Niall membawa Tiffany ala bridal style. ia berjalan dengan cepat, mencari siapapun yang bisa menolongnya saat ini. "tolong aku"
suster itupun segera mengambil ranjang yang mempunyai roda. "bertahanlah, Tif", ucap Niall pada badan Tiffany. dengan sedang, ranjang itu mengarah ke tempat yang dituju.
"apa dia tidak apa-apa?", tanya Niall ketika sang dokter datang. "tidak apa tuan. dia hanya cidera bagian kepala", jawab suster.
"dia memiliki riwayat amnesia", ucap Niall sebelum suster itu menutup tirai.
melangkahkan kakinya, Niall menuju ke administrasi. "Niall?", seorang lelaki itu tampak senang bertemu dengan teman + atasannya itu. "apa yang kau lakukan disini?", tanya nya
Niall masih tidak menjawab dan terus mengurus kamar yang akan ditempati Tiffany.
"kuharap ia segera sembuh kawan"
"bagaimana kau tahu Tiffany sakit?", pertanyaan itu sukses membuat Zayn membalik dan melihat Niall. "apa? bagaimana bisa?", sebenarnya Zayn hanya asal mengatakan itu. karena, setiap orang yang berada di Rumah Sakit selalu berkunjung untuk teman baiknya yang sakit bukan?
"terimakasih. kami akan memindahkan nyonya Horan ke kamar VVIP segera", ujar pengurus administrasi. Niall pun memasukkan dompet nya ke saku. dan Zayn, ia terus mengikuti Niall, "hey, aku sedang bertanya, bodoh"
Niallpun berhenti dan melihat Zayn. "cepatlah. aku tidak mempunyai banyak waktu"
"apa yang terjadi?", Niallpun melanjutkan jalannya. "jawabannya besok besok saja. aku sibuk", Zayn terus saja mengikuti Niall. tanpa disadari seluruh penunggu pasien yang ada disekitar melihat mereka berdua. "jangan mengikutiku", ujar Niall geram.
"Ni, ada apa dengannya?", Niall menghembuskan nafasnya. "ikuti aku. sebaiknya kita tidak berhenti disini"
. . . . .
"bodoh. bagaimana bisa kau- argh!", Niall hanya duduk dan berfikir. Zayn terus memukul kepalanya. "hentikan, Zayn. itu tidak membantu sama sekali"
Zayn pun pasrah dan duduk disamping Niall. "aku hanya berfikir apa yang terjadi setelah ini?", Zayn mengangguk pasrah. ia terlalu lelah untuk membayangkan apa yang terjadi setelah ini. "jangan fikirkan hal negatif, Ni. pikirkan yang positif saja", bijak Zayn
kantin ini terlalu ramai untuk dijadikan tempat dimana Niall untuk menangis. "jangan menangis, kau lelaki hebat", ucap Zayn. Niall menatap Zayn tidak percaya. "jangan berfikir aku menyukaimu. aku hanya mengungkapkan yang sebenarnya"
Niall tersenyum dan menepuk bahu Zayn. "kau memang teman yang baik"
"ya aku tahu itu", suasana yang penuh dengan pertemanan berubah menjadi normal kembali. "sudahlah. aku harus pergi", Niallpun berdiri dan berjalan meninggalkan Zayn.
Dalam hati Zayn, ia selalu mendoakan yang terbaik bagi Niall dan Tiffany.
Dokter itu keluar dari kamar Tiffany bertepatan dengan datang nya Niall. "bagaimana, Dok?", Dokter itu melepas stetoskop yang ia pakai dan menaruh ke kantongnya. "apa anda bernama Niall?"
"ya itu saya"
. . . . .
Niall memasuki kamar itu. Dilihatnya wanita cantik tidur cantik di atas ranjang rumah sakit yang menurutnya buruk. Ia sangat menyesal akan kelalai-an nya menjaga Tiffany.
Romantis, humoris, dan memiliki waktu bersama itu tidak terdapat pada Niall. Niall hanya lelaki super sibuk dan sedikit humoris. Hanya sedikit. "Maafkan aku"
Niall memegang tangan Tiffany yang dingin karena AC. Lelaki ini tampak begitu rapuh sekarang. Tiffany yang merasakan tangan nya tertetes oleh air itu, tiba tiba membuka matanya.
Mata dengan pupil biru itu perlahan membiarkan kelopak nya terbuka. "aku janji ini yang terakhir. setelah ini aku akan menjadi yang lebih baik untukmu. jadi bukalah matamu"
"Niall", Tiffany meraih dagu Niall dan menatap lembut wajah Niall yang terlihat rapuh itu. Tiffany menghapus air mata itu dengan ibu jari kanan nya. "jangan menangis, sayang"
Niall memeluk Tiffany. Tiffany meletakan kepalanya di dada Niall. "maafkan aku"
Author~
Anyway, ini mau tamat gitu. Tbh,gue masih bingung juga sih.Sudahlah, dibaca ae oke wkwk
Anyway, yg gak nonton SLFL sama kayak ane ;;(((
Be tegar oketbc asap
KAMU SEDANG MEMBACA
Another ↭ n.h
Historia CortaBagaimana jika seorang istri yang tiba-tiba bangun dari koma yang panjang, dan yang dia lihat bukanlah suaminya. Melainkan mantan pacar SMA nya? ©2016 c o v e r by coffexlatte s t o r y by coffexlatte