DUABELAS

1.9K 86 6
                                    

Happy reading ^^

***
"Eh,Ara." Jawab Deva sambil tersenyum sekilas.

Dengan perasaan yang berdebar debar. Ara berdiri di sebelah Deva. Lalu mengbil sikap hormat ke tiang bendera.

"Kakak di hukum,kenapa?" Tanya Ara.

Deva yang mendengar Ara mulai bersuara hanya tersenyum sekilas.

"Ga ngerjain PR. Kamu sendiri?" Tanya Deva singkat.

"Sama kak." Ara pun menjawab perganyaan Deva dengan singkat. Ia tidak ingin di cap sebagai gadis cerewet yang hanya ingin mencari perhatian.

Selanjutnya mereka diam dalam pikiran masing masing. Hingga bel istirahat bagaikan oasis di tengah padang pasir pun terdengar. Ara menghembuskan napasnya lega.

"Kamu mau ke kantin?" Tanya Deva sembari mengelap keringat di dahinya. Pemandangan itu membuat Ara tercenung menatap Deva.

"Dek,ngelamun lagi?" Deva menggelengkan kepalanya.

"Eh,i iya kak mau ke kantin. Kakak sendiri gimana?" Tanya Ara sedikit terbata karena ketahuan sedang melamun lagi di depan Deva.

"saya juga ke kantin,mau bareng?" Tawar Deva kepada Ara.

"Boleh kak." Jawab Ara sambil tersenyum. Kemudian mereka berjalan beriringan ke kantin. Terdengar bisik bisik dari koridor sekolah.

"Eh,itu kan kak Deva. Kok sama Ara sih?!" Bisik seorang gadis kepada temannya.

"Iya deh,padahal kan kak Deva lagi deket sama sahabatnya. Ih,dasar tukang tikung." Bisik yang satunya lagi.

Dab masih banyak lagi desas desus yang terdengar di koridor sekolah. Bukannya Ara tidak mendengar perkataan mereka. Tapi Ara lebih memilih bungkam sebelum menanyakan langsung semuanya kepada Deva sendiri.

Ara segera membaur dengan kedua sahabatnya yang tenfah duduk di salah satu meja di sudut kantin.

"Hay guys." Ara tersenyum kepada kedua sahabatnya.

"Gimana. Kapok ga lo nyet? Makanya rajin doong jadi anak. Kaya gue gini." Kata Nana menyombongkan dirinya.

"Ee,sompret. Lagian si Citra ga ngasih tau gue kalo ada PR." Kata Ara sambil menyebikkan bibirnya.

"Elehhh. Kalo lo anak rajin,tanpa dikasih tau Citra juga lo tau kalo ada PR." Kata Nana Memulai deklarasinya. Sementara Citra hanya tetkikik geli melihat pertengkaran dua sahabatnya.

Tak berapa lama Citra menangkap sosok Deva yang sedang menatapnya intens. Buru buru ia berpamitan kepada sahabatnya itu.

"Eh,guys gue cabut dulu yak." Kata Citra sambil bangkit dari duduknya.

"Lah,mo kemane?" Tanya Ara bingung.

"Kebelet nihh." Jawab Citra dengan wajah paniknya.

"Ahahahaha. Yaudah sono. Abis itu langsung ke kelas aja." Kata Ara di ikuti anggukan oleh Nana.

Setelah itu Citra berlari keluar kantin. Ara dan Nana hanya bisa tertawa ngakak melihat tingkah temannya itu. Ia bisa jadi cewek anggun yang hanya tersenyum ketika ada gosip,namun bisa juga menjadi cacing kepanasan seperti tadi.

"Lo tadi kesini bareng siapa Ra?" Tanya Nana ketika Ara kembali ke meja mereka dengan segelas es jeruk.

"Oh,bareng Kak Deva. Tadi dia kebetulan kena hukum. Jadi ke kantinnya bareng deh." Jelas Arya kepada temannya itu. Yang hanya di hadiahi "oh" ria oleh Nana.

"Eh Ra,bntar lagi gue tinggal yak." Kata Nana sambil menyeruput es teh manisnya.

"Yaelahhh. Lo mah eek,lo mau kemana?" Tanya Ara sebal.

"Hehehe,jangan gitu doong,ntar gue traktir deh." Kata Nana berusaha membujuk Ara.

"Iyeee iyee." Jawab Ara. Kemudian sibuk dengan es teh nya.

"Hoy,sendirian aja neng?" Kata seseorang yang tiba tiba duduk di depan Ara.

"Lah,suka-suka gue doong." Jawab Ara ketika sudah mengetahui siapa yang duduk di depannya. Arya.

"Yee,gimane,ciee yang tadi abis dihukum bareng Aa' Deva." Goda Arya.

"Ihh,apaan sih. Eh,ngomong-ngomong,lo ngapain disini? Biasanya juga sama kak Adit." Tanya Ara verusaha mengalihkan pembicaraan.

"Oh,tuh." Jawab Arya singkat sambil menunjuk dengan bibirnya. Ara kemudian mengalihkan perhatiannya ke Arah yang di tunjuk Arya,

Tepatnya di pojok kantin ia melihat Nana yang sedang bercanda ria dengan Adit. Kemudian ia membalikkan tubuhnya dan melihat reaksi Arya yang tampak murung.

"Elahhhh,gapapa. Ntar pasti lo bisa dapetin dia kok." Kata Ara berusaha menghibur 'kakak' nya itu.

"Hmm." Arya hanya menunduk memutar mutar sedotan es tehnya.

"Gue punya ide." Kata Arya tiba tiba sehingga membuat Ara tersedak es tehnya.

"Uhukkkk uhukkk. Lo bego kak,asli bego." Kata Ara sambil menetralisir nafasnya.

"Hehe maap neng. Jadu gye punya ide." Kata Arya mantap.

"Ide apaan emang?" Tanya Ara.

"Tar pulang skolah lo ngikut gue." Perintah Arya,lalu ia bangkit dan meninggalkan Ara yang masih terbengong bengong.

Ara kemudian bangkit dari duduknya,lalu berniat untuk pergi ke taman sekolah untuk melihat lihat.

Tanpa sengaja ia melihat dua orang yang ia kenal sedang berciuman di balik semak semak. Hati Ara seakan teriris melihatnya. Tanpa sadar airmata mulai mengalir di pipinya.

Sebelum Ara mulai terisak. Seseorang memeluk Ara dari belakang kemudian menutup mata Ara.

Tbc
Sorry pendek+ngaret kebangetan. Hehe peace guys :*

I LOVE YOU KAKAK SENIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang