Tell Me Everything!

12.9K 559 1
                                    

Jessica terus menyumpah dalam hatinya menghadapi tingkah Devan yang semena-mena terhadap dirinya, ya..walaupun sebenarnya niat Devan baik untuk membantunya tapi tetap saja dia tidak suka. Dia tidak suka saat orang lain memandangnya lemah.

"Aku bisa sendiri!" Ucap Jessica saat Devan tengah megobati luka di kening dan lebam di wajahnya. Jessica berusaha mengambil kapas dan antiseptik dari tangan Devan tapi Devan menepisnya.

"Diamlah! Sebentar lagi selesai" sahut Devan.

"Jessica..ini di minum dulu air nya. Maaf gara-gara ibu, kamu jadi seperti ini" sesal si Ibu.

"Ibu bicara apa sih? Aku tidak apa-apa, lagipula aku yang minta maaf karena belum bisa membantu apa-apa. Aku janji akan mendapatkan uang itu secepatnya, Bu!"

"Uang apa?" tanya Devan bingung.

"Kepo!" Sinis Jessica membuat si Ibu tertawa.

"Sudahlah..kalian sebaiknya pulang. Sekali lagi ibu minta maaf, Jess!"

"Bu..berhenti minta maaf atau aku tidak akan pernah mengunjungi ibu lagi. Aku marah!"

"Jangan begitu, Jess. Sudah semestinya ibu minta.."

"Sudahlah, aku pulang, Bu. Dan aku janji akan menyelesaikan ini semua!" Sahutnya lalu beranjak pergi meninggalkan Devan.

"Bu..saya permisi!"

"Iya, Nak. Tolong jaga dia, kasihan dia. Dia anak baik!" Devan mengerutkan keningnya bingung.

"Jessica?" Si Ibu itu mengangguk pelan.

"Ibu tahu dia tidak sekuat kelihatannya, entahlah..dia juga tidak pernah mengatakan apa-apa kepada Ibu tentang masalahnya tapi ibu tahu masalahnya sangat berat" Devan tampak berfikir keras, apa mungkin ini ada hubungannya dengan orang tuanya? Kelihatannya hubungan mereka tidak terlalu baik.

"Sudah, Nak. Susul lah dia"

"Ahh..iya..terima kasih, Bu. Jangan khawatir, aku akan menjaganya!"

"Terima kasih, Nak!" Devan mengangguk lalu menyusul Jessica yang sudah keluar dari tadi.

Sialnya Devan sudah tidak menemukan Jessica, kemana perginya gadis itu? Devan menggelengkan kepalanya lalu masuk ke dalam mobilnya, cepat sekali perginya gadis itu. Tapi Devan yakin, Jessica akan baik-baik saja, sekarang lebih baik dia pulang karena Ayahnya sudah berkali-kali menghubunginya dari semalam.

*

Jessica melenggang pergi begitu saja tanpa berniat menunggu Devan, lagipula dia tidak ada hubungannnya sama sekali dengan Devan. Jessica bingung kenapa Devan seringkali muncul disekitarnya. Beruntung dia langsung menemukan taksi dan memutuskan untuk pulang. Badannya sakit dan sakit di belakang kepalanya kembali berdenyut.

Jessica benar-benar lelah dengan hidupnya, hidup yang dijalaninya terasa sangat berat sejak Mama nya pergi meninggalkannya. Menyalahkan siapapun pasti akan percuma karena memang begitulah takdir yang harus di jalaninya.

Gerimis mulai turun membingkai langit kota dengan kegelapan yang seakan mencerminkan hatinya. Mendung.

Jessica sampai dirumah menjelang tengah hari, tubuhnya basah kuyup akibat menerjang hujan dari halaman rumah hingga sampai ke teras. Jessica menatap pintu itu lama sekali seakan tidak ada gairah sama sekali untuk memasuki rumah itu, tapi mau diapakan lagi ini rumahnya..rumah Papa nya.

"Kak Jess..kok basah?" Pekikan Levin membuyarkan lamunannya, Levin sudah berdiri di depan pintu bersama Mbak Asih, tadinya Levin ingin melihat hujan sebentar tapi malah sudah ada Jessica di depan pintu.

[ 5 ] This Bad Girl Is Mine !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang