Sudah 4 hari aku berada di apartement Zayn. Aku merasa seperti istrinya saja empat hari ini. Mencuci piring, menonton tv, dan bergurau dengannya. Kadang Zayn sempat membahas lelaki yang bernama Niall itu, aku membencinya.
Aku melangkahkan kakiku menuju ke tempat di mana makanan berada . Perut ini butuh diisi bukan?
Suara bel terdengar saat aku ingin melahap sandwich ini. sial
Aku bersyukur karna jarak pintu dan ruang makan Zayn tidak jauh. Jujur, kaki ini terlalu malas untuk berjalan .
Perlahan aku membuka pintu, dan seorang lelaki berambut pirang bermantel berdiri didepanku. Aku tak tau kenapa dia melihat kedua kakinya itu terus menerus, "excuse me?" ucapku
Dia mendongak; memperlihatkan mata, hidung, dan bibir yang sempurna itu. Mata kami bertemu.
Setelah kupahami dari matanya aku baru menyadari siapa dia, "Niall?"
"Hm, bolehkah aku masuk?" ucapnya lalu mengigit bibir bawahnya.
"I-iya silahkan" tunggu, siapa aku? Aku bukan pemilik apartement ini. "Tunggu" aku merentangkan kedua tanganku.
Niall tersenyum penuh arti dan melangkah mundur. Aku menggaruk leher bagian belakangku seperti orang bodoh, "apa Zayn mengetahui ini?"
Dia tersenyum lagi. Dasar orang aneh. "Aku teman baiknya, Ms. Percayalah" akupun melangkah mundur dan mempersilahkan nya untuk masuk ke dalam.
"Silahkan.... duduk" aku tak mengerti akan apa yang kurasakan ini. Aku begitu-cangung di hadapannya. "Santai, aku bukan orang jahat"
"Ba-baiklah. Ehm, apa kau mau sesuatu? Mungkin ice or coffe?" dia tersenyum dan mengeleng pelan. "Entahlah, aku hanya ingin kau menemaniku bicara saja"
Dia duduk di sofa putih dan empuk milik Zayn. "Baiklah" akupun duduk di sebelahnya karna sofa ini hanya ada satu. Tapi aku menempatkan diriku agak jauh darinya
Perlahan aku merasa Niall mendekat kearahku, dan akupun bergeser. Ada apa dengannya?
Bahkan ia masih saja mendekat, dan membuatku berada di pojok sofa sekarang. "Baiklah, jadi apa yang ingin kau bicarakan?" ucapku to-the-point
Dia mendapatkan daguku dan mengarahkan wajahku kearahnya. "Bolehkan aku"
Mata nya bergantian menatap, mata dan bibirku. "Menciummu?" aku membelalakkan mataku.
Niall menutup matanya, ia perlahan mendekatkan wajahnya kearahku. Zayn kuharap kau cepat datang. Tak perduli kau sibuk atau apa, yang penting cepat pulang, harapku
'Ting Tong' [apartement bell]
Suara bell itu membuat Niall membuka mata dan sedikit menjauh. Mataku langsung melihat Zayn yang berdiri di dekat pintu. "Ma-maaf aku akan ke dapur. Kalian bisa-"
Aku bangkit dari sofa dan berlari kecil ke Zayn. "Tiffany, apa yang kau-"
"Aku membantumu bodoh. Sini" aku merebut barang belanjaan yang dipeganggnya erat. "Teman pirangmu itu aneh" bisikku.
Dengan cepat aku berjalan ke dapur. Sempat kulirik Niall, dia memperhatikanku.
...
×Zayn×
"Im sorry"
"Kau merusak segalanya kau tau itukan?!" kuharap balkon ini bisa menampung suara keras Niall. "Seharusnya aku berhasil menciumnya tadi!"
Aku menghela nafas, "Niall, jika memang Tiffany jodohmu maka Tiffany akan kembali padamu" Niall menghentakan tangannya keras ke pembatas balkon dan udara. Tapi setelah itu ia berbalik dan menatapku tajam, "Apa maksudmu? Akan-kembali-padaku?" astaga aku salah ucap
"Bu-bukan itu maksud"
"Oh jadi kau merasa bahwa saat ini kau memiliki Tiffany, begitu?" sejak kapan Niall menjadi pria bipolar.
"Bu-bukan Ni" matanya melotot kearahku. Bahkan wajah dan mata nya mulai memerah. "Dont!"
"Dont say anything!" aku merasa semakin terlihat bahwa aku salah sekarang. "Kita akan bermain dengan baik, Malik."
Dan lelaki bernama Niall Horan itu meninggalkan apartementku.
...
"Zayn, ada apa? Kenapa supnya tidak dimakan?"
"Tiff, sebaiknya kamu kembali ke rumah ya " Tiffany perlahan duduk di kursi depanku. "Bukan maksudku mengusir tapi, hanya saja orang tuamu pasti merindukanmu kan?"
Tiffany menunduk . aku berharap agar gadis ini setuju saja. Aku tidak mau ada masalah lagi.
Tiffany mendongak dan tersenyum, "baiklah. Lagi pula aku juga merindukan mereka"
Aku tersenyum dan meremas tangannya pelan, "i love you"
Tbc
ZTiff
NTiff
KAMU SEDANG MEMBACA
Another ↭ n.h
Short StoryBagaimana jika seorang istri yang tiba-tiba bangun dari koma yang panjang, dan yang dia lihat bukanlah suaminya. Melainkan mantan pacar SMA nya? ©2016 c o v e r by coffexlatte s t o r y by coffexlatte