U Smile

9.2K 388 11
                                    

***

Sabar. Entah berapa lama lagi Devan harus bersabar demi cintanya? Hatinya sangat hancur begitu melihat mata gadis itu terasa begitu kosong dan asing saat menatapnya. Sungguh bukan seperti ini yang ia harapkan, dia ingin melihat mata itu menatapnya penuh kerinduan saat pertama kali terbuka.

"Argh..kenapa semuanya jadi begini!" Pekik Devan frustasi. Devan meninggalkan Jessica di kamarnya bersama anggota keluarganya yang lain, Devan masih belum sanggup menerima semuanya.

"Dev..tenangkan dirimu.." Abraham menghampiri Devan di ruangannya.

"Bagaimana aku bisa tenang, Ayah? Dia tidak mengingatku, bukan seperti ini yang aku inginkan! Kenapa Tuhan belum juga berhenti menghukumku!" Devan berkeras.

"Dev..dengarkan Ayah. Cintamu sedang diuji, kesetiaanmu sedang diuji..kau tidak boleh kalah. Kau harus buktikan bahwa cintamu bisa melewati semua rintangan. Setidaknya jauh di lubuk hatinya dia tahu dia sangat mencintaimu meskipun dia tidak ingat tentangmu dan tentang kalian"

Abraham benar, setidaknya tidak sepenuhnya diri Jessica melupakan Devan. Hatinya tahu bahwa dia mencintai Devan.

"Sekarang kau kembalilah ke kamarnya, Kiana sudah pulang karena ada urusan penting"

"Om Andreas?"

"Dia juga sudah pulang setelah Kiana memberitahu kalau dia Ayah Jessica, gadis itu menolak untuk menerima. Sikapnya kembali seperti sebelum dia memaafkan Andreas.."

"Kasihan Om Andreas.."

"Ya..tapi kita harus percaya bahwa semuanya akan segera berakhir. Dan setelah semuanya, Ayah akan menunjukkan sesuatu padamu" Devan mengerutkan keningnya menatap sang Ayah.

"Apa?"

"Rahasia dong, sana temui kekasihmu sebelum aku yang.."

"Stop! Aku akan kesana sekarang!" Sela Devan lalu sedikit berlari keluar dari ruangannya. Abraham terkekeh dan hanya menggeleng melihat kelakuan putranya.

Sesampainya di depan kamar Jessica, Devan tampak terdiam sebentar menyiapkan hatinya dan begitu pintu dibuka, tatapannya langsung bertemu dengan tatapan Jessica. Devan tidak tahu kalau gadis itu tidak sedang tidur.

"Kupikir kau istirahat.." ujar Devan lalu beranjak mendekat membantu Jessica yang mencoba untuk duduk diatas tempat tidurnya.

"Terima kasih, Dev..aku tidak bisa tidur. Hari ini terlalu membingungkan" katanya. Devan tersenyum samar.

"Aku mengerti kebingunganmu, Jess..tapi sedikit demi sedikit kau akan mengingat semuanya!"

"Kuharap juga begitu, aku merasa tidak tahu apa-apa..semuanya terasa hampa dan..kosong. Kadang ada sedikit rasa takut akan sesuatu yang aku tidak tahu, perasaan cemas dan tersesat!" Sahut Jessica, raut wajahnya tampak cemas.

"Sshh..Sayang..aku disini. Kau tidak perlu takut dan mencemaskan apapun selama ada aku, aku janji.."

"Jangan menjanjikan apapun padaku, Dev. Cukup cintai aku apa adanya" sahut Jessica tiba-tiba. Keduanya terdiam, Devan mengenal dan mengingat kalimat itu.

"Kau tau kalimat itu? Kau mengingatnya?"

"Kalimat yang baru saja? Aku tidak tahu, apa aku pernah mengatakannya sebelumnya?"

"Ya..saat aku menyatakan cintaku dulu"

"Oh ya? Aku minta maaf karena aku belum bisa mengingatnya"

"Aku mengerti, Sayang.."

"Apa itu panggilan sayangmu kepadaku?"

"Tidak, aku hanya suka memanggilmu seperti itu"

"Aku juga suka, aku merasa..tersanjung dan disayangi" sahut Jessica. Devan tertawa lembut.

[ 5 ] This Bad Girl Is Mine !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang