DELAPAN

2.2K 84 7
                                    

Jika aku terbiasa,mana mungkin aku bisa mencegah perasaan yang ada?

All about Arya.

Arya memarkirkan mobilnya di garasi rumahnya. Kemudian masuk ke dalam rumah.

"Assalamualaikum." Seorang pria paruh baya yang sedang membaca koran pun menyahut.

"Waalaikumsalam,kok baru pulang,kenapa?" Beliau adalah Dika,ayah Arya.

"Dari rumah temen pah,oh iya tadi dapet salam. Dari om Frans,ayahnya temen aku." Arya duduk di sebelah ayahnya.

"Oh Frans,sudah lama tidak bertemu." Dika tersenyum menerawang.

"Kami sahabat dekat dulunya. Tapi terpisah karena dia melanjutkan kuliahnya di Jepang,kau tahu,dia dulu selalu menolong papah mu ini." Dika melanjutkan ceritanya. Arya yang mendengarnya tersenyum.

"Ya sudah,Arya ke kamar dulu ya pah." Arya beranjak dari tempat duduknya.

"Oh iya,jangan lupa.titip salam balik ke Frans ya." Dika kembali fokus ke korannya. Arya tersenyum sekilas kemudian naik ke kamarnya.

Setelah mandi,ia merebahkan tubuhnya di kasur. Kemudian teringat Nana. Malam ini ia akan menghubungi gadis itu.

Arya : Malam.

Nana : Iya malam,ini siapa ya
Ini siapa ya?

Arya :Aku Arya. Kamu lagi
ngapain?

Nana:Oh,kak Arya,ga lagi apa"
Kak.

Arya : Iya.

Tidak ada balasan lagi dari Nana. Meski begitu, Arya sudah bahagia. Setidaknya Nana membalas pesannya. Kali ini dia menghubungi Ara.

Arya : Oy.

Ara :paan?

Arya :gue udah sms Nana nih.

Ara :so?

Arya kesal dengan balasan Wra yang terkesan cuek. Ia memencet tombol call.

"Hallo. Apaan sih kak?"

"Abisnya lo cuek banget pas gue sms,yaudah gue telfon aja." Arya duduk di balkon kamarnya.

"Iye. Lo udah sms Nana,terus gue harus gimana? Jingkrak jingkrak gitu?" Di seberang sana,Ara memutar bola matanya kesal.

"Haha. Ya gausah ngambek gitu neng. Ini berarti gue satu langkah lebih unggul dari lo." Arya menunjukkan smirk nya.

"Iya,serah lo,udah ah. Ngantuk gue. Bye." Ara memutuskan sambungan satu pihak. Arya terkekeh kecil melihat ponselnya. Ia berdiri kemudian duduk di balkon kamarnya.

Angin malam menerpa wajah tampan nya,Ia tersenyum kecil. Mengingat Ara Yang sangat cerewet ketika bersamanya. Kemudian sosok Nana melintas do fikirannya. Nana,gadis pujaannya Yang entah,akan menjadi miliknya atau tidak. Nana Yang sangat dingin Dan cuek terhadapnya.

Udara semakin dingin. Arya masuk ke kamarnya. Ia mrmbaringkan tubuhnya di kasur berukuran king size miliknya. Tak lama Kemudian kantuk menyerangnya. Arya terlelap dalam tidurnya.

***
"Pagi Ma,Pa." Arya mengambil duduk di depan Mama nya,Kemudian mengambil srlembar roti Yang Ia oleskan dengan selai cokelat kesukaannya.

"Gimana sekolah kamu nak?" Mama membuka obrolan di ruang makan tersebut.

"Yaa,biasa aja sih Ma,gitu jadi senior,bisa ngerjain junior. Hehehe. "Arya terkekeh saat membayangkan Ara yang mengerucut sebal saat Arya menggodanya.

"Ehm. Kayanya ada yang lagi jatuh cinta sama juniornya." Papa nya yang tadinya hanya menyimak percakapan antara ibu dan anak itu pun ikut meyahut. Melihat ada tatapan cinta pada anak lelakinya itu.

"Sama Ara? Ya engga lah Pa,junior bawel gitu." Arya tampak sebal saat Papa nya menyindir tentang Ara. Tunggu...Ara?

"Nah kan Ma,Aku belum nyebutin namanya aja,si Arya udah nyebut namanya. Siapa namanya?" Papa mengerling nakal kepada Mama yang ternyata sudah tertawa terbahak bahak.

"Iya,bener Pa. Wah. Sebentar lagi kita dapet PeJe nih. Si Arya sama siapa itu namanya? Rara?" Mamanya berpura pura berpikir. Membuat Arya cemberut.

Arya memang tergolong anak yang manja terhadap orang tuanya. Maklum,Arya anak satu satunya sekarang. Adiknya,Naufal,lebih memilih sekolah di Jepang bersama Nenek nya. Namun dibanding dengan Naufal,Arya lah yang paling manja dan kekanak kanak.an.

"Bukan Ara Maaa,Arya lagi pengen deket sama Nana,temennya Ara." Arya memasukkan potongan roti nya yang terakhir. Kemudian meminum susu nya.

"Arya berangkat dulu Ma,Pa." Arya mencium tangan kedua orang tuanya.

"Hati-hati, kapan kapan si Nana kenalin ke kita ya." Arya terkekeh kemudian menunjukkan jempol nya.

Setengah berlari,ia menyambar kunci mobilnya di ruang tamu. Kemudian pergi ke sekolah.

***
Di belokan sebelum sekolahnya ia melihat seorang gadis sedang berjalan menuju lokasi yang sama,yaitu sekolahnya. Dilihat dari rambutnya yang bergelombang. Bisa dipastikan bahwa pemilik rambut itu adalah Ara. Arya mengendarai mobilnya pelan di belakang Ara,kemudian memencet clackson. Arya tertawa melihat gadis itu melompat kaget. Arya membuka kaca mobilnya.

"Oy,masuk sini." Arya melambaikan tangannya kepada Ara.

"Ogahhh. Dasar senior gelo." Ara menjulurkan lidahnya. Sementara Arya hanya terkekeh.

"Buruan masuk. Ato gue hukum lo jalan jongkok dari sini." Arya mengancam Ara.

Ara mendengus kesal kemudian masuk ke dalam mobilnya Arya.

"Hehe. Gitu kan jadi anak baik." Arya terkekeh kemudian menepuk puncak kepala Ara.

"Paan sih? Buruan,mo ngomong apa?" Ara berkata sambil membetulkan poni nya.

"Ish,galak amat sih? Dah nyampe nih,cepetan turun." Arya menyurh Ara turun dari mobilnya. Setelah turun,Ara pergi tanpa mengucap sepatah kata pun kepada Ara. Arya yang meihat Ara seperti itu hanya terkekeh.

Lucu juga kalo lagi ngambek. Arya berkata dalam hati sambil tersenyum.

"Woee,senyum senyum sendiri lo Yakk." Seseorang menepuk pundak Arya keras.

"Hehehe. Keliatan banget ya?" Arya terkekeh. Kemudian melihat ke arah Ara pergi tadi.

"Lo suka sama dia ya?" Tanya seseorang yang menepuk pundak Arya tadi. Namanya Adit,teman sebangku,bestfriend nya Arya.

"Dia? Dia siapa Dit." Kata Arya dengan wajah polosnya.

"Itu,si Ara." Adit menjelaskan setelaah ia memutat bola matanya kesal.

"Hah. Ngaco lo,ya engga lahhh." Arya terkekeh.

"Ati ati lo,Ara tuh cantik loh,anaknya supel pula,dia multi talent. Kalo lo ga bisa dapetin dia,nyesel tau lo." Adit menjelaskan,bak sedamg kampanye parpol #lahh -_-

"Lo kok bisa tau dit?" Tanya Arya balik kepada Adit.

"Tau apa?kalo lo suka sama Ara?" Tanya Adit demgan wajah polos. Arya yang mendengar hanya memasang muka cengo.

"Tau kalo Ara sifatnya kaya gitu,lo kok oon banget." Arya berkata sambil menjitak kepala Adit.

"Sakit peakk. Ya,dia Adek kelas gue kok pas SMP,dia juga ngikut basket,sama kaya gue pas SMP. Jadinya kenal lah." Adit mengusap usap kepalanya yang sakit.

"Tapi serius,lo suka sama Ara.? Adit melanjutkan pertanyaanya yang tadi belum dijawab oleh Arya.

"Ya engga lah,cewe manja cerewet gitu kok." Arya menggeleng keras.

"Yaa,ati ati aja lo. Kalo lo suka sama dia,ato sampe pacaran,lo bakal ngerasain bingung setengah idup." Aditenjelaskan dengan muka serousnya.

"L

I LOVE YOU KAKAK SENIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang