicara padanya. Bulu kuduknya tiba-tiba terasa meremang ketika mendengarnya mengatakan semua itu dengan tenang, bahkan lebih buruk lagi dia tampak sangat senang. Yang membuat Han Hye Soon merasa takut adalah ketika mendengarnya memanggil namanya saja, seolah dia tengah berbicara pada anggota keluarganya sendiri, layaknya Nenek yang berbicara pada cucunya dan mereka telah akrab satu sama lain, tanpa merasa canggung sedikitpun. Itu terdengar sangat menakutkan di telinganya.
Tanpa basa-basi lagi Nenek Lee segera bangkit dari tempat duduknya, menggandeng tangan Han Hye Soon yang sepertinya tidak bisa menghindar ataupun pergi dari rumah itu ketika otaknya yang biasanya selalu encer dan mudah mendapatkan ide apa saja saat dirinya sedang terpojok untuk kali ini menjadi begitu buntu. Ia hanya bisa membiarkan Nenek Lee menggandeng tangannya dan mengikuti langkahnya, meninggalkan ruang tamu dan mengabaikan Kim Hyun Jin yang masih termangu dalam pikirannya, sedangkan Pengacara Kang segera pamit pergi dan Nyonya Kim Yong Ah bergegas menuju ruang tamu, memunguti lembaran kertas yang berserakan tersebut, lalu membacanya, dan menjadi terkejut luar biasa hingga mulutnya terbuka lebar.
"Hyun Jin-ah, ini... ini.. Apa yang harus kita lakukan?!" tanya Ibunya panik yang tak dihiraukan sedikitpun oleh putranya itu yang kemudian memilih pergi menyusul Neneknya.
"Halmeoni!!! Bukan begini perjanjian kita!" teriaknya yang seketika itu juga langsung menghentikan langkah kaki Neneknya yang hampir saja menaiki anak tangga menuju ke lantai dua bersama Han Hye Soon yang masih digandengnya, berdiri di belakangnya.
Nenek Lee bergeming, kemudian membalikkan tubuhnya, hanya menatap datar ke arah Kim Hyun Jin dan membiarkannya kembali berbicara, "Halmeoni bilang aku hanya perlu menikah, tanpa perlu mencampuri siapa Wanita yang akan kunikahi?!"
"Tapi tidak dengan Yang Hee Jin."
"Kalau begitu aku akan membatalkan perjanjian kita! Pernikahan ini tidak benar! Aku akan melakukan pembatalan pernikahan secepatnya!" seru Kim Hyun Jin tegas seraya menatap langsung Nenek Lee di hadapannya, lalu menarik Han Hye Soon ke sisi tubuhnya dan kembali melanjutkan kata-katanya. "Aku akan mengantarnya pulang dan jangan coba mengusik hidup kami lagi!"
Angin segar seolah tiba-tiba saja menerpa tubuh Han Hye Soon begitu ia mendengar Kim Hyun Jin mengatakan hal itu. Perasaan lega dan bersyukur tentu langsung berkembang di hatinya, membuatnya lupa dari rasa cemas berlebihnya yang semula bergelayut dalam otaknya. Setidaknya masalah pernikahan yang tidak seharusnya terjadi ini akan segera menemukan titik terang dan ia tak perlu berurusan lagi dengan keluarga kaya yang aneh, macam keluarga Nenek Lee ini, pikir Han Hye Soon seraya menghela napas ringan, kemudian beranjak pergi mengikuti Kim Hyun Jin yang sudah lebih dulu berjalan di depannya.
"Apa kau ingin Hye Jin menggantikanmu?" celetuk Nenek Lee tiba-tiba, yang seketika saja menghentikan langkah Kim Hyun Jin sehingga Han Hye Soon pun ikut berhenti dan berdiri tak jauh darinya.
"Halmeoni sedang mengancamku?!" Kim Hyun Jin balik bertanya, nada bicaranya berubah meninggi sambil menatap tajam ke arahnya dan kembali melangkah menghampirinya.
Entah apa yang tengah dibicarakan Kim Hyun Jin dan Neneknya itu, sama sekali tak dimengerti Han Hye Soon. Namun ia merasa jika pembicaraan mereka berdua menjadi lebih serius dan sengit, terlihat dari bagaimana reaksi Kim Hyun Jin yang tampak semakin emosi. Akan sangat menakutkan jika ia harus menjadi saksi atas pertengkaran antara kedua cucu dan nenek tersebut yang tak seharusnya menjadi tontonannya.
"Akan kulakukan jika memang perlu!"
"Terserah padamu, lakukan saja apa yang ingin kau lakukan, Halmeoni! Aku tak peduli!" seru Kim Hyun Jin yang penuh amarah dan tengah berusaha menahan emosinya sebelum akhirnya dia membalikkan tubuhnya dan berlalu pergi dengan tergesa-gesa.
Han Hye Soon buru-buru membungkukkan badannya sekilas pada Nenek Lee dan segera berlari menyusul Kim Hyun Jin yang melangkahkan kakinya lebar-lebar, "Kim Hyun Jin-ssi, tunggu aku!"
Raut wajah Kim Hyun Jin terlihat sangat mengerikan di mata Han Hye Soon. Ia bahkan sampai tak berani membuka suaranya untuk memulai obrolan dengannya karena khawatir lelaki itu akan menghardiknya dengan keras. Sejak keluar dari rumah Neneknya, lalu mengendarai mobilnya dijalanan, Kim Hyun Jin hanya memfokuskan dirinya menatap jalan di depannya. Namun karena rasa penasarannya mengenai siapa Hye Jin yang dimaksud Neneknya itu, Han Hye Soon berniat menanyakannya.
"Umm.. Hyun Jin-ssi, boleh aku tahu siapa itu Hye Jin?" tanya Han Hye Soon yang memulai pembicaraan setelah beberapa menit lalu mereka berdua hanya diam dan tak saling berbicara.
"Dia adik perempuanku satu-satunya." sahutnya pelan, Han Hye Soon bisa melihat jika emosi lelaki itu sudah mulai stabil, terlihat dari ekspresi wajahnya yang tampak tenang sekarang.
"Apa yang Nenekmu itu inginkan sebenarnya? Tapi terima kasih kau akan membatalkannya, aku benar-benar tertolong!"
Kim Hyun Jin bergeming. Dia tak menjawab pertanyaan Han Hye Soon sama sekali, tapi tiba-tiba saja dia menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Han Hye Soon yang tak mengerti apa yang akan dilakukannya hanya mengernyitkan dahinya samar, menunggu lelaki itu membuka suaranya. Ia berpikir amarahnya mungkin belum sepenuhnya mereda saat ini.
"Bisakah kau turun disini saja?" tanya Kim Hyun Jin kemudian seraya menatap ke arah Han Hye Soon yang balas menatapnya dengan tatapan yang bingung.
"Apa kau marah karena aku bertanya hal itu padamu?"
"Aku ada urusan."
"Tidak, aku tidak mau! Kau tidak boleh sendirian dan kau sedang sangat emosi sekarang ini. Mungkin saja kau akan menabrakkan dirimu sendiri. Lagipula aku tak membawa uang dan ini masih cukup jauh dari rumahku, jadi antarkan aku pulang!"
Sepertinya Han Hye Soon terlalu banyak memikirkan hal-hal yang berlebihan saat ini. Ia tak peduli bila Kim Hyun Jin mungkin akan menganggapnya aneh. Bukankah memang benar bila segala kemungkinan selalu saja bisa terjadi, apalagi jika hal itu dilakukan karena rasa nekad seseorang yang sedang diliputi oleh amarah besar. Oleh sebab itu ia menjadi cemas jika Kim Hyun Jin berniat melakukan sesuatu yang akan melukai dirinya sendiri.
"Aku bilang aku ada urusan." ujarnya seraya mengeluarkan beberapa lembar uang dari dalam dompetnya yang langsung disodorkannya pada Han Hye Soon. "Kau bisa pulang dengan taksi."
"Tidak! Aku bilang aku tidak mau! Kau antarkan saja aku pulang! Tolonglah, sebentar saja!" tolak Han Hye Soon yang bersikeras sambil menepis tangan Kim Hyun Jin yang masih menyodorkan uangnya.
"Kau ini merepotkan sekali!" gerutunya yang pada akhirnya memilih menuruti permintaan Han Hye Soon dan segera melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, menembus jalanan yang sangat ramai di akhir pekan seperti ini.
Han Hye Soon senang Kim Hyun Jin bersedia mengikuti kemauannya. Sebenarnya itu hanya triknya saja agar lelaki itu untuk sesaat lupa pada rasa kesalnya yang sedang meluap-luap. Dengan begitu dia tidak akan bertindak macam-macam yang mungkin saja akan merugikan dirinya sendiri tentunya. Itu hanya pemikiran Han Hye Soon semata, Ia mencemaskannya, meski ia sendiri tak mengerti kenapa harus mencemaskan lelaki yang bahkan tak dikenalnya baik itu.
"Terima kasih sudah mengantarku pulang." ucap Han Hye Soon begitu ia turun dari mobil Kim Hyun Jin yang diikuti olehnya yang juga turun dari mobilnya.
"Hye Soon-ah!"
"Oppa?!" Han Hye Soon terkejut saat mendapati Park Ryung Soo sudah berdiri tak jauh dari rumahnya, menatapnya heran lalu beralih menatap Kim Hyun Jin yang berdiri disamping mobilnya, sebelum akhirnya menghampiri Han Hye Soon. "Sedang apa Oppa disini?!"
"Bukankah aku sudah mengirimimu pesan kalau aku akan datang ke rumahmu satu jam lagi, apa kau tak membaca pesanku?" Park Ryung Soo balik bertanya, alisnya terangkat heran.
"Oh, aku tak tahu. Ponselku tertinggal di kamar." Han Hye Soon tentu tak bisa mengatakan yang sebenarnya pada Park Ryung Soo karena dengan begitu ia harus menjelaskan semuanya dari awal, lalu ia juga harus menceritakan pernikahan tak sengajanya dengan Kim Hyun Jin dan itu akan menjadi cerita yang sangat panjang yang harus diceritakannya padanya.
"Dia.. siapa?" Park Ryung Soo kembali bertanya, kali ini dia terang-terangan menunjuk pada Kim Hyun Jin yang sejak tadi hanya diam menatapnya datar.
"Oh, dia.. ummm.. Kim Hyun Jin." sahut Han Hye Soon tergagap, rasa gelisah mendadak muncul di hatinya, bingung harus menjawab apa karena ia sendiri memang tak begitu mengenal Kim Hyun Jin dan hari ini adalah kali keduanya ia bertemu dengannya, tapi karena tak punya jawaban lain ia memilih berbohong. "Teman.. iya, dia hanya teman."
"Aku Kim Hyun Jin, suaminya." celetuk Kim Hyun Jin yang tiba-tiba saja memperkenalkan dirinya sebagai suaminya yang tentu saja langsung membuat bola mata Han Hye Soon yang sudah cukup besar semakin membulat lebar, seperti ingin keluar dari kelopak matanya, terkejut, begitu pula dengan Park Ryung Soo yang sama terkejutnya saat mendengar ucapan lelaki itu.

Exchange Bride (On Going)Where stories live. Discover now