XXXIV

26 0 0
                                    

Setelah kejadian beberapa waktu lalu Yre sering main kerumah kami, ia bilang ia akan segera menikah dengan Lyz, karena ia dan Lyz punya tugas keluarga yang harus segera diselesaikan.
"Jika kau menikah nanti seperti apa konsep yang kau inginkan An" tanya Yre sambil mengepang rambutku, ia juga memberikan dress hitam polos dengan lengan pendek, lalu sepatu hitam miliknya yang masih terlihat layak untukku
"Konsep Fairytale?" jawabku
"Kenapa kau menyukai fiksi?"
"Entahlah membayangkan hidup bebas dan hanya memikirkan wilayah kekuasaan terdengar menyenangkan, walau kuakui itu lebih terkesan seperti binatang" jawabku panjang lebar
"Memang kau mirip musang An" sambung Lyz membuatku melempar remote tv kearahnya
"Lalu kenapa kau ingin menikah dengan makhluk dingin seperti Lyz?" tanyaku
"Takdir" jawab Yre singkat, dan terlihat Lyz yang mengulas senyum
"Bagaimana kau tahu bahwa ini takdir Yre? Sedangkan kau bukan tuhan atau makhluk immortal" ucapku memberikan ekspresi datar
"Aku immortal, begitu pula Lyz, kau juga" ucap Yre membuatku terkekeh
"Amin" ucapku
"Tak perlu diamini memang kau makhluk immortal" ucap Yre lagi, aku melihat Lyz yang kaget menatap Yre yang ada dibelakangku
"Geli bodoh, kak" ucapku merasakan sebuah bulu yang mengelitiki telingaku, bukan hanya satu tapi kedua telingaku
"Yre kubila---" aku takjub, menatap Yre yang sekarang menghadap kesamping dengan Ekor berwarna putih berkilau berjumlah sembilan, aku menutup mulutku saat Yre berubah seuntuhnya menjadi musang cantik dengan ekor yang mengibas angin membuat ruangan ini terasa penuh dengan oksigen.
Aku mendekat kearahnya, membelai wajahnya dengan mulut yang maju seperti seekor musang, lalu dengan ganas menatapku tajam dan mengeram memperlihatkan giginya yang tajam dan kecil, aku berusaha meraihnya lagi tapi Lyz menghalangiku,
"Itu bukan cuma Yre, itu Yuan Kyuubi kepunyaan Yre. Berubahlah Yre" lalu musang itu menunjukan lagi tubuh Yre yang cantik, dengan tanda putih perak dilengannya yang melingkar dengan cahaya terang lalu pudar dan hilang
"Apa kau tahu tentang ini Lyz?" tanyaku pada Lyz yang menatapku menelaah,
"Iya tapi apa yang kau pikirkan An, hingga matamu berbinar dan tidak memperlihatkan rasa takut sedikit pun?" tanya Lyz aku senyum dan kali ini memperlihatkan gigiku yang putih bersih
"Kalian sangat cocok, aku ingin membuat buku Fiksi nanti" ucapku membuat Lyz memutar bola matanya jengah, lalu Yre menarik Lyz dengan ekor Kyuubi, lalu keluar ekor Kyuubi lainnya berwarna Biru dengan ujung putih gelap, "i-itu ekor s-siapa?" tanyaku terbata-bata
"Ekorku An" ucap Lyz, baiklah kali ini sukses membuatku shock tapi senang juga,
"Kau? Immortal?!" ucapku membuat Lyz menutup telinganya dan Yre terkekeh pelan
"Iya" jawabnya singkat. "itu kenapa kau bisa menjawab semua pertanyaanku tentang makhluk immortal?" nodded.
Aku berjalan kearahnya menatapnya tajam, ekspresinya yang tadinya malas malah jadi menatapku penuh kekhawatiran.
"Kau...berhutang.penjelasan.padaku" ucapku lalu berbalik dan mengangkat tanganku keudara
"Aku akan bilang pada seluruh dunia bahwa aku melihat makhluk fiksi yang asli, aku mencintai kalian kak"
"jangan coba-coba Annalea!" teriak kak Lyz dari dalam rumah, but hei who cares?

Seperti biasa tak ada bedanya hari sekolah yang ini dengan yang lalu, yang berbeda hanya ada penelitian dihutan, pelajaran science memang menyebalkan, kenapa harus meneliti sesama kita, biarkan saja mereka hidup dengan bebas, aneh.
"Kalian boleh menyusuri hutan ini, tapi pastikan kalian tidak masuk terlalu dalam karena hutan Kyliis terlalu berbahaya, ingat radius 10m!" pekik Mr.Huston, Hutan Kyliis dalam novel fiksi milik seorang sejarahwan bernama Thunder Qyski, adalah Hutan berdarah tempat para monster dan makhluk aneh berada dan ada sekelompok manusia setengah immortal yang berjaga disekitarnya tapi tidak pernah ada yang tahu wujud manusia itu secara spesifik

"ERRR" terdengar geraman dari balik punggungku, karena sinar matahari yang tertutup daun membuatku terpaksa maju beberapa langkah untuk memastikan siapa itu, hingga muncul siluet hitam besar dengan mata kuning tajam dan urat mata berwarna merah yang hampir keluar gigi yang besar, mungkin sama dengan gading gajah kuatnya dan jangan lupakan air liur yang menetes itu. Glup. Aku mundur dan menginjak ranting tanah membuat serigala itu membuat suara khas melingking yang terdengar seperti 'aku lapar' lalu menatapku tajam 'kuhabisi kau' aku berlari sekuat yang aku bisa, tak jarang terjatuh karena salur dan akar pepohonan, tapi aku bukan gadis yang ada ditelevisi, aku bangkit dan berjalan sedikit terpincang-pincang. Dan sialnya dihadapanku berdiri serigala berbulu hitam pekat dengan bulu berwarna perak memenuhi leher bulu perak itu membuat salur indah diatas punggungnya yang tidak dapat aku lihat karena tingginya 2-3 kali lipat dariku, wajah, ujung kaki dan ujung ekor. Terlihat ganas dan menawan, melirik kearah serigala berbulu hitam menjijikan dibelakangku dengan tajam, lalu maju dan mencakar wajah serigala tadi, perkelahian terjadi saling melukai serigala hitam tadi tidak kalah besar, walau tidak sebesar serigala menawan itu, ia mengaum dengan suara seperti anjing besar dan merobek leher serigala hitam itu hingga ia jatuh, suara mendengking dari serigala hitam itu perlahan menghilang dan tubuhnya hancur tertiup angin, serigala menawan tadi berdiri dengan kedua kakinya seperti anubis yang membuat tubuhnya 4-5 kali lipat lebih besar dariku , lalu mengeram tertahan lalu kembali keposisi semula menatap kearahku, tak ada perasaan takut, baiklah aku sedikit ngeri saat ingin menyentuhnya, ia mendengus kesal kearahku lalu mundur, aku tetap mencoba meraihnya, dan untuk kesekian kalinya akhirnya ia diam dan membiarkan tanganku menyentuh bulunya.
Dibuku fiksi yang kubaca mereka menulis bahwa bulu mereka lembut dan ternyata ini lebih lembut dari yang kukira seperti menyentuh pakaian dari sutra, tanganku beralih ke bulu berwarna perak itu dan mengejutkan bulu itu seperti memegang busa sabun saat mencuci pakaian seakan-akan mereka akan rontok dan menghilang jika kau memegang lebih lama.
Ia mendekatkan wajahnya kearahku lalu mengendus leherku dan telingaku membuat sensasi mengelitik disana, juga diperutku. Jantungku berdebar kencang, masa kau menyukai binatang An?
Dia melihat kearahku tajam lalu muncul suara 'tunggu disini' aku mengangguk, kupikir ini hanya ilusi tapi tidak serigala itu benar-benar pergi dan masuk kebelakang pohon besar yang berusia ratusan tahun, lalu muncul siluet pria dengan badan proposional, dan tidak menggunakan baju, ia menarikku yang kehabisan kata-kata bagaimana tidak, aku selalu bertemu dengannya dengan cara yang ajaib bahkan mustahil, hari ini adalah hari terfiksi sepanjang sejarah hidupku
"Arrene?" tanyaku memastikan, setelah memakai kemeja hitamnya ia memakaikanku mantelnya yang tebal
"Ayo kau tergilir" ucapnya
"Bagaimana kau bisa tahu? Aku saja tidak merasak---aw!" pekikku saat kulihat Arrene memegang pergelangan kakiku
"Kan sudah kubilang" ucapnya untuk yang kesekian kalinya sambil mendongak menatapku
"Tapi bagaimana kau bisa tahu?" tanyaku dia berjongkok didepanku, menyuruhku naik kegendongannya, punggungnya hangat sama seperti serigala tadi
"Kitakan mate" jawabnya singkat membuat hariku lengkap dengan berbagai keajaiban.

***
Kalau mirip sama berbagai cerita yang lain, maaf.
Kalau terlalu bertele-tele, minta maaf juga.
Kalau males bacanya, dimaafin.
Kalo pas Mateed sama kayak cerita lain, maaf.
Vomments! Kamsahab! Bow~

War Of The Secret World Fiction // Nash Grier■Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang