Haii sebelumnya mau tanya dulu nih, cerita ini sepertinya sudah mau mendekati puncaknya. Kasian Devan sama Jessica nya kalau aku kasih konflik terus kan? Tapi aku ada buat 1 cerita lagi sequel dari kisah Devan-Jessica, disana aku akan menceritakan kisah tentang salah satu anak dari Devan dan Jessica..setuju ga??? Hehe..sebenernya ceritanya udah selesai kutulis part 1 tinggal publish aja..jangan lupa mampir ya disana kalau nanti sudah d publish.
***
Devan menggeram dalam hati karena Jessica yang tidak juga membiarkannya keluar dari resort 2 hari ini, gadis itu terus menerus mengatakan bahwa Devan harus istirahat total selama 3 hari. Devan sangat bosan terus berada didalam kamar seperti ini, makan pun Jessica yang membawanya ke kamar.
"Sayang, aku bisa mati karena bosan kau kurung terus begini" keluhnya kepada Jessica yang sedang membereskan meja setelah makan siang. Jessica hanya menggeleng.
"Tidak, satu hari lagi, Dev"
"Aku sudah sehat, Jess..please! Aku sangat bosan.." protesnya lagi. Jessica duduk di tepi ranjang Devan, menggenggam tangannya dan menatap Devan dengan pandangan memohon.
"Please, Dev..turuti kata-kataku. Aku janji besok kau sudah boleh keluar, aku hanya ingin kau benar-benar sembuh" lirihnya. Devan menghela nafas, tahu benar Jessica khawatir padanya.
"Baiklah.."
"Aku bukan mengurungmu, Dev..aku hanya.." ucapan Jessica terpotong saat tiba-tiba tubuhnya mendarat di pelukan Devan.
"Devan! Pelan-pelan bisa kan? Kau membuatku terkejut!" seru Jessica marah karena tindakan Devan yang tiba-tiba menariknya tadi. Devan hanya terkekeh.
"Aku tidak ingin berdebat, Sayang..aku akan menurutimu!" Jessica tersenyum simpul di dada Devan dan balas memeluknya.
"Baguslah kalau begitu, memang kau harus menurutiku, Dev..demi kebaikanmu"
"Iya, Jess..maafkan aku membuat liburan kita kacau"
"Sshh..bukan salahmu. Aku memang sangat ketakutan saat melihatmu sakit, aku tidak bisa berbuat apa-apa saat itu tapi dengan semua itu aku bisa belajar sedikit cara merawatmu. Sekarang aku tau kenapa kau memutuskan menjadi Dokter.." Devan mengangguk .
"Ya, karena melihatmu sekarat dan aku tidak bisa berbuat apa-apa itu sungguh menyiksa, Jess" bisiknya lalu mencium puncak kepala Jessica berulang kali. Jessica tertawa lalu melepaskan pelukannya.
"Mau kemana?"
"Aku ingin keluar sebentar, kau istirahatlah"
"Kau ingin meninggalkanku sendiri dalam kebosanan, Jess? Kau menyita ponsel dan laptopku, sekarang kau mau meninggalkanku? Baik sekali kau Jessica Ariana Clairs!" dengus Devan kesal, Jessica terkikik geli mendengar kekasihnya mengomel.
"Aku cuma sebentar, tidak sampai 10 menit. Aku janji!" ujarnya lalu mencium kening Devan cepat sebelum keluar dari kamar Devan. Devan hanya diam, pasrah dengan paksaan kekasihnya itu.
Devan tersentak terbangun dari tidurnya secara tiba-tiba, selama menunggu Jessica tadi dia ketiduran dan sekarang sepertinya langit sudah gelap. Derit pintu yang terbuka membuat Devan menoleh kearah pintu, tampak Jessica berdiri disana dengan nampan berisi makanan.
"Sudah bangun, Dev?" Ujar Jessica, jemari lentiknya tengah menuangkan kuah sup kedalam mangkuk yang lebih kecil dan membawanya ke depan Devan lalu duduk di tepi ranjang.
"Aku ketiduran, Sayang? Kenapa tidak membangunkanku?" sahutnya sambil menerima suapan Jessica.
"Mungkin efek obat, Dev. Tadi saat aku kembali ke kamarmu aku melihat kau sudah tidur"

KAMU SEDANG MEMBACA
[ 5 ] This Bad Girl Is Mine !!
RomanceShe is different.. She makes me burn and melt.. She makes me wanna fight everyday to keep her dream.. Yeah..She is a real bad girl..but.. I Love her.. I love her..uncontrollable ! Don't touch her, she is mine! Enjoy this story! Start : Oct 2015 End...