PART 16

667 33 0
                                    

Hah? Apa tidak salah Niall memberiku ide supaya mengutarakan perasaanku pada Harry?! Sudah gila apa, aku ini wanita masa iya aku yg nembak Harry. Otakku pusing memikirkan ide Niall tadi pagi di kamarku sebelum sarapan. Alhasil slama sarapan aku banyak diam dan terlihat murung. Beberapa kali Zayn jg menanyakan keadaanku, tentu saja aku jawab baik-baik saja.  Tapi dipikir-pikir boleh jg ide gilanya, kalau aku cuma menunggu mau sampai kapan aku menunggunya itupu kalau Harry jg memiliki perasaan yg sama sepertiku,kalau tidak?! Menunggu sia-sia hanya untuk yg tidak pasti. Hfttt…

*****

Siangnya kulihat Harry sedang menonton Spongebob Squarepants dengan Louis. Karena tak ada kerjaan,aku pun bergabung bersama mereka. Aku duduk disebelah kirinya Louis dan Harry disebelah kanannya Louis. Kelihatannya mereka lebih serius mengobrol daripada menontonnya.

“Hai, Charlotte?” sapa Louis melihatku. Harry hanya melihatku dan tersenyum.

“Hai, lagi ngobrolin apa? Kayaknya seru bgt?” kataku

“Oh, cuma ngobrolin hal-hal gila dan lucu saat konser di London kemarin” kata Louis dengan ramah

“Oh konser yg kemarin. Saat itu aku juga ada kan?” tanyaku. Aku  berusaha masuk dalam obrolan mereka.

“Ya, saat itu….”

“Lou,ternyata kau disini!” Tiba-tiba Niall datang. “Aku mencarimu kemana-mana. Ayo ikut aku, ada hal penting yg ingin aku bicarakan” kata Niall sambil menarik Louis.

“Ada apa?” tanya Louis yg berusaha melepaskan diri dari Niall.

“Sudahlah ikut aku saja dulu, nanti baru aku jelaskan” kata Niall sambil terus menarik Louis ke arah kamar Niall.

Akhirnya Louis ikut dengan Niall. Sebelum pergi Niall sempat mengedipkan sebelah matanya padaku. Aku tau maksudnya. Dan itu langsung membuatku gugup. Sangat gugup tepatnya.

Mataku beralih pada Harry. Ia menonton spongebob kembali. Aku bingung harus mulai berbicara dari mana. Benar-benar tidak terpikir olehku akan mengutarakan perasaanku padanya hari ini.

“Harry…” ucapku ragu-ragu

“Hmmm?”  Harry langsung menoleh ke arahku. Melihat wajahnya, semakin membuatku gugup. Rasanya aku ingin berlari masuk ke kamar. tapi itu tidak mungkin.

“kau suka sekali nonton spongebob?” tanyaku. Pertanyaan yang aneh.

“suka, waktu itu aku pernah jalan tergesa-gesa lalu ada paparazzi yg nanya knapa aku jalan seperti itu trus aku jawab karna aku takut ketinggalan episode spongebob. Dan paparazzi itu malah tertawa, aku ga peduli lalu kutinggalkan saja paparazzi itu yg masih tertawa-_-” katanya.

“hahahaha kau lucu sekali deh Hazz, btw Cara kemana tumben kau tidak dengannya?” tanyaku datar sebenarnya sih males jg nanyanya tapi bingung harus ngomong apa lagi..

“Mungkin ia lg sibuk ngobrol dengan seseorang di e-mail” kata Harry sambil tersenyum memamerkan dimplesnya itu. Senyum yg mempunyai arti sendiri. “memang knapa? Aneh ya kalau aku tidak bersama dengannya?”

“Kau kan memang selalu bersamanya Hazz” jawabku sekenanya.

“Ya, aku memang sudah berjanji akan selalu menjaga dan menemaninya”

“Apaa?”

“Aahh tidak. Lupakan saja”

Memang tadi aku ingin ia mengulangi kata-katanya. Tetapi itu bukan karna aku tidak mendengarnya. Aku mendengarnya! Mendengarnya dengan sangat jelas. Bahkan sangat jelas! Dan karna aku mendengarnya, rasanya sekarang aku tidak ingin mengutarakan perasaanku padanya. Atau lebih tepatnya,tidak akan. Enough! Mungkin memang aku tidak ditakdirkan untuk bersamanya.

“kau knapa ?” tanya Harry membuyarkan lamunanku.

“tidak apa-apa. Im okay” kataku datar.

Harry tetap memerhatikanku. “kau yakin?”

Aku mengalihkan pandanganku darinya. Sekarang aku tidak sanggup bertatapan dengan mata hijaunya yg indah itu. Terlalu pahit.

“Ya… aku ingin ke kamar dulu. Ada yg harus kukerjakan,” kataku lalu buru-buru pergi meninggalkan Harry.

Niall’s POV

“Sudahlah ikut aku saja dulu, nanti baru aku jelaskan” kataku sambil terus menarik Louis ke arah kamarku.

Ketika sudah masuk kamar, ku kunci kamarku.

“Ada hal penting apa yg ingin kau bicarakan?” tanya Louis yg duduk dikasurku heran melihatku mengunci pintu.

“Nothing” jawabku datar sambil mengambil snack yg ada di atas meja samping kasurku lalu duduk disamping Louis.

“Lalu? Buat apa kau bawa aku kesini?? Sudah ya aku ingin keluar” jawab Louis dengan jengkel beranjak dari kasurku. Spontan aku menahannya.

“Eh,jangan!!! Aku ingin beri kesempatan Charlotte bisa berduaan dengan Harry” jawabku dengan cepat

“Loh?  I don’t get it” ucap Louis bingung.

“Hmmm, but you have to promise me,first. Don’t tell this to anyone! Promise??” ku acungkan jari kelingkingku.

“promise” ucap Louis sambil mengaitkan kelingkingnya ke kelingkingku.

“Charlotte likes Harry” kataku dengan sedikit berbisik

“Are you serious? Harry likes her too, ya know. Beberapa hari yg lalu Harry bilang kpadaku.” jawabnya

“What? Tapi keadaanya jadi lebih sulit semenjak ada Cara,Lou. Kau bisa lihat kan semenjak ada Cara, Harry slalu denganya. Tadi pagi aku beri ide Charlotte supaya mengutarakan perasaanny pada Harry, smoga aja dia mengutarakan perasaannya sekarang” ucapku.

“ Tapi kau kan juga suka pada Charlotte kan” pertanyaan Louis seketika membuat hatiku sakit. Aku diam sejenak

“Iya, tapi dia sudah menyukai Harry duluan. Aku ingin Charlotte bahagia. Tak apalah aku ditolaknya yg penting dia bisa bahagia bersama Harry, krna itulah aku beri ide itu ke Charlotte” jawabku lalu tersenyum untuk meyakinkan keadaanku yg baik-baik saja.

“Ya smoga saja Tuhan memang mentakdirkan mereka bersama…” ucap Louis

“Lou, bosen ga? Main PS yok. Udah lama kita ga battle” kataku sambil menyalakan tv dan PS yg ada di kamarku.

“Yokks!” ucap Louis. Lalu mulailah kita main PS.

*******

Hmmm.. Louis sudah balik ke kamar karna mau skype-an sm Ele, skarang apa yg harus aku lakukan ya. Mau lanjutin main PS sendirian jadi males karna kurang seru. Tiba-tiba aku kepikiran Charlotte, dia sudah berhasil belum ya nembaknya. Karna penasaran aku coba keluar kamar. ketika membuka pintu aku berpapasan dengannya, baru saja ingin bertanya dia sudah masuk kamar dan mengunci pintu. Ini pertanda kurang baik. Ku urungkan niatku bertanya pada Charlotte, lebih baik aku gabung dengan Zayn dan Liam yg sedang main bola di lapangan sekitar sini.

*******

Charlotte’s POV

Saat akan masuk kamar, aku melihat Niall keluar dari kamarnya. Sepertinya ia ingin berkata sesuatu padaku,tapi aku tidak menghiraukannya. Aku langsung masuk ke kamar dan menguncinya. Masing terngiang-ngiang di telingaku kata-kata Harry tadi.

“aku memang sudah berjanji akan selalu menjaga dan menemaninya….”

Berjanji akan selalu menjaga dan menemaninya? Selesai sudah! Ternyata apa yang kutakutkan selama ini memang benar-benar sudah terjadi. Aku yakin hubungan mereka bukannya hanya sebatas mantan kekasih. Tapi lebih. I’m sure about it!!!!

******

The True Love (Harry Styles Love Story)Where stories live. Discover now