Kondisi kelas XI IPA 2 saat Pelajaran pertama mendadak sunyi ketika Pak Troy masuk dan memberi waktu lima belas menit untuk menghafal rumus-rumus Fisika.Padahal minggu lalu Pak Troy sudah menyuruh untuk menghafalnya dirumah. Namun berhubung hari ini banyak yang belum hafal, Pak Troy dengan kebaikan hatinya memberi waktu tambahan kepada murid-murid di kelas.
Berbeda dengan Olivia yang sudah menghafal rumus-rumus fisika tersebut. Lantas ketika Pak Troy mengatakan 'Yang sudah hafal boleh maju kedepan.' Olivia langsung maju paling pertama. Dan hal itu memang tidak diragukan lagi karena Olivia termasuk salah satu murid paling rajin di kelas.
Sebenarnya semalaman Olivia tidur sangat larut untuk meneruskan hafalan fisika setelah pulang dari rumah Daffa. Tapi hal itu sama sekali tidak membuat Olivia menyesal karena usahanya tidak sia-sia ketika guru fisika tersebut memujinya.
"Seandainya semua murid itu seperti kamu, Liv. Bapak benar-benar sangat senang," ucap Pak Troy.
Mendapat pujian seperti itu membuat Olivia sangat bangga tentunya. Apalagi yang memuji adalah Pak Troy, seorang guru fisika yang terkenal dengan kesabarannya. Namun sayang... karena kesabaran Pak Troy tersebut, banyak murid yang justru meremehkan pelajarannya.
Kemudian Olivia menurut ketika Pak Troy mempersilahkannya untuk kembali ketempat duduk. Ia menggeleng tak percaya saat suasana kelas telah berubah. Pasalnya, baru beberapa menit setelah Pak Troy menyuruh untuk menghafal, kelas yang tadinya sunyi kini sudah berubah menjadi ramai.
Suasana kelas saat ini membuat Olivia ingin sekali memarahi mereka karena sudah tidak menghargai keberadaan Pak Troy yang masih berada di depan. Namun ia mengurungkan niatnya ketika Pak Troy bersuara.
"Ada yang tahu dimana keberadaan Vino? Dari awal Bapak masuk sampai sekarang, Kenapa dia tidak ada?"
Sebuah tanda tanya besar menyangkut dimana keberadaan Vino sekarang. Semua murid di kelas langsung berbisik-bisik dan menatap meja Vino yang hanya terdapat tas-nya saja. Lalu sebagian murid lainnya hanya mengabaikan tanpa repot-repot untuk peduli dengan pertanyaan Pak Troy mengenai cowok aneh itu.
"Ampun deh! Itu anak ilang-ilangan mulu kayak remot TV."
Yang berkata barusan adalah Harris. Cowok itu berhasil membuat seisi kelas kembali ramai dengan tawa. Arini yang duduk disebelahnya langsung berdecak kesal karena hafalannya terganggu mendengar candaan receh dari Harris.
Selain itu, Selly malah menimpali, "Coba periksa di kamar mandi! Siapa tahu dia tenggelam."
Entah apa yang lucu dari perkataan Selly barusan, suasana kelas justru semakin parah berisiknya. Padahal Selly adalah seksi keamanan, tidak seharusnya ia memanfaatkan keadaan untuk menjadikan Vino sebagai bahan candaan seperti barusan.
Bagas, sang ketua kelas langsung turun tangan menyikapi kebisingan di kelas. Lalu ia berdiri dan segera meminta izin kepada Pak Troy, "saya mau izin untuk mencari Vino, Pak."
Pak Troy terdiam beberapa saat. Niat Bagas barusan memang sangat baik, tetapi satu hal yang ragu untuk diputuskan. Bagas belum setoran hafalan!"Tidak usah! Lebih baik kamu lanjutkan saja hafalannya." Ucap Pak Troy.
Mendangar itu, Bagas langsung mengangguk paham dan kembali duduk. Murid-murid di kelas kembali berbisik. Di satu sisi, Olivia justru merasa risih saat mendapat banyak tatapan yang tertuju kearahnya. Hal itu membuat Olivia kebingungan sendiri. Seperti ada yang tidak beres.
"Pak! bagaimana kalau Olivia aja yang nyariin Vino? Dia kan udah hafalan."
Usulan dari Rina, cewek yang duduk di barisan paling depan sebelah kanan itu membuat nafas Olivia mendadak sulit diatur. Bagaimana bisa Rina mengatakan seperti itu dengan mudahnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
OLIVIANO
RomanceLeonard Alviano. Atau yang sering di panggil Vino adalah seorang murid baru yang berpenampilan sederhana. Hari-harinya tidak terlepas dari buku-buku tebal yang selalu ia bawa. Dia memiliki tatapan yang tajam dan memiliki sifat dingin yang membuat si...