EMPATBELAS

2K 79 6
                                    

Hei guys, gue reupdate kni,gara gara part sebwlumnya ada kesalahan. Mohon fi maafin yaa 😥😥

Happy reading guys ^^

"Tanpamu,mungkin aku akan rapuh,hancur lebur."

Clara Febrianti Putri
***
"Ara!" Seru seseorang dengan nafas terengah-engah.

"Kak." Jawab Ara.

Melihat gadis kecil itu berpenampilan kacau,mata sembab,muka memerah,baju yang sudah di keluarkan,rambut yang acak acakan,membuat jiwa pelindung Arya pun muncul.

Ia segera merengkuh gadis kecil itu. Sontak membuat Ara menumpahkan kembali kekesalannya. Bagaimana tidak,bahkan ia pun belum mulai berjuang,namun sudah ada halangan sebesar gunung menghadangnya.

Setelah tangis Ara reda, Arya menuntun gadisnya ke pinggiran rooftop dan duduk disana. Memandang matahari yang berangsur turun untuk bergantian dengan bulan.

"Udah dek. Ga perlu nangis bombay gitu. Bukannya kemarin lo udah puas nangis?" Setelah sekian lama diam,Arya pun membuka suara.

Akhirnya Ara menceritakan hal yang membuatnya sehancur ini. Arya terdiam menyimak cerita Ara,tanpa memotongnya sedikitpun.

"Gue ga rela kak. Bahkan gue belum mulai berjuang." Jawab Ara di selingi sesenggukan.

"Nih ya,selama janur kuning belum melengkung,apa aja bisa lo lakuin buat dapetin kebahagiaan lo dek." Arya berkata dengan semangat,dia bahkan sedang memberi semangat pada dirinya sendiri.

"Bukannya gue nyerah ato gimana yah kak,Citra itu sahabat gue. Dan gue liat dari pancaran matanya,dia bahagia." Air mata Ara pun menetes lagi.

Ara memalingkan muka untuk menyembunyikan tangisnya.

"Dek,liat gue. Lo itu baru kenal sama Deva,dan lo ngerasa sehancur itu? Gimana kalo lo udah kenal lama sama Deva?" Arya menangkup pipi Ara kemudian mengusapnya pelan untuk menghapus air matanya.

"Tapi gue ga terima. Gue.." Ara menghentikan kata katanya saat jari telunjuk Arya berada di bibirnya.

"Ish,kita gaboleh egois dek. Lo ga terima sama perjodohan mereka. Lah,kalo mereka berdua terima sama perjodohan mereka,lo bisa apa? Biarin mereka berdua bahagia dek. Toh lo juga baru kenal sama Deva, masa sehancur itu?" Tegur Arya panjang lebar. Membuat Ara menunduk.

"Lah,lo juga,baru kenal sama gue main peluk peluk." Jawab Ara tengil.

"Oh,yaudah. Gue balik dulu. Lo disini sendirian,yaudah meluk tiang aja sono lo." Kata Arya tegas kemudian beranjak dari duduknya.

Selang beberapa langkah,Ara mengejar Arya kemudian memeluknya dari belakang. Membuat langkah pemuda itu berhenti.

"Makasih ya kak. Bahkan gue gatau gimana ngebales kebaikan lo." Ucap Ara tulus.

"Iyah,sama sama. Udah puas peluk nya buk? Lama amat." Kata Arya menggoda. Membuat Ara spontan melepas pelukannya.

"Eh,ya udah. Ayo balik." Jika tadi matahari masih muncul,mungkin Arya akan melihat semburat merah di pipi Ara.

"Yaudah yok." Mereka berdua berjalan di koridor sekolah yang sangat sepi dan gelap. Di gerbang sekolah mereka bertemu satpam yang sedang bertugas hari itu.

"Lho,mas Arya kok dari dalem?" Tanya pak Eko,satpam yang kenal baik dengan Arya.

"Iya pak. Nyariin Ara pak,makanya saya kesini,daritadi saya muter muter,ternyata ketiduran di kelas." Jawab Arua dengan sopan. Ia sengaja mengarang cerita,agar pak satpam tidak curiga kelakuan mereka di rooftop tadi.

I LOVE YOU KAKAK SENIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang