Niall POVAku melihatnya. Dia masuk dengan sesengukan. entah hal apa yang membuatnya menangis. "Tiffany?" panggilku, ia tidak berhenti. dengan cepatnya dia berlari keatas dan aku mendengar suara bantingan pintu yang keras.
Akupun segera melihat keluar. dan ternyata ada Zayn disana. Apa dia yang membuat Tiffany menangis?
Tentu saja, aku ragu akan itu. Akupun segera menghampirinya. Dia terlihat seperti seorang pecundang yang kehilangan uang disana."Apa yang kau lakukan, dude?"tanyaku
Dia melihatku. Senyum palsu itupun langsung muncul diwajahnya. Oh aku membenci itu. "Aku sudah memberikannya padamu. Kuharap kau senang", ucapnya dengan senyum miring itu.
"jadi kau masih mencintainya?" tanyaku. benar saja, Zayn hanya memalingkan mukanya dariku. "sudah kuduga Zayn"
"Jaga dia baik baik. Aku akan kembali ke hotel", ucapnya dengan melihat ke belakangku. "pasti" ucapku tegas. diapun membuka pintu mobilnya dan melajukan mobilnya cepat.
kenapa Zayn bisa berada disini? oh mungkin dia kesini dengan Perrie. aku dan Zayn memang mengambil cuti. untuk apa? jika aku mungkin untuk Tiffany. tapi kalau Zayn, entahlah dia hanya meminta cuti itu saja
akupun segera masuk kedalam rumah dengan rasa penuh kemenangan. aku menang mendapatkan nya. tapi tunggu, apa aku sudah menang mendapatkan hatinya?
"apa dia sudah pergi?" astaga! wanita ini hampir membuat jantungku copot. "untung saja aku tidak ada penyakit serangan jantung." aku pun menempatkan diriku duduk disampingnya. "sudah" akupun ikut melihat tv
"dasar lelaki. semuanya brengsek", akupun mengalihkan pandanganku ke Tiffany. "apa maksudmu?"
"apa maksudku? aku tahu kau dengar itu Horan", dengan pelan aku menelan salivaku. "ti-tidak. maksudku, kenapa kau mengatakan itu dihadapanku? kau tau itu sedikit- frontal" bunuh aku. dia menatapku layaknya aku musuhnya sekarang
"entahlah. aku hanya ingin berbagi" gadis ini terlalu cepat untuk berubah. "berbagi?"
Tiffany POV
ada apa denganku? aku merasa bahwa aku selalu berubah sifat akhir akhir ini. "bisakah kita ganti topik pembicaraan?" tanyaku. dan lelaki ini malah mengambil pisang di atas meja dan memakannya.
"seperti apa?" tanya nya dengan memakan pisang malang itu. "seperti- hmm. kenapa rumah ini tidak ada foto-foto mu dan keluargamu?" dia tersedak. akupun mengambilkannya air dan memberikan segelas air ini pada pirang malang itu.
"terimakasih", ucapnya. "ya sama -sama" dengan pelan pelan Niall meminum air itu. dia seperti pesuruh yang tak diberi minum berbulan-bulan. "lalu, jawablah"
"oke. hm, jadi aku dan keluargaku mempunyai keyakinan bahwa memasang foto yang berobjek manusia itu nanti hm", aku masih menunggu lanjutannya. "di masuki jin?" tebakku
"ya. itu maksudku", dia sungguh konyol. bagaimana bisa dia tersedak dan hampir mati karna pertanyaan se-simple itu. "oke. kuharap kau berkata jujur." akupun kembali melihat televisi.
aku merasakan bahwa Niall ini memandangiku dengan seksama. "jangan melihatku seperti itu" ucapku. "si-siapa yang me-melihatmu. astaga! kau terlalu kepede-an", dia bangkit dari sofa. "mau kemana?"
"aku? huh apa pedulimu?", akupun membuang muka darinya. dengan sombongnya dia berkata 'aku? huh apa perdulimu?' sialan. dia kira aku suka dia disini?
dan dia kembali dengan pakaian yang sangat sangat rapi. "Tiff, kau masih disini dengan pakaian jelek itu?", tanyanya dengan gaya nya yang sok sekali. "sungguh Horan, aku tidak mengerti semua perkataanmu." mungkin dia terlalu dewasa dan oleh karna itu aku tidak mengerti apapun yang ia katakan.
"naiklah dan pakailah pakaian yang bagus. kau tau kita akan- makan malam", dia bahkan seperti malu-malu mengatakan itu. mungkin tidak seperti. memang ia malu mengatakan itu.
diapun duduk disampingku, dan mengerakan bola matanya itu. dia melirik kearah atas, oh mungkin dia ingin mengatakan 'naiklah cepat'. akupun segera keatas dan berganti pakaian.
- - - - -
Author POV
Niall membukakan pintu mobilnya untuk Tiffany. "uh Niall kau sedikit-", Tiffany tampak sedikit risih akan perlakuan Niall. "terima saja" ucap Niall dengan senyuman nya.
dengan pasti Tiffany mencoba menerima perlakuan Niall yang dipikirnya romantis ini. Niall sekali lagi tersenyum kearah Tiffany. percayalah, Niall sangat merindukan suasana seperti ini. romantis dan sedikit formal.
"sebaiknya kita cepat makan dan pulang", bahkan perkataan Tiffany tadi bagaikan ajakan untuk bercinta bagi Niall. "whtaever you want, princess"
tentu saja pipi Tiffany merah merona saat ini. "you so beautiful, Love" sekali lagi Niall berhasil membuatnya melting. "meja bernomor 4 sedang menunggu kita saat ini"
Niallpun memposisikan tangan Tiffany agar mengandeng lengannya dan merekapun berjalan ke meja bernomor 4 itu.
Niall dan Tiffany tidak akan pernah tau apakah setelah malam ini, hubungan mereka akan kembali seperti dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another ↭ n.h
Kısa HikayeBagaimana jika seorang istri yang tiba-tiba bangun dari koma yang panjang, dan yang dia lihat bukanlah suaminya. Melainkan mantan pacar SMA nya? ©2016 c o v e r by coffexlatte s t o r y by coffexlatte