"Malam ini bintang terlihat bersinar. Bisakah kau menjadi sepertinya? Tidak perlu menerangi semua. Cukup terangi hatiku saja, itu sudah cukup."
--------
Malam ini Olivia belajar seperti biasa. Ia mengingat kembali jadwal pelajaran apa saja yang akan dipelajarinya besok, lalu menyiapkannya dengan penuh ketelitian agar sikap kecerobohannya tidak terulang kembali.
Ia menepuk jidatnya sendiri ketika teringat sesuatu. Besok ada pelajaran fisika, dan itu tandanya Olivia harus menghafal rumus yang minggu lalu diberikan oleh Pak Troy.
Olivia langsung mengambil buku fisikanya di dalam tas yang baru saja ia siapkan. Halaman demi halaman ia lewati sampai tugas bertuliskan rumus-rumus itu akhirnya ketemu. Ia langsung mencari posisi yang pas untuk menghafal.
Akhirnya ia bergegas menuju balkon kamarnya, dan ia duduk bersandar di kursi sambil melihat keatas langit malam yang bertabur bintang. Olivia tersenyum saat menatap indah bintang-bintang disana, yang selalu membuat hatinya lebih tenang.
Olivia beruntung karena malam ini tidak seburuk malam kemarin, jika malam kemarin bintang-bintang itu tidak muncul karena hujan yang cukup deras, tapi malam ini bintang-bintang itu bertaburan dengan indahnya. Seakan tahu bahwa malam ini Olivia membutuhkan keindahan bintang-bintang di atas sana.
Olivia menarik nafas pelan, membenarkan posisi duduknya agar lebih nyaman. Setelah itu, barulah ia mulai menghafal rumus-rumus Fisika dari Pak Troy dengan tenang ditemani dengan bintang-bintang yang sangat indah. Bahkan terlalu indah.
=============OLIVIANO==========
Suara bising yang berasal dari dua motor ninja yang saling sahut-menyahut membuat jalanan semakin ramai dengan sorakan para penonton disana.
Motor ninja berwarna hijau yang terlihat masih mengkilap dan tampak mulus itu seakan menjadi daya tarik semua orang yang berada disitu.
Sedangkan motor ninja merah yang tampak ada sedikit goresan tetap tak mau kalah dengan sang pemilik motor ninja berwarna hijau.
Keduanya saling menatap, menampilkan wajah meremehkan antara satu sama lain. Pemilik motor ninja berwana hijau menatap sekeliling yang masih semangat bersorak-sorai, membuat sudut bibirnya terangkat sebelah.
"Lo denger teriakan mereka? Tentunya mereka nyemangatin gue. Dan asal lo tau. Gue yang bakal menang malam ini," ucap si pemilik motor ninja hijau sambil tersenyum meremehkan.
"Lo bilang apa barusan? heh... Kata menang itu cuma ada di dalam hidup gue! Jadi lo yang bakalan kalah. Dan gue gak peduli mereka mau nyemangatin siapa, yang jelas gue yang bakalan menang!" ucap si pemilik motor ninja merah tak mau kalah dengan ucapan Mario, si pemilik motor ninja hijau itu.
Mario berdecak, "Lo terlalu percaya diri, Vino!"
Pemilik motor ninja merah menatap cowo disebelahnnya, tangannya menunjuk ke arah Mario. "Sebaiknya lo mundur dari sekarang supaya lo gak malu dengan kekalahan lo sendiri."
Mario tertawa meledek. "Wah Vino... seharusnya lo yang mundur! Liat tuh kondisi motor lo yang udah butut. Palingan nanti berhenti di tengah jalan."
"Gak usah liat covernya! Lo bakal nangis darah kalau ternyata gue yang bakalan menang," pekik Vino sambil menarik ritsleting jaketnya sampai menutupi leher. Lalu segera memakai helm dan diikuti juga oleh Mario.
Setelah siap, Vino dan Mario kembali memainkan gas motornya. Teriakan para penonton semakin kencang, namun tersamarkan dengan suara motor mereka. Gas motor Vino dan Mario terus bersuara seakan tidak mau kalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
OLIVIANO
RomanceLeonard Alviano. Atau yang sering di panggil Vino adalah seorang murid baru yang berpenampilan sederhana. Hari-harinya tidak terlepas dari buku-buku tebal yang selalu ia bawa. Dia memiliki tatapan yang tajam dan memiliki sifat dingin yang membuat si...