Another ↭ n.h

delapan belas.

Tiffany termenung dalam dekapan suaminya. Ia baru menyadari dan ingin meminta maaf kepada Niall akan semua perilakunya.

Sementara, Niall. Lelaki ini masih kangen-kangen nya dengan masa-masa seperti ini. Dimana ia dan Tiffany dekat dan akur.

"Niall"

"Hm", Niall masih mendekap Tiffany. "Sampai kapan kita dalam posisi seperti ini?"

Pertanyaan itu patut Tiffany lontarkan. Karena perban kepala Tiffany yang mulai bergeser. "Kenapa?"

"Perbanku. Argh"

"Mana? Mana yang sakit?", Tiffany hanya tersenyum ketika melihat Niall yang panik. "Apa yang perlu di beri senyuman nyonya Horan?"

Setelah itu senyum Tiffany memudar, digantikan oleh perasaan bersalah. "Hey, ada apa?"

Mata mereka saling bertemu. Wajah Niall yang tampak bersimpati itu membuat Tiffany semakin merasa bersalah.

Perlahan air mata itu jatuh dari mata indah Tiffany. "Kumohon maafkan aku"

Tiffany sudah tak sanggup lagi. Ia menunduk dan mengucapkan maaf berkali kali. "Sudahlah, itu sudah berlalu", ucap Niall mencoba meyakinkan. Bahwa semuanya baik-baik saja.

"Aku terlalu bodoh untuk menyadari bahwa kau sangat berarti bagi hidupku. Maafkan aku", Tiffany terus saja memproduksi air mata itu dari mata indahnya.

Dan Niall, sudah tersentuh akan semuanya. Semua yang terjadi di hari ini. Keajaiban yang di tunggu oleh nya telah datang.

Tiffany telah sembuh total.

"Listen, kau tidak pernah salah. Yang salah aku. Aku terlalu stupid being your husband. And you know? I am not perfect"

Sekarang mereka berdua telah mengungkapkan semuanya. Puas, mungkin itulah perasaan mereka berdua.

"No, you are perfect. Semua hal yang kau lakukan padaku, itu semua hal terindah yang pernah ku terima"

Tiffany tersenyum menampilkan deretan giginya yang rapi itu, begitu juga Niall. Mereka bahagia hari ini.

Niallpun menangkup wajah Tiffany dan memberikan kecupan di bibir merah muda Tiffany.

Setelah beberapa detik, Niall melepaskan tangannya dan melihat Tiffany baik-baik.

Author~
Btw, ini bener bener chapt fav gue ;))

Lope lope sama ini chapt

Bhye