prolog

6.5K 1.3K 771
                                    

HAPPY READING :*

      Olivia Priscilla. Salah satu murid kelas XI IPA 2 yang sejak tadi tidak dapat menahan rasa malunya karena suatu kecerobohan yang telah ia lakukan.

      Pagi ini tepat pukul delapan. Olivia sudah diberi hukuman akibat tidak mengumpulkan tugas Matematika. Bukan karena ia malas untuk mengerjakan tugas Matematikanya, tetapi karena suatu kecerobohan yang sudah mengakibatkan buku yang seharusnya ia siapkan semalam ternyata bukan untuk pelajaran hari ini.

"Tetap berdiri di depan papan tulis sampai pelajaran saya selesai!"

      Gadis itu hanya bisa pasrah menerima apa yang diperintahkan oleh guru Matematikanya. Guru itu selalu saja dapat merubah suasana kelas yang tadinya ricuh menjadi sangat-sangat hening, sehingga tak ada yang berani bersuara.

      Di sisi lain. Ia juga sangat merasa bersalah karena sudah membuat gurunya itu kecewa, karena Olivia adalah salah satu murid yang selalu diandalkan oleh Bu Devi.
Meskipun begitu, peraturan tetaplah peraturan. Olivia tetap mendapat hukuman darinya. Karena Bu Devi itu bukanlah sosok guru yang mempunyai sifat pilih kasih seperti guru kebanyakan.

"Bu!"

Bu Devi beralih kesumber suara dan menjawabnya dengan sedikit membentak, diiringi dengan tatapan mematikan. "Kenapa?"

"Saya juga tidak mengumpulkan."

BRAK!!!!

      Dalam sekejap, Suara hentakan meja itu mampu membuat suasana kelas menjadi semakin tegang. Seluruh murid-murid yang berada di dalam kelas hanya bisa menampilkan ekspresi shock. Guru itu tampaknya sangat begitu emosi sampai-sampai ia memukul meja dengan tangannya sendiri.

      Kemudian Bu Devi tidak berbicara apa-apa. Ia hanya mengisyaratkan kepada muridnya yang mengaku tidak mengumpulkan tugasnya tadi untuk segera maju dan berdiri di samping Olivia.

      Sadar akan isyarat dari Bu Devi, ia langsung bangkit dari kursi. Tatapannya sama seperti biasa yang selalu ia tunjukan. Dingin dan datar. Suasana masih begitu hening. Sementara raut wajah Olivia berubah ketika orang itu sudah berada di depan dan menghampiri Bu Devi.

"Ini buku milik Olivia, Bu. Kemarin saya yang minjem untuk menulis catatan yang kurang lengkap," ucap murid itu seraya menyerahkan buku yang sudah tidak bersampul.

      Olivia tidak mengerti apa yang sudah ia lakukan. Bu Devi yang tadinya sibuk membaca materi pelajaran yang akan dibahas langsung menyuruh Olivia untuk kembali ke tempat duduk.

      Olivia hanya mengangguk saja dan menuruti apa yang diperintah Bu Devi. Di lain sisi, ia masih saja tidak mengerti dengan apa yang sudah dilakukan orang itu. Sampai-sampai ia rela di hukum demi menolongnya.

============OLIVIANO===========

      Arini, salah satu sahabat Olivia yang sangat heran atas apa yang terjadi tadi pagi membuatnya bertanya dan berpikir berkali-kali.

      Yang membuat Arini heran adalah keberadaan buku Olivia yang entah sejak kapan bisa berada di cowok yang selalu berpenampilan nerd itu. Jangankan untuk meminjam buku. Berbicara dengan teman sekelasnya saja sangat jarang sekali.

"Demi apapun! Pokoknya lo harus cerita sama gue. Ada hubungan apa lo sama dia? Kok tadi buku lo bisa sama si cowok kutu buku itu sih? kapan lo minjemin bukunya coba?" tanya Arini.

"Gue gak tau, buku itu sebenernya bukan punya gue Rin... Hari ini kan gue salah bawa buku pelajaran. Dan gue sendiri juga bingung kenapa dia bilang kalo buku itu punya gue!" Olivia memperjelas. Namun Sama sekali tidak mengganggu aktivitasnya yang sedang sibuk mencari-cari seseorang yang sudah menjadi pahlawan kesiangannya itu. Biasanya orang yang sedang dicari tersebut selalu menghabiskan jam istirahatnya di ruang Perpustakaan.

'LEONARD ALVIANO'

      Nama yang sangat-sangat keren, namun tak sekeren penampilannya. Alviano atau yang kerap dipanggil Vino adalah orang yang sangat sulit dikenal orang lain. Sifatnya yang susah ditebak membuat teman sekelasnya malas untuk mendekatinya.

      Setiap hari pria itu tak terlepas oleh buku yang selalu berada di tangannya. Herannya, nilai Vino tak sebanding dengan apa yang selama ini dipikirkan orang lain. Bahkan nilai-nilai ulangan Vino paling rendah di antara murid yang lain.

"Liv! Itu si Vino, kan?" bisik Arini sambil menunjuk ke suatu arah meja Perpustakaan.

      Dilihatnya Vino yang saat ini sedang tertidur pulas dengan wajah yang tenggelam di buku Perpustakaan yang tebalnya berlapis-lapis.

      Olivia sangat antusias menghampirinya. Namun langkahnya terhenti mengingat-ingat akan suatu fakta bahwa Vino pasti saat ini sedang kelelahan akibat dihukum oleh Bu Devi.

      Arini yang melihat Olivia pun juga ikut-ikutan berhenti, ditatapnya Olivia dengan tatapan 'Kenapa-berhenti-sih?'

      Olivia cepat-cepat menarik tangan Arini, membawanya keluar dari perpustakaan tersebut.

"Gue gak tega Rin... kayaknya lagi kecapean banget tuh anak gara-gara kena hukuman," ucap Olivia.

Arini mengangguk pelan. " Terus?"

"Ke kantin dulu aja deh. Gue laper."

###


Heyyy... ini baru permulaannya kok
Semoga kalian suka yaa ☺

OLIVIANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang