Bab 6 Part 2 - Pengenalan Resmi ke Publik

103 3 0
                                    

"Kau siapa?" pertanyaan itu seharusnya terlontar dari bibir Han Hye Soon, tapi ternyata ia kalah cepat dari Wanita cantik bertubuh kurus yang berdiri di depannya yang menatapnya sinis itu.
Han Hye Soon sebenarnya tak merasa terkejut sedikitpun melihat kemunculannya. Dilihat dari penampilannya yang fashionable dan glamour bisa dipastikan bila dia bukanlah Wanita biasa. Selain itu dari caranya memandangnya yang dengan jelas menunjukkan ekspresi tidak suka padanya, ia bisa menebak jika Wanita yang baru saja dipanggil Hee Jin oleh Kim Hyun Jin itu adalah kekasihnya.
"Oh, eum... "
"Dia hanya seorang teman. Namanya Han Hye Soon." ucap Kim Hyun Jin cepat dan itu cukup melegakan bagi Han Hye Soon yang sebenarnya terlalu malas untuk menjawab pertanyaannya itu. "Kau tentu tidak cemburu pada temanku, bukan?!"
"Aku tak pernah melihatnya sebelumnya," katanya, masih memperhatikan Han Hye Soon dari atas hingga ke ujung kakinya yang cukup untuk membuat Han Hye Soon risih dan ingin segera pergi, sementara Wanita itu kembali melanjutkan kata-katanya. "Aku tak perlu memperkenalkan diriku kalau aku adalah tunanganmu, bukan!?"
"Baiklah, aku pergi dulu kalau begitu. Senang bertemu denganmu, Hee Jin-ssi!" ujar Han Hye soon datar dan kemudian memilih bergegas keluar dari kamar.
"Apa-apaan itu!? Dia bahkan tak punya sopan santun, pergi tanpa memberi salam sedikitpun!" omel Wanita itu yang terdengar jelas di telinganya, tapi tak dipedulikannya sama sekali.
"Kau pikir kau sendiri punya sopan santun, huh! Aish, benar-benar..!" gerutunya di dalam hati seraya berjalan menuju ruang tamu dan menemukan tasnya tergeletak di atas meja yang segera diraihnya, lalu mengenakan sepatunya yang ada di lantai dekat pintu sebelum kemudian melangkah keluar dari apartment Kim Hyun Jin.
Dengan langkah lebar dan perasaan yang masih setengah kesal, Han Hye Soon membiarkan pikirannya kembali melayang jauh. Ia kemudian ingat bahwa semalam dirinya meminta Kim Hyun Jin untuk mengantarkannya menemui Neneknya agar ia bisa mendapatkan jawaban yang diinginkannya. Ia benar-benar ingin tahu alasan Nenek Lee menghancurkan pernikahannya dan sangat menginginkannya menikahi Kim Hyun Jin. Bukan hanya itu, ia juga ingin tahu kenapa kedua orang tuanya bahkan bersedia bekerja sama dengannya. Semua pertanyaan dalam otaknya itu sangat mengganggu pikirannya saat ini. Oleh karena itu ia harus segera mendapatkan jawabannya saat ini juga.
"Han Hye Soon-ssi," panggil seseorang hingga dengan spontan Han Hye Soon pun segera menolehkan kepalanya.
Dilihatnya dua orang Pria bertubuh tinggi besar dan  mengenakan setelan jas berwarna hitam tengah berjalan menghampirinya. Ia merasa mengenali wajah kedua orang Pria itu. Benar, ia ingat. Mereka adalah dua orang pengawal Nenek Lee. Mereka juga yang dulu pernah membawanya dengan paksa ke rumah Nenek Lee. Kali ini apa lagi, pikirnya spontan, mungkin saja sama seperti itu.
"Direktur ingin bertemu dengan anda," jawab salah seorang dari mereka, tepat seperti dugaan Han Hye Soon.
Sungguh ini kesempatan yang bagus. Bukankah ia juga memang sangat ingin menemui Nenek itu untuk menanyakan beberapa hal padanya. Jadi ia tentu dengan senang hati akan pergi menemuinya. Ia akan segera mendapatkan jawaban yang diinginkannya, pikirnya lagi seraya berjalan menuju mobil sedan hitam yang mereka tunjuk dan terparkir tak jauh dari situ. Meski sebenarnya Han Hye soon merasa kedua tampang pengawal Nenek Lee itu cukup sangar hingga membuatnya takut, tapi ia berusaha untuk tetap bersikap tenang.
"Halo, Kakak Ipar." sapa Kim Hye Jin yang sudah duduk di kursi belakang mobil sambil tersenyum ramah dan kembali berkata, "Nenek memintaku untuk menjemputmu dan menemanimu ke suatu tempat terlebih dahulu."
"Jadi, mengunjungi Kim Hyun Jin-ssi sebenarnya hanyalah sebuah alasan begitu?" tanya Han Hye Soon langsung, tanpa pikir panjang dan segera duduk disamping Kim Hye Jin.
"Oh tidak. Itu aku tak tahu kalau kau menginap ditempatnya, sungguh! Ah, kau orang yang sangat berterus terang rupanya, Eonni. Aku menyukaimu!" kata Kim Hye Jin dengan tetap menyunggingkan senyum tipisnya, sementara mobil sedan yang mereka tumpangi mulai melaju pergi.
"Terima kasih. Hidupku sudah cukup sulit setelah berada dalam lingkaran keluarga kalian." sahutnya dengan menghela napas ringan sambil menatap lurus ke depan.
"Kupikir kau tak menyukai Nenek, apa dia bersikap keras padamu?" tanya Kim Hye Jin yang tak dijawab sedikitpun oleh Han Hye Soon hingga dia kembali melanjutkan kata-katanya. "Dia memang seperti itu. Kalau kau berniat membalas dendam padanya, aku bersedia membantumu."
"Apa?!" Han Hye soon segera menoleh menatap Kim Hye Jin, ia terhenyak kaget mendengarnya mengatakan hal itu padanya, bahkan sambil tertawa lepas.
"Aku sungguh-sungguh. Aku pun tak menyukainya," katanya lagi sambil memperlihatkan ekspresi wajah senangnya.
Han Hye Soon merasa jika kedua kakak beradik Kim Hyun Jin dan Kim Hye Jin ini benar-benar aneh. Bagaimana bisa mereka berdua tak menyukai Nenek mereka sendiri. Apa sebegitu burukkah sikap Nenek Lee itu terhadap mereka, itulah pertanyaan yang berputar dibenaknya. Meski itu cukup membuatnya bingung, ia tak terlalu ingin ambil pusing dengan masalah keluarga mereka. Baginya yang perlu dikhawatirkannya saat ini hanyalah masalahnya sendiri.
Ia sendiri sudah dibuat pusing dengan banyaknya masalah yang datang kepadanya silih berganti. Satu-satunya orang yang pantas dipersalahkan hanyalah Nenek Lee. Dialah yang menyebabkan kegagalan pada pernikahannya. Dia yang jelas-jelas tak dikenalnya dengan tega merusak hidupnya dan itu membuatnya sangat marah. Mungkin perkataan Kim Hye Jin tadi mengenai balas dendam pasa Neneknya bisa dipertimbangkannya. Benar, jika ia ingin bebas darinya, maka ia harus menghadapi Nenek itu agar semua masalahnya bisa cepat selesai.
"Kita sudah sampai, Nona Hye Jin." ucap salah seorang pengawal Nenek Lee memberitahu.
"Oh. Ayo Eonni!" kali ini Kim Hye Jin yang berbicara.
Karena lamunannya yang begitu dalam, Han Hye Soon jadi tak menyadari kemana dirinya telah dibawa pergi, "Kenapa kita kemari?!"
"Tentu saja berbelanja! Ini perintah Nenek." kata Kim Hye Jin lagi seraya menarik tangan Han Hye Soon dan membawanya masuk ke dalam butik yang juga memiliki salon kecantikan di dalamnya.
Hanya untuk menemui Nenek Lee saja, dirinya harus berpenampilan menarik, pikir Han Hye soon yang merasa sedikit geli. Menurutnya Nenek itu sudah terlalu berlebihan. Lagipula bukankah ia bersedia pergi menemuinya tak lain hanya untuk mendapatkan jawaban darinya, untuk menanyakan kenapa dia sampai merusak pernikahannya dan memaksanya menikahi Kim Hyun Jin, itu saja.
"Aku akan memilihkan gaun yang paling cantik untukmu, Eonni!" seru Kim Hye Jin bersemangat saat mereka berdua telah berada di dalam butik. "Ayo cobalah dulu beberapa!"
"Aku pikir pakaian yang kukenakan ini sudah cukup bagus. Jadi tak bisakah kita segera menemuinya saja sekarang?" pinta Han Hye Soon yang hanya diam di tempatnya berdiri tanpa berminat untuk melirik ataupun mencoba satupun pakaian di butik itu seperti yang baru saja dikatakan Kim Hye Jin padanya.
"Nenek bisa membunuhku jika kau berbuat seperti itu. Kau tidak lihat kedua orang itu masih mengawasi kita dan mereka selalu melaporkan semuanya pada Nenek," ujar Kim Hye Jin sambil mengedikkan dagunya ke arah luar jendela butik dimana kedua pengawal Nenek tengah berdiri mengawasi mereka berdua dari luar.
Mendengar perkataan Kim Hye Jin yang seperti itu tentu membuat hati Han Hye Soon kembali ciut. Rasa takutnya pada Nenek Lee yang menurut Kim Hyun Jin selalu bisa dengan mudahnya mempersulit hidup siapapun yang dikehendakinya, seketika membuat Han Hye Soon harus berpikir ulang sebelum bertindak. Kim Hye Jin juga sepertinya tak berbeda jauh dengan Kakaknya, Kim Hyun Jin, tidak bisa dengan mudahnya berkutik bila menyangkut perintah Neneknya, tebak Han Hye Soon ketika mendengar gadis itu mengatakan padanya untuk lebih baik menuruti perintah Neneknya saat ini.
Pada akahirnya Han Hye Soon hanya bisa pasrah untuk sementara waktu. Setidaknya hanya berbelanja saja bukanlah pekerjaan yang sulit baginya, pikirnya yang kemudian menuruti perkataan Kim Hye jin untuk mencoba beberapa gaun yang disodorkan oleh gadis itu. Meski ia sendiri sebenarnya merasa tidak nyaman ketika sekilas dirinya melihat price tag dengan harga selangit dari gaun-gaun mewah yang hendak dicobanya itu. Gajinya sebulan bahkan tak mampu untuk membelinya.
Selain itu yang jauh lebih buruk lagi bagi Han Hye Soon adalah Kim Hye Jin berulang kali memintanya untuk mencoba berbagai macam gaun hingga ia kelelahan sendiri dibuatnya. Ia sendiri tak ingat sudah berapa banyak gaun yang telah dicobanya dan Kim Hye Jin terus menerus mengatakan ketidakpuasannya. Barulah ketika Han Hye Soon mencoba sebuah gaun merah berlengan pendek dengan rok sebatas lutut yang sedikit terkembang dan terdapat sebuah pita di bagian pinggangnya, Kim Hye Jin menyatakan kepuasannya.
"Ini cocok sekali, Eonni! Kau pasti akan menjadi pusat perhatian!" serunya girang yang kemudian beralih berkata pada salah seorang pekerja butik tersebut sebelum kembali berbicara padanya sambil menyodorkan sepasang sepatu berhak tinggi berwarna senada dengan gaunnya. "Tolong sekalian riaskan dia, ya! Ini, sepatu ini kurasa sangat cocok dengan gaunmu! Aku juga akan mencari gaun untukku sendiri, jadi kau santai saja, Eonni!"
Han Hye Soon hanya bisa mengerutkan dahinya bingung, sementara Kim Hye Jin sudah bergegas pergi meninggalkannya sendiri bersama para pegawai butik yang melayaninya. Menurutnya ini sudah terlalu berlebihan. Hanya untuk sekedar menemui Nenek Lee saja ia harus mengenakan gaun mahal dan berdandan, seolah-olah akan menghadiri sebuah pesta.
"Agashi, sudah selesai!" tepukan pelan di bahu Han Hye Soon dan suara salah seorang pegawai butik yang telah selesai meriasnya seketika membangunkannya.
"Oh.. ah.. iya!" sahut Han Hye Soon yang terhenyak kaget, terbangun dari tidurnya selama ia dirias, sebelum kemudian bangkit dari tempat duduknya dan mendapati Kim Hye Jin yang sudah berdiri di hadapannya hingga kembali membuatnya terkejut. "Oh astaga!"
"Sepertinya tadi kau nyenyak sekali," ucapnya seraya tersenyum lebar. "Baiklah, kita bisa pergi sekarang!"
Tanpa menunggu lebih lama lagi, Kim Hye Jin sudah menarik tangan Han Hye Soon untuk keluar dari butik. Salah seorang pengawal Nenek Lee yang sejak tadi menunggui mereka berdua di luar, dengan sigap segera membukakan pintu mobil begitu mereka keluar dari butik. Sementara itu Kim Hye Jin mempersilahkan Han Hye Soon masuk ke dalam mobil terlebih dahulu barulah dirinya sebelum akhirnya pintu mobil kembali ditutup. Mobil pun lantas segera melaju di jalanan dengan kecepatan sedang, membawa Han Hye Soon, entah kemana, ia sendiri tak tahu.
Selang beberapa menit mereka pun sampai di sebuah gedung yang megah. Han Hye Soon sendiri tak tahu dimana dirinya tengah berada hingga ia harus menanyakannya pada Kim Hye Jin, sedangkan gadis itu hanya menjawab singkat "Hotel Horisson". Setahunya itu merupakan hotel berbintang lima dan ia merasa takjub pada kemewahan hotel tersebut seraya memerhatikan sekelilingnya. Namun yang membuatnya sedikit heran tak lain adalah banyaknya antrian mobil di belakang mobil mereka.
Kim Hye Jin yang ditanyainya lagi perihal ada acara apa di hotel tersebut tak memberikan jawaban sama sekali dan hanya memintanya untuk berjalan cepat karena mereka berdua sudah terlambat. Han Hye Soon sendiri kemudian memilih diam dan hanya berjalan mengikuti Kim Hye Jin dengan tergesa. Mereka pergi menuju lantai tujuh diikuti oleh kedua pengawal Nenek Lee yang berjalan di belakang mereka. Sekilas sambil lalu Han Hye Soon sempat melihat punggung seseorang yang sepertinya tak asing baginya yang berlalu di depannya.
Suara lift berdenting dan dalam sekejap pintunya terbuka. Mereka telah sampai di lantai yang dituju dan Kim Hye Jin terus menggandeng lengan Han Hye Soon dengan alasan dia tak ingin kalau dirinya sampai tersesat. Alasan yang menggelikan, pikir Han Hye Soon yang walaupun begitu tetap menuruti kemana gadis itu membawanya. Lalu mereka pun memasuki ball room yang cukup ramai oleh pengunjung yang juga mengenakan pakaian resmi dan gaun mewah seperti mereka.
"Nenek!" seru Kim Hye Jin memanggil Nenek Lee yang segera menoleh ke arah mereka berdua.
"Oh kalian sudah datang!" sahut Nenek Lee dengan wajah senang. "Hyun Jin juga sudah ada disini! Baiklah kalau begitu resepsi pernikahan kecil-kecilan sekaligus pengenalan Han Hye Soon sebagai cucu menantuku ke publik bisa segera kita mulai!"
"Apa?!" Han Hye Soon langsung kaget mendengar ucapan Nenek Lee dan bersamaan dengan itu pula sorotan beberapa lampu blitz terarah kepadanya.
Wartawan. Han Hye Soon menyadari bila beberapa dari mereka yang mengabadikan dirinya dengan kamera tak lain adalah para wartawan yang tak henti-hentinya mengatakan bila ia adalah istri Kim Hyun Jin. Ini sangat tiba-tiba dan sangat mengejutkan baginya. Bukan hanya itu, Kim Hyun Jin yang kemudian muncul dihadapannya lantas segera melingkarkan tangannya pada pinggangnya. TaK sampai disitu, rasa keterkejutan Han Hye Soon pun semakin menjadi-jadi ketika dirinya melihat seseorang yang dikenalnya di kerumunan tengah menatap ke arahnya.
"Oppa," bisik Han Hye Soon dalam hati ketika melihat Park Ryung Soo di antara para tamu yang hadir.

Exchange Bride (On Going)Where stories live. Discover now