empat.

323 40 1
                                    

New cast, ekhem



Suara ponsel itu sangat berisik. Aku mencoba menutup kepalaku dengan bantal. Tapi ponsel itu tidak bisa diam dan aku sudah tak tahan lagi sekarang.

Akupun meraih ponsel itu dan geser layar nya kekanan, "Niall!"

Untung saja aku menjauhkan ponselku, "Zayn? Ada apa?" tenang saja telingaku masih baik kok. "Bodoh. apa kau tidak bekerja?"

Aku meninggalkan pekerjaanku dulu karna Tiffany. Dan kupinta Zayn menjadi penggantiku sementara, "Kau lupa? Aku kan atasanmu. Mengapa kau yang mengaturku?"

"Bukan maksudku seperti itu, mate. Tapi jujur, aku kewalahan menjadi penggantimu sementara ini" aku terkekeh. Sebaiknya aku tak memulai pertengkaran dengan Zayn. "Baiklah aku siap siap dulu"

"See you there, mate!"

...

"Dimana Tiffany?"

"Nyonya Tiffany berkebun, tuan" sejak kapan wanita itu suka berkebun?

Dengan membenarkan dasiku aku berjalan kekebun. Mengapa sangat sulit untuk membenarkan dasi ini sendiri?

Aku ragu bila Tiffany masih ingat cara membenarkan dasi. "Tiffany?"

Yang aku panggilpun berjalan kearahku, "ada apa" aku sangat ingin melihat mukanya yang ceria karnaku. Tapi tidak mungkin untuk sekarang, semoga hatiku bisa mengerti itu. "Err, aku tidak bisa membenarkan dasiku"

Tiffany menaikkan satu alisnya. andai aku seorang penyihir atau peramal, pasti aku bisa membaca pikirannya saat ini. Lalu dia mendekat, bahkan jarak kami begitu dekat saat ini. Kenapa aku merasa seperti orang asing yang baru jatuh cinta sekarang

Well, dia sepertinya masih ingat cara membenarkan dasi.

Jari jarinya mulai memegang dasiku. Dan ekspresi wajahnya itu malah membuatku tersenyum, "Selesai". Dia melangkah mundur setelah membenarkan dasiku. Kenapa cepat sekali?

Dia menatapku, aku menatapnya. Aku harap kami berakhir dengan berciuman.

Tiffany POV

Dasinya sudah kubenarkan. Aku tidak tau itu benar atau salah, yang apsti aku melakukannya. Butuh beberapa menit aku membenarkan dasi itu. Tunggu, ada apa dengannya? Dia menatapku dengan mata nya itu.

Itu mata dia, jadi terserah dia ingin menatap apapun.

Tapi tatapannya itu membuatku takut. Bahkan aku baru sadar bila kami saling bertatapan. "Beautiful"

Akupun menunduk malu karna ucapannya, "maaf, sebaiknya aku pergi. Terimakasih untuk hmm.. Membenarkan dasiku" mungkin karna pergerakan kepalaku ia sadar akan kelakuannya.

Aku tersenyum kearahnya, lebih tepatnya kewajah nya yang malu itu. Rasa senang yang sangat sangat besar. Aku ingin berteriak sekarang juga, tapi rasa gengsi dan maluku membuatku untuk tak melakukan hal gila itu.

Niallpun kembali tersenyum kearahku langsung melangkah pergi.

...

Aku sungguh bosan disini, sendirian. Tiba tiba aku terfikir akan keluarga

Dimana keluargaku?

Niall, aku harap kau bisa menceritakan semuanya untukku. walaupun kau tak setampan Zayn, hidupku bergantung padamu. God, apakah aku baru saja menyebut Zayn di pemikiranku?

"Nyonya Tiffany, keluarga Anda berada didepan"

Akupun mengangguk dan berjalan ke ruang tamu.

"Tiffany Horan" apa itu ibuku? Ingatan dan proses otakku dalam masalah akhir akhir ini. "Mom?"

"Ya sayang ini ibu" wanita paruh baya itu memelukku yang sedang ling lung sendiri. Tanpa aku sadari aku meletakan kedua tanganku ke punggungnya dan menaruh kepalaku ke bahunya.

"Mom" sekali lagi aku mengucapkan kata kata itu. "Ya sayang ini mom yang melahirkan kamu 20 tahun lalu"

Beliau menangis dalam posisi kami yang berpelukan, "mom apa itu dad?" bisikku pelan. Dad sepertinya mengerti akan ucapanku, sehingga beliau berjalan mendekat.

"Oh, gadis kecilku" dadpun memelukku dan mom. Keluarga yang bahagia.

"Tiffany Horan!"

Lelaki pirang itupun memeluk kami bertiga. aku tersenyum akan acara berpelukan ini. "Mom, sudah. Tiffany sesak"

Mereka pun terkekeh dan melepaskanku.

Aku menyarankan agar keluargaku ini untuk duduk di sofa. Tiba tiba, "Jadi, Tiff perkenalkan aku Luke. Luke Hemmings, aku adikmu paling keren sedunia" ucap anak berambut pirang dengan gayanya. Dia lumayan, sadarlah ini adikmu Tiff

"Hai" ucapku ragu. Luke malah merangkulku kasar dan membuat leherku hampir patah sepertinya. "Luke berhenti! Kau membuat kakakmu sakit"

Lukepun terkekeh dan merenggangkan tangannya. "Jadi kamu dulu ini bermarga Hemmings, sayang"

"Hemmings? Tiffany Hemmings?" dad dan mompun terkekeh akan ucapanku. "Kau seperti bayi yang baru lahir saja. Muka mu itupun memadai dengan perilakumu, polos dan suci" kata Luke dengan tawanya.

Aku hanya menatap Luke, tanpa arti. Dan Luke menirukannya. "Luke" mom mencoba menghentikan Luke yang dari tadi tertawa.

"Kalau begitu kami kembali dulu ya sayang. Kami akan dinner nanti sama kamu dan keluarga Horan" ucap dad dengan memelukku. "Pastiin kamu nanti tampil cantik ya nak" dan sekarang mom.

"Jangan kagen aku ya, kakaku tercinta" Luke malah mengacak acak rambutku pelan. "Sampai jumpa, Tiff"

Berapa kata yang baru ucapkan? Bahkan aku tadi hampir tidak bicara sama sekali.

Aku harus melatih mulutku, agar bisa memadai Luke.

Sorry for typos yaa..
Luke ini yang 2013 soo.. Jangan bayangin Luke taon 2015.

Reason why i'll take Luke? Cause he blonde sama kayak chloe aka Tiffany :v

Another ↭ n.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang