TUJUH

2.3K 94 3
                                    

Mereka segera menuju kafe karena terlihat hujan akan segera datang. Setelah memesan makanan mereka asyik mengobrol. Mereka tidak sadar,bahwa Deva sedang memperhatikan mereka. Lebih tepatnya kepada Citra.

***
Setelah puas bercuap cuap dengan para sahabatnya mereka pun memutuskan untuk kembali ke rumah masing masing.

Ara yang merasa buku tugasnya ketinggalan di kelas segera pamit kepada sahabatnya untuk kembali ke sekolahan.

Terlihat suasana sekolahan yang sudah sangat sepi. Hanya terlihat pak Udin penjaga sekolah yang sedang menyapu halaman.

Setelah tiba di kelas,Ara langsung menghampiri meja nya kemudian mengambil buku yang tertinggal dengan cepat. Supaya ia dapat melarikan diri dari suasana yang mencekam seperti ini. Namun ketika ia berada di ujung koridor hujan turun dengan lebatnya membuat gadis itu berdecih pelan.

"Kau belum pulang?" Suara bariton mengagetkan Ara. Ara berjingkat laly berbalik untuk melihat lawan bucaranya.

"Eh. Belum kak. Buku saya ketinggalan." Ara melambaikan bukunya di hadapan Arya.

"Kakak kenapa belum pulang?" Ara melanjutkan pertanyaannya.

"Tadi ada rapat osis,pas mau pulang,eh. Malah hujan." Arya tersenyum kemudian menyentuhkan tangannya ke titik titik air yang turun.

"Oh. Kalo gitu,saya duluan kak." Ara bersiap ancang ancang untuk menembuh hujan. Namun tangan Arya segera mencekalnya.

"Kamu pulang bareng saya aja. Lagupula saya bawa mobil." Ara mengikuti Arya yang berlari menuju parkiran sekolah.

Du dalam mobil terjadi kegeningan antara mereka. Ara sangat terganggu dengan keheningan tersebut. Hingga ia melihat Arya mengemudikan mobilnya dengan arah yang berlawanan dari rumah Ara.

"Loh kak,rumah saya lewat sana." Ara menunjuk arah yang sebenarnya. Arya terkekeh sebentar sebelum menjawab.

"Biasa aja kali,kalo di luar,panggil nya lo gue aja. Gue mau ngajakin lo ke kafe bentar. Gue laper." Ara melongo.

"Tap..." Sebelun Ara menjelaskan. Bibirnya sudah ditutup oleh Arya memakai tangan.

"Udah ah. Lo lupa,gue senior lo. Sekalian,gue juga mau ngomongin tentang Nana." Ara hanya mengangguk pasrah. Pandangannya menuju luar kaca mobil yang masih terguyur hujan.

Tanpa terasa kantuk menyerang Ara yang merasa bosan,akhirnya memejamkan mata nya.

"Weh,bangun oy." Arya yang telah memarkirkan mobil nya ke parkiran sebuah mall,baru menyadari bahwa Ara sedang tidur.

"Lo lucu juga kalo tidur." Pikir Arya dalam hati. Beberapa detik kemudian Ara menggeliat merasa ada yang mengganggu tidir cantik nya.

"Dimana nih?" Ara bergumam sambil mengucek mata nya.

"Lo di mobil gue. Buruan turun perut gue udah laper banget,lo kaya kebO sih." Arya terkekeh kemudian melepas seatbelt nya,lalu turun dari mobil.

Ara menurut,lalu mengikuti Arya di bekang lunggung pemuda itu.

"Lo makan ga?" Arya bertanya kepada Ara yang masih melihat lihat sekeliling.

"Iya deh, ngikut laper juga soalnya. Hehe,gue pesen nasi goreng sama lemon tea kak." Arya mengangguk kemudian memanggil pelayan kafe tersebut.

"Oh iya,gimana perkembangan lo sama Deva?" Terlihat Arya bertanya dengan serius kepada Ara,sedangkan yang ditanya hanya menggeleng pelan.

"Ga gimana gimana kak. Dapet nomor hp nya aja belom." Ara memutar bola matanya malas.

I LOVE YOU KAKAK SENIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang