Devan terjaga menjelang pagi saat dirasakannya Jessica bergerak-gerak gelisah dalam tidurnya. Kening dan lehernya mengeluarkan keringat dan raut wajahnya tampak cemas, sepertinya gadis itu mengalami mimpi buruk. Devan pun bangun dan mengusap keringat di kening dan leher Jessica dengan tissue di atas meja kemudian memperhatikan wajah Jessica yang masih tampak gelisah. Apa yang sebenarnya mengganggu gadis itu di mimpinya?
Melihat gadis itu belum juga terlihat lebih tenang, Devan mengusap pelan puncak kepalanya juga punggung tangannya dengan lembut dan berhasil, gadis itu menjadi lebih tenang sekarang. Devan menghela nafas lega dan kembali melanjutkan tidurnya dengan masih menggenggam tangan Jessica.
Jessica mengerjapkan matanya yang terasa berat saat sinar matahari yang menelusup ke dalam ruangannya terasa menyilaukan.
"Selamat pagi, Nona Jessica. Maaf mengganggu istirahatmu" ucap suster yang baru saja membuka horden jendela ruangan Jessica.
"Pagi..emm..maaf saya dimana ya?"
"Nona pasti tidak ingat, semalam anda terluka sehingga dibawa ke rumah sakit"
Jessica mengerutkan keningnya bingung.
"Terluka?" Suster itu mengangguk.
"Sarapan anda ada diatas nakas, Nona. Saya permisi dulu, jangan lupa diminum obatnya"
"Terima kasih, Sus!"
"Sama-sama, Nona!" Ucap suster itu lalu keluar dari kamar Jessica.
Sepeninggalnya suster tadi, Jessica baru menyadari kalau sedari tadi tangannya terasa kebas karena digenggam terlalu erat. Jessica menatap seseorang yang saat ini tertidur disampingnya dengan tatapan bingung.
"Devan.." gumam Jessica lirih tapi ternyata Devan mendengarnya.
"Kau sudah sadar?" Tanyanya panik.
"Ak.."
"Minum dulu" ucap Devan sembari menyodorkan segelas air putih kepada Jessica.
"Kenapa aku bisa disini?"
"Semalam kau diserang segerombolan orang, kepalamu terluka" Jessica memutar ingatannya akan kejadian semalam.
"Sialan!" desisnya pelan sambil memegang bagian belakang kepalanya yang sekarang bersenyut nyeri.
"Jangan banyak bergerak dulu. Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa mereka menyerangmu?"
"Huh..mereka hanya tidak terima kekalahan mereka dan menginginkan uang mereka kembali. Tidak semudah itu!"
"Jadi ini hanya perkara uang? Jess..aku tau kau bukan berasal dadi keluarga yang kekurangan materi, tapi kenapa kau harus sampai rela melawan bahaya demi uang itu" seru Devan kesal, Jessica pun menatapnya marah.
"Kau tidak tau apapun tentangku, jadi diam saja! Aku mau pulang"
"Tidak! Tidak sampai Dokter memeriksa keadaanmu dan mengijinkanmu pulang. Sekarang..makan sarapanmu!" tegas Devan membuat Jessica bertambah kesal. Kalau saja Jessica sedang tidak sakit pasti sudah didebat habis si Devan ini.
Devan memaksa untuk menyuapi Jessica sarapannya dan sekali lagi Jessica tidak bisa menolak.
"Aku suka saat kau berubah menjadi penurut seperti ini" ujar Devan tiba-tiba. Saat ini dia sedang membantu Jessica meminum obatnya.
"Whatever! By the way..terima kasih sudah menolongku semalam" Devan tersenyum smirk.
"Ku kira kau lupa berterima kasih padaku, gadis. Sama-sama. Lagipula tidak mungkin aku membiarkan orang dihajar didepanku apalagi dia seorang wanita ( dan apalagi itu kau-tambah Devan dalam hatinya )" Jessica hanya mengangguk pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ 5 ] This Bad Girl Is Mine !!
Roman d'amourShe is different.. She makes me burn and melt.. She makes me wanna fight everyday to keep her dream.. Yeah..She is a real bad girl..but.. I Love her.. I love her..uncontrollable ! Don't touch her, she is mine! Enjoy this story! Start : Oct 2015 End...