Hari ini aku malas sekali bertemu Niall. Tadinya aku ingin mengurung diri di kamar. Tapi aku tau ia pasti akan kesini mencariku.
“Kreek” Kubuka pintu pelan-pelan.
Aku harus pergi ke tempat yg tidak diketahuinya sebelum ia mencariku. Sebaiknya aku pergi ke mana yaa?
Akhirnya aku menjauhi arah ruang nonton. Biasanya, jika tidak di kamar, ia sedang nonton TV
“Charlotte!”
Ada yg memanggilku dari belakang. Sepertinya buka suara Niall atau Harry.
“Liam?” Ternyata Liam yg memanggilku.
“Mau ke mana? Kok wajahmu seperti ketakutan?”
“Sstt… Apa kau tau tempat yg jarang didatangi Niall?”
Liam heran melihatku. “ Memang kenapa?”
“Sudah, jawab dulu pertanyaanku. Nanti baru kujelaskan”
“Mungkin di atap. Ia kan tidak terlalu suka terkena sinar matahari”
“Bagusss! Ayo ikut aku” Kutarik lengan Liam. Kami berdua menuju atap. Mudah-mudahan Niall tidak melihat kami.
“Kau menghindar darinya?” tanya Liam saat kami berada di bagian atap. Untung sinar matahari masih teduh saat itu.
“Ya begitulah..” kataku sambil membaringkan badan. “ Di sini nyaman juga ya?”
Liam tidak menghiraukan perkataanku. “Kalian tidak berhubungan serius kan?”
”Tentu saja tidak, Li” jawabku cepat. “Sebenarnya waktu itu Niall pernah bilang kalau ia menyukaiku. Tapi kutolak”
“Kenapa?”
“Kenapaa?... Karena aku menyukai Harry. Liam bagaimana ini? Harry pun sepertinya mengira kami pacaran. Aku tidak mau itu terjadi. Niall sendiri sepertinya malah menikmati apa yg terjadi,”
“Kau benar-benar menyukainya?”
“Maksudmu Harry?” aku mengangguk. “Ya, aku yakin”
“Yasudah. Jelaskan aja semuanya pada Harry bahwa itu hanya salah paham. Kalau soal perasaanmu, terserah ingin kau katakan kapan”
“Belakangan ini aku jarang bertemu dengannya. Lagi pula, bagaimana menjelaskannya? Ia pasti tidak terlalu peduli.”
“Kau sudah bilang pada Niall kalau kau menyukai Harry?”
Aku menggeleng.
“Kau harus bilang padanya. Kalau tidak, ia tidak akan mundur. Niall memang begitu. Ia tidak gampang menyerah”
“Kalau ia mengatakannya pada Harry?”
Kali ini Liam menggeleng . “ Tidak mungkin. Ia paling mengerti perasaan wanita”
“Kau yakin?”
“Sangat. Sudah sana, bicaralah pada Niall. Kalau ia lama tidak melihatmu, tingkahnya akan lebih merepotkan. Sudah ya. Kalau ada yang melihat, dikiranya aku merebutmu dari Niall” goda Liam
“hahahaha.. thanks daddy directioner for your advice” kataku saat Liam pergi ke bawah
“ya, ur welcome :D “ katanya.
Kupandangi awan-awan di atas kepalaku. Benar juga kata-kata Liam. Mungkin itu akan sedikit membantu. Seiseng-isengnya Niall,sepertinya ia tidak akan member tau Harry. Ia tidak sejahat itu denganku.
Niall’s POV
LOH? Charlotte kemanaa? Tidak ada di kamarnya, di ruang tv juga tak ada. Kemana dia pergi tumben tak mengajakku?? Kutanya Zayn sama Louis percuma pasti masih tidur dan pasti jawabannya gak tau jg. Coba ku tanya Harry siapa tau dia tau.
YOU ARE READING
The True Love (Harry Styles Love Story)
FanfictionCharlotte Diana Thorne seorang siswi SMA yang sangat nge fans sekali dengan One Direction apalagi dengan membernya yang bernama Harry Styles. Bermula dari sering kirim e-mail dengannya dan mendapatkan hadiah dari Harry berupa tiket pesawat terbang k...