Heartbreaker

8.4K 363 9
                                    


***

Jessica duduk dengan kaku disebelah Devan yang tampak santai saja, berkali-kali Devan mencoba menenangkan dirinya bahwa semua akan baik-baik saja. Tapi bagaimana dia bisa berfikir semua baik-baik saja saat Mr Abraham Steanly memergoki dirinya berpelukan ditengah jalan bersama putra tunggalnya? Jessica tidak bisa tenang, dia merasa sangat malu dan juga bersalah.

"Jadi, sejak kapan kalian menjalin hubungan?" pertanyaan bernada santai yang dilontarkan Mr Steanly itu bagaikan interogasi hukuman penjara bagi Jessica. Gadis itu menatap Mr Steanly sebentar lalu menatap Devan yang sedang menatap kearahnya dengan tatapan geli. Pikirnya, sejak kapan kekasihnya ini menjadi wanita yang mudah gugup. Saat ini mereka berada di ruangan Mr Steanly di kampus mereka. Merasa tidak akan mendapat bantuan dari Devan, Jessica kembali menatap kearah Mr Steanly yang kini juga menatapnya intens seolah menilai dirinya. Jessica berfikir Devan sudah bersekongkol dengan ayahnya untuk menyudutkannya!

"Sekitar 4 bulan, Mr. Steanly!" jawab Jessica pada akhirnya. Dilihatnya Mr Steanly menganggukkan kepalanya perlahan.

"Kau sungguh-sungguh mencintai Devan?"

"Y..ya..aku..aku mencintainya" ujar Jessica tergagap, sungguh dia merasa sangat panas disini.

"Baiklah, kurasa putraku juga sangat mencintaimu Nona Clairs sampai-sampai kalian bermesraan di pinggir jalan seolah dunia milik berdua"

"Saya minta maaf, Mr..tadi itu.."

"Sudahlah, Ayah! Ayah kan juga pernah muda..jangan terlalu menyudutkannya. Aku mencintainya dan dia juga mencintaiku, Ayah tidak perlu menanyainya macam-macam, kita sedang tidak melakukan interview!" ucap Devan pada akhirnya. Ayahnya ini lama-lama bisa membuat Jessica bukannya merasa segan tapi malah takut. Seberani apapun Jessica, dia tidak akan membuat masalah dengan pemilik kampus tempatnya kuliah.

"Ayah tidak menyudutkannya, Dev..itu pertanyaan wajar. Lagipula Ayah ingin tau seperti apa gadis yang membuatmu tergila-gila itu sampai mengabaikan Lea yang setiap pagi mendatangimu hanya untuk mengantar sarapan, jadi apa ini yang membuat Lea tidak pernah datang ke rumah lagi, hm?" sambung Mr Steanly dengan tatapan menggoda Devan. Devan tahu ayahnya ini hanya ingin mencandai dirinya didepan Jessica, tapi kalau keterlaluan bisa-bisa hubungannya dengan Jessica bisa terancam.

"Aku menganggapnya sebagai adikku sendiri, Ayah..bukannya Ayah tahu itu. Untuk apa Ayah ungkit lagi"

Mr Steanly melemparkan pandangannya kepada Jessica, ingin tahu seperti apa respon Jessica jika dia mengungkit masalah wanita lain.

"Apa kau takut padaku, Nona Clairs?" Mr Steanly mengalihkan pembicaraan. Jessica mendongak lalu menggeleng pelan.

"Tidak, aku hanya.."

"Hahh..Dev..kurasa wanitamu benar-benar takut pada Ayahmu ini.."

"Huh..Jess..jangan hiraukan dia. Dia memang selalu begitu, bersikap sok tegas tapi sebenarnya dia tidak lebih tegas daripada diriku!"

"Jangan menjelekkan Ayahmu tuan muda. Nona Clairs..jangan takut padaku..aku hanya bercanda. Aku tau kalian tidak bermaksud mengumbar kemesraan didepan umum seperti tadi, aku malah ingin muda lagi.."

"Ayah!" Devan melotot kearah Ayahnya yang malah tertawa kencang dikursinya. Hati Jessica sedikit berdesir melihat keakraban dua laki-laki beda generasi ini, betapa menyenangkannya bisa tertawa seperti itu bersama seorang Ayah.

Melihat Jessica yang tiba-tiba berubah sikap dari kaku menjadi murung, Mr Steanly menghentikan tawanya dan berdiri dari kursinya untuk menghampiri Jessica.

"Kenapa kau murung? Apa ucapanku keterlaluan?" Mr Steanly bertanya dengan lembut, Devan ikut memperhatikan kekasihnya itu, tahu betul apa yang saat ini dirasakannya.

[ 5 ] This Bad Girl Is Mine !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang