Place where Im with You

11.3K 464 2
                                    

Jessica terbangun saat mendengar gemericik air dari pancuran buatan tidak jauh dari pondokan yang semakin jelas di pendengarannya, saat pandangannya sempurna jelas..dia kebingungan dimana dia berada saat ini. Ah..dia baru ingat semalam Devan menculiknya kesini. Ngomong-ngomong soal Devan, Jessica cukup terkejut mendapati laki-laki itu terbaring meringkuk menghadapnya. Laki-laki itu kedinginan sementara dia membiarkan Jessica tidur nyenyak dengan hoodie yang melekat di badannya dan selimut tebal melingkupinya.

Batin Jessica meringis mengingat sikap manis dan lembutnya Devan terhadapnya selama ini. Berkali-kali Devan menyelamatkannya dari bahaya, mengkhawatirkannya dan kadang bersikap membingungkan. Semua itu membuat Jessica mendadak merasakan desiran yang aneh dihatinya.

Jessica bangun dari tidurnya, menarik selimut dari badannya dan melingkupkannya ke tubuh Devan. Laki-laki itu menggeliat sebentar lalu kembali meringkuk dengan balutan selimut di pondokan itu. Jessica memutuskan untuk melihat-lihat keluar pondokan, saat ini menjelang fajar terbit dan Jessica penasaran sekali dengan bagaimana pemandangan disitu jika dilihat dari sini.

Jessica duduk di bangku yang semalam didudukinya bersama Devan, seketika dia teringat kejadian semalam. Bagaimana bisa dia dengan begitu gamblangnya menceritakan semua masalah kehidupannya kepada seseorang yang bahkan belum genap 2 bulan dikenalnya. Ayolah..ini terlalu cepat. Tapi Devan menawarkan kenyamanan, kehangatan dan rasa percaya sehingga Jessica cepat sekali merasa aman dan nyaman.

Jessica malu saat menyadari dirinya tertidur dalam pelukan Devan, kemana semua sikap dinginnya selama ini? Didepan Devan semuanya mulai memudar..

"Huh..kupikir kau pergi kemana, Jess!" Seruan panik itu membuat Jessica tersentak lalu menoleh cepat kebelakang. Sungguh dia ingin tertawa saat ini melihat Devan sudah seperti kepompong dengan balutan selimut tebal itu, tapi dia menahan tawanya.

"Aku tidak kemana-mana. Lagipula aku tidak tahu jalan!" Devan mendesah lega lalu duduk disamping Jessica.

"Kenapa kau bangun? Kenapa tidak membangunkanku?"

"Aku terjaga dan kebetulan sekali sebentar lagi matahari akan terbit, aku ingin melihatnya. Kau terlihat lelah dan sangat lelap. Aku takut mengganggumu!" tutur Jessica. Devan menguap.

"Harusnya kau membangunkanku, itu tidak masalah. Kau tidak kedinginan?" Ujar Devan sambil menyodorkan selimut kepada Jessica. Jessica menggeleng.

"Tidak..hanya sedikit. Pakailah!"

"Tidak mau!" Ujar Devan lalu membentangkannya dan menyelimuti tubuh mereka dengan selimut itu lalu menyandarkan kepalanya di bahu Jessica dengan santai. Kegilaan Devan kumat, harusnya Jessica yang melakukannya bukan Devan.

"Dev..jaga sikapmu!"

"Biar saja..aku masih mengantuk sekali!"

"Pergilah kembali tidur!"

"Tidak mau. Aku ingin menemanimu disini!"

"Terserah kau saja!" Sahut Jessica, menyerah. Devan mulai menyamankan posisinya saat ini. Dia menggoyang-goyangkan kepalanya di bahu Jessica membuat Jessica terkekeh geli. Demi mendengar kekehan pelan Jessica, Devan membuka matanya cepat dan mengangkat kepalanya untuk melihat Jessica. Saat Devan menatapnya, senyum itu perlahan memudar.

"Kenapa?" Tanya Jessica bingung.

"Kau baru saja tersenyum?" sahut Devan membuat Jessica mengernyit bingung.

"Ada yang salah?"

"Tidak..tidak. Aku senang sekali melihatmu tersenyum, selama ini aku hanya melihat ekspresi dingin diwajahmu. Dan baru saja aku melihatmu tersenyum, kurasa aku akan menandainya di kalender.

[ 5 ] This Bad Girl Is Mine !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang