Setelah sarapan dengan nasi goreng buatan sang Mama. Vino langsung keluar menuju garasi untuk mengambil sepeda. Sesekali ia sempat menghayal akan pergi ke sekolah menggunakan motor ninja kesayangannya. Tentu hayalan itu membuat Vino terusik.
Mana mungkin seorang cowok nerd yang dari awal berangkat ke sekolah menggunakan sepeda tiba-tiba langsung membawa motor ninja? Mungkin satu sekolah akan heboh jika itu benar-benar terjadi.
Buru-buru ia langsung mengeluarkan sepedanya dari garasi ketika melirik jam tangan yang sudah menunjuk pukul enam lewat. Berangkat menggunakan sepeda tentu akan membutuhkan waktu yang lama jika dibandingkan dengan kendaraan yang lain. Apalagi jarak rumah dengan sekolahnya lumayan jauh.
Bisa-bisa Vino terlambat dan tidak diperbolehkan untuk masuk.Setelah memastikan tidak ada yang ketinggalan. Vino langsung mengayuh sepeda saat gerbang sudah dibukakan oleh Pak Didi. Ia sudah bekerja hampir sepuluh tahun menjadi satpam di rumah Vino.
Namun saat hampir keluar dari pekarangan rumah, suara teriakan Mamanya terdengar begitu nyaring. Lantas Vino langsung ngerem mendadak dan menengok ke sumber suara.
Disana sudah ada sang Mama yang berjalan menghampiri putranya sambil membawa segelas susu putih. Sebelah alis Vino terangkat ketika Linda menyodorkan segelas susu putih kearahnya.
"Ini... buat Vino, Ma?" tanya Vino polos.
Linda mengangguk, memaksakan tangan anaknya untuk segera memegang segelas susu tersebut. Vino menatap segelas susu tersebut dengan penuh keheranan.
"Harus diminum! Biar otak kamu nggak beku." Celetuk Linda.
Vino terkekeh di tempat. Mendengar ucapan Mamanya membuatnya hampir terbahak. "Ah, Mama... pagi-pagi udah ngajakin bercanda aja nih."
Linda menarik napas dalam sambil menggelengkan kepalanya. "Mama serius Vino! Mama semalam liat nilai-nilai di buku kamu. Hasilnya jelek semua. Mama pikir otak kamu kekurangan asupan bergizi. Jadinya Mama bikin susu itu buat kamu. Ayo diminum!"
Vino menelan ludahnya setelah mendengar ucapan Linda. Apalagi ketika Melihat segelas susu putih tersebut. Dari dulu, ia memang jarang sekali meminum susu putih. Rasanya begitu aneh.
Lantas ketika Mamanya membawa susu tersebut, Vino sempat berpikir bahwa susu itu sengaja dibuat untuk seekor kucing yang kebetulan sedang nangkring di dekat pagar rumahnya.
Tubuh kucing itu terlihat sangat kurus dan lemah. Melihat kondisi kucing tersebut membuat Vino mendapatkan ide cemerlang. Sepeda yang saat ini masih dinaiki langsung ia standar. Linda langsung heran melihat putranya masuk kedalam rumah secara tiba-tiba dengan membawa segelas susu putih tersebut.
Vino berlari mengambil sebuah mangkuk kecil dan menuangkan susu tersebut ke dalamnya. Ia kembali keluar dan menghampiri kucing tersebut untuk menaruh mangkuk berisikan susu itu di dekat seekor kucing yang masih nangkring di dekat pagar.
"Meowwwww..." suara kucing itu disaat Vino menyodorkan mangkuk berisi susu putih.
"Sama-sama kucing manis," Vino terkekeh saat melihat kucing tersebut mulai meminum susu putihnya.
Linda tidak habis pikir dengan tindakan Vino saat ini. Ia menatap Vino sambil bersedekap melihat putranya yang sedang mengelus-elus seekor kucing. Linda menarik napas dalam-dalam. Baru saja ia ingin mengatakan sesuatu, Vino langsung berkata, "kucing ini lebih membutuhkan susu itu dari pada Vino, Ma. Itung-itung bersedekah sama seekor kucing."
"Kamu itu..." desis Linda.
Vino berdiri dan kembali menaiki sepeda, ia terkekeh melihat raut wajah sang Mama. Sebelum berangkat, Vino membenarkan kaca matanya yang sempat turun. Lalu mencium tangan Linda yang masih terdiam di tempat.
![](https://img.wattpad.com/cover/53470278-288-k182356.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
OLIVIANO
RomanceLeonard Alviano. Atau yang sering di panggil Vino adalah seorang murid baru yang berpenampilan sederhana. Hari-harinya tidak terlepas dari buku-buku tebal yang selalu ia bawa. Dia memiliki tatapan yang tajam dan memiliki sifat dingin yang membuat si...