Kalau di pikir-pikir, hari ini adalah hari yang penuh dengan tanda tanya. Pasalnya dua orang telah membuat otak Olivia menjadi terganggu. Meninggalkan kebingungan yang semakin merajalela.
Orang pertama yang membuat Olivia bingung adalah Vino. Seorang pria aneh yang dengan mudahnya membuat Olivia berpikir lebih keras. Bayangkan saja, ada seorang makhluk seperti dirinya yang jika hanya ingin sekedar berteman namun harus memenuhi syarat.
Tidak masalah jika dia adalah sosok kalangan anak pejabat atau artis papan atas. Mungkin tidak heran jika ia harus memberikan syarat kepada si calon temannya itu. Tapi bagi Olivia, Vino hanyalah seorang laki-laki yang sangat misterius. Kalau bukan karena ingin tahu sifat asli Vino, ia tidak akan menerima syarat itu.
Selanjutnya adalah Daffa. Dia adalah sosok pria yang terkenal dengan pesonanya. Jika ada hal apapun menyangkut dirinya. Pasti tidak lama kemudian banyak orang yang membicarakannya. Entah sebuah pujian atau pun komentar. Tidak jarang pula Olivia menjadi sasarannya. Karena hanya Olivia lah satu-satunya wanita yang beruntung memiliki hubungan dekat dengan Daffa.
Dan hari ini, Olivia mendapat banyak sekali pertanyaan menyangkut hubungannya dengan Daffa. Semua terjadi karena Arini yang mengatakan berita palsu kepada Selly bahwa Mereka berdua telah resmi berpacaran. Alhasil, Selly yang terkenal dengan sosok biang gosip langsung menyebarkan berita itu dengan cepat.
Karena tidak mau ditanya-tanya lagi. Akhirnya ketika bel pulang berdering, ia langsung merapihkan buku-bukunya lalu memasukkannya ke dalam tas. Ia hanya ingin menghindar dari gosip-gosip yang tidak jelas. Arini menyesal karena telah membuat Olivia menjadi bahan omongan. Sudah berulang kali ia meminta maaf, tetapi Olivia masih belum bisa memaafkannya. Sedari tadi Olivia hanya mengabaikan ucapan Arini tanpa mempedulikan raut wajah penyesalannya.
Mendung. Adalah satu kata yang menjelaskan bagaimana keadaan cuaca di sore hari ini. Olivia mempercepat langkahnya karena takut satu hal yang tidak diinginkannya terjadi. Ia tidak mau kehujanan. Mungkin jika mengingat masa-masa kecil, hujan adalah hal yang paling ditunggu-tunggu. Tidak peduli dengan omelan para orang tua yang melarang untuk bermain hujan-hujanan. Dan kalau belum terkena dampaknya mereka memang belum kapok.
Ada satu masalah yang menghambat ambisinya untuk menghindari hujan. Rasa panik bertambah ketika ia tidak sengaja menabrak seorang wanita dari arah yang berlawanan, awalnya orang yang ditabrak sempat meringis. Lalu ia langsung menatap tajam mata Olivia.
"Gak punya mata ya?" sentak wanita itu.
Olivia memutar bola matanya. Memilih untuk meninggalkan orang yang ada dihadapannya. Dilihat dari penampilannya saja sudah menyebalkan. Dari pada mendapat masalah lebih baik menjauh, kan?
"Jadi selain gak punya mata, lo juga tuli dan bisu?" sindir wanita itu. Olivia langsung menoleh, tidak terima dengan perkataannya. Dalam hati ia memaki, merasa telah dihina secara blak-blakan.
Napasnya ia keluarkan dengan berat. Lalu ia menghampiri wanita itu lagi. Meneliti secara detail dari ujung kaki sampai ujung rambutnya. Di seragamnya itu terdapat logo sekolah yang berbeda. Tentu saja wanita itu bukan bersekolah disini.
"Maaf, gue gak sengaja," ucap Olivia.
Wanita itu tersenyum sinis, menganggap permintaan maaf itu hanyalah sebuah omong kosong. Ia maju beberapa langkah, mendekati Olivia yang sedang menatapnya geram. "UDAH TELAT!" Teriaknya sebelum ia melengos pergi meninggalkan Olivia.
============OLIVIANO===========
"Rokok?" tawar seorang pria berambut cepak, menyodorkan sebungkus rokok ke arah Vino.
KAMU SEDANG MEMBACA
OLIVIANO
RomanceLeonard Alviano. Atau yang sering di panggil Vino adalah seorang murid baru yang berpenampilan sederhana. Hari-harinya tidak terlepas dari buku-buku tebal yang selalu ia bawa. Dia memiliki tatapan yang tajam dan memiliki sifat dingin yang membuat si...