Hari ini Zayn mengantarku pulang. Aku harap mom bisa memaafkanku karna aku yang empat-hari ini tidak pulang. Yang benar saja, aku masih 16 tahun dan sudah bermalam diapartement Zayn.Tunggu, kenapa aku tak menyadari bahwa Zayn pindah ke apartemen. Dan hey! Dia bisa menyetir mobil?!
"Tiffany? Apa yang kamu fikirkan? sampai tak merasa bahwa kita sudah sampai" ucap Zayn lalu ia terkekeh. Tangan Zayn membelai lembut pipiku sekejap lalu aku melepaskan nya dengan lembut. "Bukan apa apa aku hanya sedikit bingung"
Zayn menaikkan alis kanannya, "bingung? Tentang apa?" aku memandang wajahnya ang tampak lebih dewasa dari sebelumnya. "Kau. Sejak kapan kau tinggal di apartemen? Dan bisa menyetir mobil?" Zayn menatapku lembut. Tatapannya masih sama indahnya dengan dulu. Begitu menghangatkan hatiku.
"Tiffany Zayn?!" suara seorang wanita itu membuatku mengalihkan pandangan dari Zayn. "Mom?!" tanpa menunggu Zayn membukakan pintu mobil aku langsung memeluk mom. "Tiffany dimana Niall?" aku melepaskan pelukan mom dan menatapnya bingung. "kenapa harus Niall?"
"Ms. Hemmings, seperti nya saya perlu bicara?" ucap Zayn yang tiba-tiba. Mompun melihatku bermaksud menyuruhku ke dalam dahulu. Aku pun mengikuti perintahnya dan sesekali melihat mom dan Zayn berbicara. Jujur, aku sangat penasaran.
Rumah ini begitu berbeda dengan sebelumnya. Perabitan rumah yan kuingat sangat berbeda dengan yang ada disini. Bahkan aku sedikit ragu akan kenyataan rumah ini milik keluarga. Kedua mataku yan terus saja menjelajahi rumah ini melihat lelaki yang tak asing lagi bagiku.
Mataku berhenti pada anak muda yang sedang minum susu di sana. Dia memakai kaos tanpa lengan dengan celana pendek berwarna coklat. Akupun melangkah menghampirinya "Luke apa yang kau lakukan?" Dia yang tadinya melihat kedepan tiba-tiba melihat ke arahku datar lalu kembali minum susunya.
Karena kesal, aku mengambil susunya dan meminumnya. "Hey! sejak kapan kau menjadi menyebalkan?" aku mengangkat alis sebelahku. "Jadi menurutmu aku tidak menyebalkan?"
Dia mengambil susu dari tanganku dan meminumnya kembali. "Percuma juga aku ngomong sama orang sepertimu. Lebih baik aku pergi main dulu"
Luke pergi meninggalkanku dengan penuh tanya. Otak ini tak henti-henti nya memikirkan sifat dan perubahan aneh yang terjadi disini. Aku merasa bahwa semua sudah berkembang dan lebih berubah dari sebelumnya. Zayn lebih dewasa dengan bulu-bulu rambut yang tumuh di dagunya.
Kaca ini mejadi salah satunya aku bisa melihat mom dan Zayn. Aku mencoba mengerti tentang apa yang mereka bicarakan lewat bahasa bibir mereka. Tapi sayang, aku tidak mempunyai keahlian itu, membaca perkataan lewat gerak bibir.
...
Aku membaca novelku dengan begitu tenang di atas pangkuan Zayn. Alur cerita ini begitu membosankan sehingga membuatku lebih memandang ke Zayn. Bibir ini tiba-tiba terangkat dan ingin memanggil namanya "Zayn"
"Hm" dia selalu cuek dulu bila kupanggil. Tapi sekarang sangat berbeda. Dia melihat ke arahku sebentar lalu melihat bukunya lagi. Aku memegang dagunya itu "Tiff, kau mau aku menciummu hah?" Aku terkekeh dan duduk menghadapnya. "Kau terlihat dewasa Zayn"
Zayn terkekeh tapi masih melihat bukunya. Ini menyebalkan, dia seperti tidak menganggapku ada. Akupun mengambil dan menutup buku itu. "Hey berikan" dia mencoba mengambil buku itu dari tanganku. Sayangnya, aku memegang buku itu dan menaruhnya di belakangku.
Zayn berhenti dan menatapku pasrah. "katakan. Apa yang kau inginkan, sweety?" ucapnya manis saat kata 'sweety' terucap. "hm kenapa kau tumbuh janggut?"
"Ini berarti, aku sudah mengalami pubertas, silly. Sekarag berikan itu" Aku mengangguk-anggukan kepalaku. Tapi bukunya masih berada di belakangku. "Tiffany Hemmings, kau semakin aneh. Sini" dia memelukku erat lalu mengosok-ngosokkan tangannya ke kepalaku....
Perutku keroncongan minta di beri makan. Zayn sudah pulang dan sialnya dia tidak pamit. Aku tertidur dalam dekapannya. how sweet he is
Dapurpun menjadi tempat tujuanku. Otak ini sudah berfikir dan memutuskan apa yang nantinya akan aku makan. Aku memutari rumah ini guna mencari dimana dapur berada. Tapi saat aku akan memasuki sebuah ruangan -yang kuyakini itu dapur- aku mendengar 2 orang berbincang
"Luke, kuharap kau bisa membantuku?"
"Ya ampun mom. Kenapa berkata seperti itu? Pasti aku akan menolong semua yang kau minta. Tenang saja" Aku memberanikan diriku untuk melihat apa yang terjadi di sana. Luke dan mom mereka berhadapan dan berbincang serius
"Jadi ada apa?"
"Bantu kakakmu mengingat semuanya okey?" akupun muncul dari pembatas ruangan. Mereka tampak kaget melihatku. Mereka berdua melihatku penuh dengan tatapan syok.
Aku melihat mereka secara bergantian. Luke menundukan kepalanya lalu mengeleng berulang kali
KAMU SEDANG MEMBACA
Another ↭ n.h
Short StoryBagaimana jika seorang istri yang tiba-tiba bangun dari koma yang panjang, dan yang dia lihat bukanlah suaminya. Melainkan mantan pacar SMA nya? ©2016 c o v e r by coffexlatte s t o r y by coffexlatte