LIMA

2.3K 101 5
                                    

***
"Siapa gadis itu,huh?" Geram orang tersebut yang bersembunyi di balik pohon.

"Laura,lo ngapain ngintip di balik pohon?" Gadis yang bernama Laura itu berbalik.

"Eh,elo Lan,itu tuh,si Arya. Masa dia deket deket sama junior sih. Pake kejar kejaran pula." Lana pun ikut melihat ke arah taman.

"Iya tuh. Lagi duduk berdua. Ga bisa di biarin,kita mesti lapor nih ke Faya." Lana mengeluarkan ponsel di sakunya. Kemudian mengirim pesan untuk seseorang,yang bernama Faya.

Lana :Fay,si Arya deket sama juniornya.

Lana dan Laura tersenyum evil membayangkan bagaimana nasib gadis yang sedang dekat dengan Arya itu. Kemudian mereka segera pergi dari tempat itu.
Ddrrtttdrrtt

Ponsel Lana berbunyi. Menandakan adanya balasan dari Faya. Dengan cepat Lana mengeluarkan ponsel dari saku rok nya.

Faya : Serius lo? Lo berdua harus cari info tentang cewek kurang aja itu. Berani beraninya dia deketin Arya gue.

Lana mengetikkan pesan kepada Faya.

Lana : sipp. Lo tenang aja.gue sama Laura bakal bantuin lo.

Kemudian Lana dan Laura berjalan menuju kelasnya sambil tersenyum senang.

***
"Nih,ponsel kamu." Arya mengembalikan ponsel Ara sambil terkekeh. Melihat Ara yang menggembungkan pipinya sebal,membuat Arya mencubit pipi nya.

"Sakit wooyyy. Lepasin kakk sakiitt." Arya tertawa melepaskan cubitannya pada pipi Ara. Ara pun tidak tinggal diam, lalu menjitak kepata Arya.

"Aduhh. Sadis juga kamu. Hahaha ayo ke kantin,aku traktir deh." Arya bangkit tanpa sadar menggenggam tangan Ara. Entah kenapa di genggam seperti itu membuat jantung Ara seakan berlompatan. Tenang dong jantung. Ara berusaha menenangkan jantungnya.

"Kamu pesen apa?" Arya berdiri hendak memesankan makanan untuk mereka berdua.

"Soto ayam,sama es jeruk aja kak."

"Oke siipp." Arya melenggang menuju gerobak yang ada di kantin untuk memesankan pesanan mereka.

Ara menunggu Arya,sambil melamun ia membayangkan rencana apa yang akan dia lajukan untuk mendekati Deva.

"Woy. Ngelamun." Ara berjingkat kaget ketika ada seseorang yang mengagetkannya.

"Apaan sih kak. Ngagetin tau." Ara berdecak kesal. Sementara lawan bicaranya hanya terkekeh. Kemudian duduk di depan Ara. Lalu mereka duduj dalam keheningan. Hanyut dalam pemikiran mereka masing masing.

"Ini mas,mbak pesanannya." Suara bu kantin menyadarkan mereka dalam lamunan.

"Iya bu." Arya menerima nampan dari bu kantin. Sementara Ara hanya tersenyum.

"Ara,aku boleh tanya sama kamu?" Arya berusaha mencari bahan obrolan untuk mereka berdua.

"Boleh. Tanya apa kak?" Ara masih mengunyah soto ayamnya.

"Kamu suka sama kak Deva?" Ara yang tidak menyangka pertanyaan itu akan keluar dari mulut Arya langsung tersedak.

"Uhukk uhukkk." Arya dengan cepat memberikan es jeruk kepada Ara.

"Kalo makan pelan pelan dong." Arya terkekeh melihat tingkah Ara.

"Lagian tanyanya to the point gitu." Ara mendelik sebal ke arah Arya. Arya terkekeh melihat tingkah Ara.

"Yaudah,jawab aja sih." Arya kemudian duduk tenang mendengarkan jawaban Ara.

"Iya kak." Ara berusaha menjawab cuek.

"Oh ya,sejak kapan?" Arya mulai penasaran.

"Pas ketemu di kantin sih,tau ga kak,dia itu manis banget,apalagi pas senyum,apalagi senyumnya buat aku." Ara berucap samvil berbinar membayangkan senyuman Deva yang melintas di pikirannya.

"Yeee. Aku kan ga tanya dia kaya gimana dek." Arya menoyor kepala Ara,yang disambut pelototan oleh Ara.

"Ya biarin. Emang kenyataan gitu kok." Ara menjulurkan lidahnya.

"Hahaha ya terserah kamu. Aku punya game nih." Arya mengisyaratkan kepada Ara untuk mendekat.

"Game apaan?" Ara mulai penasaran.

"Gimana kalo kita lomba." Arya tersenyum meyakinkan.

"Whaatt?!! 17 agustus masih lama kali om." Ara mengivaskan tangannya di udara. Arya tersenyum evil.

"Bukan lomba balap karung kali tantee."

"Lah,lomba apaan?"

"Makanya sini aku bisikin. Malah teriak teriak." Ara hanya cengar cengir mendengar sindiran Arya.

"Jadi,kamu kan suka sama si Deva. Nah,aku kan suka sama Nana. Gimana kalo kita balapan. Siapa yang duluan dapetin,dia yang menang." Arya tersenyum evil,sedangkan Ara malah melongo mendengarnya.

"Lah,terus kalo menang,untungnya apaan?"

"Umm. Gimana kalo yang kalah,harus traktir liburan pasangan yang menang." Arya memancing Ara yang mulai penasaran.

"Oke. Siapa takut,pasti aku yang menang. Tapi,jangka waktunya sampe kapan?" Ara menimbang nimbang waktu yang tepat.

"Gimana kalo,pas liburan kenaikan kelas?" Ara terlihat berfikir sejenak.

"Oke"

"Deal?"

"Deal." Lalu terbuatlah perjanjian tersebut.

Tbc

Hai readers ;) thanks yang udah vote. Comment juga ya. Biar aku bisa bikin cerita ini jadi lebih baik. Thanks all ^^

I LOVE YOU KAKAK SENIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang