enam.

266 38 4
                                    


"Zayn..."

Apa yang baru Tiffany katakan? Zayn?

Kelopak matanya bergetar dan membuka dengan perlahan, "Tiff"

Tiba tiba ia bangun dengan memijit pelan pelipisnya. Perasaanku begitu campur-aduk saat ini. Senang dan kecewa mungkin dua perasaan itu yang kualami sekarang

Dengan cepat aku meletakan telapak tangan kiriku ke punggungnya dan memberikan gelas yang berisi air tadi dengan tangan kananku.

Dia menatapku dengan mukanya yang pucat itu. "Dimana Zayn?"

"Zayn? Kenapa kamu mencari-", ia mendorongku sehingga membuat gelas yang kubawa pecah dan airnya membasahi lantai.

"Dimana Zayn?!"

"Tiffany Claire Horan!", aku sudah tak tahan lagi. damn it

Readers Point Of View

Mungkin lelaki ini sudah lupa akan cintanya pada Tiffany sehingga membuat dirinya membentak kekasihnya itu -ralat- wanita yang bersamanya saat ini.

Tiffany memandang lelaki didepannya penuh amarah. Ia mencari kekasihnya tapi siapa yang dilihat, orang asing yang baru saja membentaknya. Niall memandang Tiffany kecewa, dilanjut dengan dirinya meninggalkan Tiffany sendiri di sana

Niall pun berjalan menuruni tangga dan mencoba me-normalkan amarahnya. Tidak sepatut nya dia membentak Tiffany seperti itu.Dan Niall pun mengambil tindakan, menelfon Zayn mungkin solusinya

"Astaga, Horan! Kau membuat-"

"Berhenti bicara dan datang kerumahku", memencet tombol berwarna merah ia lalu mengenggam ponselnya, menunggu balasan dari Malik. Ponselnya pun bergetar, dan ternyata itu Zayn. Zayn meminta Niall agar ke depan, karena dia sudah datang.

Zayn yang sudah membuka mulut ingin menyapa Niall itu disambar dengan cepat oleh Niall, "Pergi keatas dan temui Tiffany". Zayn mencoba untuk memahami keadaan atasannya ini. "okay"

"Eh? Kenapa a-ku?, tanya nya setelah menyadari apa yang baru saja Niall katakan. Niall tak menghiraukan Niall malah masuk ke dalam.

Zayn pun masuk kedalam dan ia sangat terkejut karena Tiffany yang berlari ke arahnya. "woa Tiff", pelukan Tiffany sangat erat sehingga membuat Zayn terkejut. "i miss you"

Zayn tersenyum dan membalas pelukan Tiffany. Niall yang berada di sofa tepat Zayn dan Tiffany berdiri itu, sedang dalam aura yang kurang baik. Tiffany pun menurunkan kakinya perlahan. "Ada apa,hm?", tanya Zayn

"entahlah, aku hanya merindukanmu", mereka berdua berbicara satu sama lain tanpa menghiraukan adanya Niall di sana. "okay", Zayn menaikan alisnya disampingi dengan melirik Niall. Entah kenapa Zayn ingin tertawa saat ini, tapi ia pendam.

Tiffany mencoba menyamakan tinggi nya dengan Zayn, mulut Tiffany mendekat kearah telinga Zayn. "by the way, kenapa kita disini?"

Zayn tersenyum sekali lagi, dan mencubit pipi Tiffany gemas. "percayalah, kalau aku cerita sekarang. Tahun besok baru selesai", Tiffany cemberut. Niall disana sudah sangt-sangat ingin menonjok wajah Zayn dengan tangannya.

"ayo pulang", Tiffany mengandeng tangan Zayn dan mengiring Zayn keluar.

"percayalah padaku", ucap Zayn tanpa suara kepada Niall. Niall tersenyum sinis dan mencoba mempercayakan Tiffany pada Zayn untuk saat ini.



A/n :

hai hai
absurd yah? maafin ;p

Another ↭ n.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang