Devan tidak percaya ini. Jessica berhasil mengalahkan Arsen?
*
Devan masih menatap Jessica dari kejauhan, saat ini semua orang mengerubungi nya memberi selamat. Devan juga melihat Arsen yang entah kenapa kali ini tersenyum padahal dia kalah, tatapan Arsen itu seperti tatapan orang yang..entahlah.
Jessica turun dari motornya..emm maksudku motor Devan dan menghampiri Arsen dengan senyuman kemenangan di wajahnya.
"Kau tidak berniat ingkar janji kan Mr. Barley? Aku mengalahkanmu!" Arsen tersenyum dan turun dari motornya.
"Kau mengenalku dengan sangat baik, Jess! Ini cek mu..tulis berapapun yang kau mau!" Jessica menerima cek itu dan tersenyum sinis.
"Jangan salahkan aku kalau nanti kau sampai pailit!"
"Kau tau Ayahku tidak akan pernah bangkrut hanya karena kau mengambil sepersekian uang dari cek itu!"
"Kau masih saja sombong, Mr.! Kalau begitu terima kasih, lain kali kau harus belajar lagi untuk mengalahkanku. Cabut guys!" Ujar Jessica lalu meninggalkan Arsen bersama teman-temannya.
"Ini motormu! Terima kasih, aku harus pergi sekarang!" Ucap Jessica pada Devan tapi Devan langsung menahan tangannya.
"Aku akan mengantarmu pulang!" Ujarnya lalu menarik tangan Jessica dan memaksanya naik ke atas motornya. Tanpa berkata apa-apa lagi Devan melajukan motornya dengan kencang membuat Jessica harus memegang kedua sisi jaket Devan dengan erat.
Devan berhenti di sebuah Cafe tidak jauh dari rumah Jessica, itu salah satu Cafe yang dikelola Ayahnya juga.
"Kenapa kita kesini! Kau bilang akan mengantarku pulang!"
"Tidak! Kau berhutang penjelasan kepadaku"
"Penjelasan apa?!"
"Jangan bilang kau lupa! Kau sudah berjanji akan mengatakan padaku tentang semua yang akan aku tanyakan nanti!"
"Memangnya apa yang ingin kau tanyakan?"
"Ikut saja dulu!" ujar Devan langsung menarik tangan Jessica masuk ke dalam Cafe.
Mereka duduk bersebelahan dan Devan terus memberikan tatapan mengintimidasi kepada Jessica tapi Jessica bersikap acuh.
"Jessica lihat aku!" geram Devan saat Jessica mengabaikannya. Dengan malas Jessica terpaksa membalas tatapan Devan.
"Apa?"
"Aku sudah mendengarkan semua ceritanya dari Dave" Jessica mengerutkan keningnya.
"Apa?"
"Tentang balapan malam ini, tentang hadiah yang akan kau dapat dan tentang..anak-anak dirumah kemarin" Jessica kembali menatap lurus kedepan menolak menatap Devan.
"Oh..lalu apa lagi yang ingin kau tahu?"
"Jadi selama ini kau ikut balapan untuk menghidupi anak-anak disana? Jess..tidak bisakah kau tidak membahayakan dirimu sendiri? Balapan ini terlalu berbahaya..kau bisa meminta bantuan kepada Papa mu, aku rasa dia tidak akan keberatan" Jessica menatap Devan dengan tatapan yang tidak terbaca.
"Apa masalahmu sebenarnya? Kenapa kau peduli padaku? Aku bisa menjaga diriku sendiri, Dev. Motor dan jalanan itu sudah menjadi darah dagingku, aku melakukannya karena aku suka, bukan karena siapapun. Dan kalau aku membantu mereka, itu karena rasa kemanusiaanku. Jadi balapan ini bukan sekedar memenangkan uang! Dan satu hal lagi, pantang bagiku memohon di kaki Tuan Andreas Clairs yang terhormat itu!" geram Jessica.
"Jess..dia Papa mu! Kenapa kau sama sekali tidak ada rasa hormat kepadanya, dia mengkhawatirkanmu! Apa dia tahu kau sering balapan seperti ini?"
"Tidak. Dan jangan beritahu siapapun!" Jessica memberi tatapan memperingati.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ 5 ] This Bad Girl Is Mine !!
RomantizmShe is different.. She makes me burn and melt.. She makes me wanna fight everyday to keep her dream.. Yeah..She is a real bad girl..but.. I Love her.. I love her..uncontrollable ! Don't touch her, she is mine! Enjoy this story! Start : Oct 2015 End...