***
"Kak Dev mau bertemu kak Jessica ya?" seru Levin yang tiba-tiba muncul di ruang tamu rumah Jessica. Ya, malam ini Devan ingin menjemput Jessica untuk makan malam bersama. Devan mengusap puncak kepala anak laki-laki itu sambil tersenyum, mengangguk.
"Iya..kau sudah belajar?" Levin mengangguk lalu kembali sibuk dengan robot mainannya.
"Ehm..ayo Dev!" ujar Jessica datar. Sikapnya dirumah masih sedingin batu es di kutub utara, Devan hanya menggelengkan kepalanya pelan lalu bangkit menghampiri gadis itu.
"Jess, bisakah kau bersikap sedikit manis didepan Levin, dia.."
"Cukup, Dev..kau tau betul situasinya. Aku belum bisa.."
"Aku tau, tapi ku mohon, Sayang. Dia hanya anak kecil yang tidak berdosa dna kau menghukumnya seperti ini!" sahut Devan pelan supaya tidak membuat keributan. Jessica menatapnya tajam, tampak sekali kilat emosi di matanya.
"Kita pergi lain kali saja!" putus Jessica lalu berbalik untuk kembali ke kamarnya, tapi Devan tidak akan membiarkannya begitu saja.
"Tidak, Jess..kita pergi se.ka.rang!" bantah Devan lalu menarik tangan Jessica dengan kuat supaya gadis itu tidak melepaskan diri.
"Levin, kau ikut kakak makan diluar, ya!" ajak Devan kepada Levin yang tentu saja mendapat tatapan protes dari Jessica yang tentu saja juga diabaikan Devan. Mata Levin berbinar senang.
"Boleh?" serunya girang. Devan mengangguk.
"Pakai baju hangatmu jangan lupa!" Devan memperingati, Levin segera berlari dan meminta pengasuhnya membantunya memakai baju hangat.
"Kalian berdua saja yang pergi, aku tidak!" Jessica bersikeras melepaskan pegangan Devan di pergelangan tangannya yang semakin lama semakin menyakitkan.
"Tidak akan, kita akan pergi bertiga!"
"Kau sudah berjanji padaku, Dev. Kita akan pergi berdua! Berdua, devan..tidak dengan siapapun termasuk anak itu!" geram Jessica sambil terus memberontak untuk lepas.
"Jessica dengar! Dia bukan orang lain, dia adikmu!"
"Adik tiri, kalau kau lupa!"
"Iya apapun itu, Sayang! Kumohon ijinkan dia ikut bersama kita!" ucap Devan sedikit memelas, tapi jelas Jessica menolak.
"Ak.."
"Ayo kak, aku sudah siap!" seruan Levin membuyarkan sangkalan yang akan terlontar dari bibir Jessica sehingga terpaksa mengikuti langkah Devan yang setengah menyeretnya keluar dengan sebelah tangan menggandeng Levin.
Sesampainya didekat mobil Devan, Jessica sudah tidak bisa mentolerir kuatnya genggaman tangan Devan yang terasa menyakitkan, memangnya laki-laki ini ingin membunuhnya atau apa?
"Devan lepas, sakit!!" pekik Jessica kencang hingga membuat telinga Devan berdengung dan Levin menutup kedua telinganya dengan tangan. Devan menatap Jessica yang wajahnya tampak memerah dengan mata sedikit berarir lalu melepaskan genggamannya, tampak bekas kemerahan melingkari pergelangan tangan gadis itu.
"Maaf Sayang, aku tidak bermaksud menyakitimu!" ucap Devan menyesal, Jessica menepis tangan Devan yang hendak meraih pergelangan tangannya dengan marah sebelum masuk kedalam mobil Devan dan menutup pintunya kencang.
"Kau duduk di belakang, Levin!" ucap Devan pelan. Levin mengangguk menuruti.
Setelahnya, hanya keheningan yang terjadi diantara mereka bertiga. Sesekali Devan menoleh ke samping dan mendapati Jessica tetap kekeuh melihat keluar lewat jendela mobil, melirik pergelangan tangan gadis itu Devan seketika merasa bersalah. Devan menarik lembut pergelangan tangan Jessica dan mengusapnya pelan, dilihatnya gadis itu hanya menatapnya sekilas lalu kembali menatap pemandangan diluar mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ 5 ] This Bad Girl Is Mine !!
Любовные романыShe is different.. She makes me burn and melt.. She makes me wanna fight everyday to keep her dream.. Yeah..She is a real bad girl..but.. I Love her.. I love her..uncontrollable ! Don't touch her, she is mine! Enjoy this story! Start : Oct 2015 End...